Mohon tunggu...
Ade Vincent
Ade Vincent Mohon Tunggu... Administrasi - Teaching ESP

Teaching ESP for teachers and ESL for undergraduate students

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Studi Kasus Diksi dalam Menulis Puisi Bermajas Metafora dan Simile

5 Februari 2024   08:56 Diperbarui: 5 Februari 2024   09:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menulis Puisi Bermajas Metafora & Simile bagi kelas XI.


Pada suatu hari di musim kemarau kota Blitar, di pertengahan bulan Desember 2023, Bersama para peserta didik kelas XI, kami melaksanakan pembelajaran dengan materi belajar menulis puisi menggunakan majas metafora dan simile dengan model belajar Problem Based Learning. Materi yang mungkin jarang dilaksanakan di level SMA. Berbasis adaptasi pengajaran ala Cambridge, kelas belajar mengajar ini diikuti oleh 15 peserta didik. Penggunaan puisi sebagai media belajar ini berlatarbelakang bahwa sudah dua tahun ini pengunjung perpustakaan di sekolah kami menurun drastis. Mayoritas mereka lebih memilih pergi ke ruang komputer untuk membaca dan menulis dengan memanfaatkan komputer yang difasilitasi jaringan internet. Di sisi lain, saya melihat mereka di waktu senggang kadangkala menulis puisi. Entah sekedar iseng atau serius mencurahkan isi hatinya. Dua hal inilah yang menggugah niat saya untuk menyajikan puisi guna membantu para peserta didik mengembalikan kembali minat berkunjung ke perpustakaan dan membaca serta menulis. Terutama menulis adalah bagian dari proses anak-anak remaja ini menarasikan berbagai gagasan dalam pikiran mereka sehingga menambah pengalaman kemampuan mereka menjalani sebuah proses berpikir untuk menghasilkan sebuah karya terkhusus bagi pelajar generasi Z.

Dalam kegiatan belajar ini, beberapa peserta didik mengalami suatu kesulitan yang menarik untuk diangkat, yakni memilih kata yang tepat terutama saat menerapkan majas metafora dan simile. Mengapa menarik? Karena permasalahan ini menunjukkan mereka ada di level yang baru. Setahun lalu mungkin para pelajar ini kesulitan dalam perbendaharaan kosakata, namun saat ini kesulitan dalam diksi atau memilih kata yang sempurna.

Maka untuk menanggapi permasalahan ini, saya , sebagai pengajar mengajak mereka untuk memulai ketertarikan dengan melihat visualisasi video materi di media sosial yang menarik bagi gen Z. Mengajak mereka untuk mengerjakan lembar kerja mulai dengan brainstorm dan diskusi kelompok lalu menuangkan dalam kesimpulan jawaban sambil melakukan pemantauan berkeliling alih-alih bila ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam alur pengerjaan tugas. Lembar kerja pun mempunyai tahapan-tahapan tingkat kesulitan dan alur yang mengarah pada maksimalitas pengerjaan tugas akhir, yakni mempresentasikan puisi bermajas metafora dan simile yang bagus dan berkesan.

Menjelang selesainya kegiatan belajar mengajar, para peserta didik mengevaluasi hasil belajar mereka dan mengapresiasi hasil tampilan puisi kelompok-kelompok lain. Dari sharing ini, kami dapat melihat perkembangan masing-masing individu mengenai seberapa jauh mereka mendalami dan memaknai proses yang telah terjadi selama 160 menit pembelajaran. Sejauh mana pula kekurangan yang bisa dibenahi baik dari sisi pengajar maupun pembelajar.

Pada akhirnya para peserta didik, dalam studi kasus diksi ini, telah meningkatkan kemampuan mereka dalam hal kognitif ilmu, penggunaan teknologi, dan pemaknaan materi belajar yang sarat nilai-nilai hidup yang nantinya akan sangat bermanfaat saat mereka terjun dalam hidup bermasyarakat. Semoga karya modul ajar beserta sarana-sarana dan segenap motivasi yang menyertai dapat mendampingi para peserta didik bertumbuh berkembang dalam ketekunan menjalani panggilan hidup mereka masing-masing demi menyongsong Indonesia Emas 2045.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun