Pendekatan supervisi pembelajaran kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru.
B. Model Supervisi
Model supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai model atau variasi yang digunakan seorang pengawas dalam kegiatan pendidikan di bidang pendidikan.
Model supervisi menjadi empat bentuk yaitu model konvensional (tradisional), model ilmiah, model klinis , dan model artistik.
1. Model konvensional (tradisional)
Model konvensional sangat erat kaitannya dengan keadaan masyarakat pada masa itu yang otoriter dan feodal. Seorang pemimpin cenderung mencari-cari kesalahan dan menemukan kesalahan. Ini memengaruhi model kontrol berdasarkan pencarian rasa bersalah dan menemukan rasa bersalah, bahkan mengintai.
2. Model Supervisi Ilmiah
Model supervisi ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, sistematis dan menggunakan teknik-teknik tertentu, menggunakan alat pengumpulan data dan informasi yang objektif tentang kondisi yang sebenarnya. Dengan kata lain, model supervisi ilmiah mengarah pada metode pengendalian ilmiah. Hasil penelitian ilmiah diberikan kepada staf pengajar sebagai umpan balik dan sebagai pedoman untuk pengembangan pekerjaan mengajar selama semester berikutnya.
3. Model Supervisi Klinis
      Â
Supervisi klinis adalah suatu proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru.
4. Model Artistik
Mengajar selain sebagai knowledge dan skill, tetapi juga kiat, begitu juga dengan supervisi yang merupakan pengetahuan, keterampilan dan juga suatu kiat.
Kegiatan supervisi sebaiknya kepemimpinan harus memperhatikan seluruh civitas akademika, termasuk staf pengajar. Komitmen semua pihak yaitu dosen, kepala sekolah, tenaga pengajar, komite sekolah, yayasan, mahasiswa, masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk kemajuan pendidikan tinggi. Tujuan akhir dari kegiatan supervisi adalah untuk menghasilkan siswa dan guru yang berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI