Mohon tunggu...
Ade Husnaeni
Ade Husnaeni Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi : Membaca. || Kepribadian: Selalu menerima apa yang terjadi. || Konten Favorit: Pendidikan , Kulineran , Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan Model Supervisi

1 April 2023   01:40 Diperbarui: 1 April 2023   01:36 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Supervisi pendidikan mengacu pada proses pemberian layanan dukungan profesional kepada guru dengan tujuan meningkatkan kemampuan mereka untuk melakukan tugas mengelola proses pembelajaran secara efektif dan efisien. 

Dalam artikel ini kita akan membahas pendekatan model supervisi.

Model supervisi akademik dapat diartikan sebagai acuan yang digunakan oleh kepala sekolah atau pengawas dalam melakukan bimbingan pendidikan.

Pendekatan dalam supervisi pengajaran merupakan layanan dukungan profesional apa pun kepada guru, secara individu atau kelompok, untuk meningkatkan pengajaran dan meningkatkan kurikulum melalui proses yang membutuhkan intuisi, kreativitas, kecerdikan, dan keterampilan mengajar.

Terdapat tiga pendekatan supervisi pembelajaran yaitu pendekatan direktif, kolaboratif dan non direktif.

A. Pendekatan Supervisi

1. Pendekatan Supervisi Pembelajaran Direktif (Langsung)

Pendekatan direktif untuk menasihati akademik adalah cara untuk menangani masalah segera. Guru memberikan instruksi secara langsung, sehingga wajar saja pengaruh perilaku guru lebih dominan. Pendekatan pengajaran mengajar adalah proses tatap muka antara guru dan guru yang membahas masalah pengajaran dan mencoba untuk melakukannya. Tujuan panggilan adalah untuk membantu.

2. Pendekatan Supervisi Pembelajaran Non-Direktif (Tidak Langsung)

Pendekatan non-direktif (tidak langsung) mengacu pada cara menangani masalah yang pada dasarnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung mengatasi masalah, tetapi ia terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikatakan guru. Karena pribadi guru sangat dihargai, jumlahnya lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru. Guru menyajikan masalah. supervisor mencoba untuk mendengarkan dan memahami apa yang dialami.

3. Pendekatan Supervisi Pembelajaran Kolaboratif

Pendekatan supervisi pembelajaran kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru.

B. Model Supervisi

Model supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai model atau variasi yang digunakan seorang pengawas dalam kegiatan pendidikan di bidang pendidikan.

Model supervisi menjadi empat bentuk yaitu model konvensional (tradisional), model ilmiah, model klinis , dan model artistik.

1. Model konvensional (tradisional)
Model konvensional sangat erat kaitannya dengan keadaan masyarakat pada masa itu yang otoriter dan feodal. Seorang pemimpin cenderung mencari-cari kesalahan dan menemukan kesalahan. Ini memengaruhi model kontrol berdasarkan pencarian rasa bersalah dan menemukan rasa bersalah, bahkan mengintai.

2. Model Supervisi Ilmiah
Model supervisi ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, sistematis dan menggunakan teknik-teknik tertentu, menggunakan alat pengumpulan data dan informasi yang objektif tentang kondisi yang sebenarnya. Dengan kata lain, model supervisi ilmiah mengarah pada metode pengendalian ilmiah. Hasil penelitian ilmiah diberikan kepada staf pengajar sebagai umpan balik dan sebagai pedoman untuk pengembangan pekerjaan mengajar selama semester berikutnya.

3. Model Supervisi Klinis
             
Supervisi klinis adalah suatu proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru.

4. Model Artistik
Mengajar selain sebagai knowledge dan skill, tetapi juga kiat, begitu juga dengan supervisi yang merupakan pengetahuan, keterampilan dan juga suatu kiat.
Kegiatan supervisi sebaiknya kepemimpinan harus memperhatikan seluruh civitas akademika, termasuk staf pengajar. Komitmen semua pihak yaitu dosen, kepala sekolah, tenaga pengajar, komite sekolah, yayasan, mahasiswa, masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk kemajuan pendidikan tinggi. Tujuan akhir dari kegiatan supervisi adalah untuk menghasilkan siswa dan guru yang berkualitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun