Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menutup Telinga dengan Kedua Tangan

18 Juni 2021   08:29 Diperbarui: 18 Juni 2021   08:40 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu ujian dalam rumah tangga ialah... diperbincangkan orang lain. Keluargaku pun demikian, selalu di permasalahkan, padahal jelas-jelas aku tak pernah mempermasalahkan keluarga lain. Tema permasalahan yang diperbincangkan pun remeh-temeh, salah satunya ialah,  aku memiliki anak cengeng.

            Bagiku pribadi, anak cengeng tak masalah selama dalam koridor yang pas seperti: cengeng sehabis jatuh dan cengeng ketika rindu ibunya saat ditinggal pergi bekerja. Sayang, pemikiranku berbenturan dengan orang-orang sekitar. Bagi mereka anak cengeng adalah anak yang penakut, terutama jika ia adalah laki-laki.  

            Mereka tak tahu bahwa psikis anak usia 2 tahun sedang 'cengeng-cengeng'-nya, dan itu adalah hal wajar menurut para ahli perkembangan anak. Terkadang, aku menanggapi komentar-komentar mereka, namun sayang karena kualitas SDM yang minim, mereka tetap menyalahkan diriku. Mereka menganggapku tak becus mengurusi anak.

             Maka saat ini, yang bisa kulakukan hanyalah menutup telinga dengan kedua tangan rapat-rapat. Mengapa demikian? Sebab kedua tanganku tak mampu menutup mulut mereka untuk tidak berkomentar nyinyir. Yah, itulah salah satu permasalahan dalam keluargaku, diperbincangkan, dikomentari, bahkan dihakimi sepihak.

            Menurutku, mereka terlalu mencampuri urusan pribadiku, sampai-sampai mereka lupa akan urusan mereka sendiri. Mereka pun lalai mengurusi anak mereka yang tak jelas masa depannya karena tak bisa bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Sehari-hari anaknya hanya melamun dan asyik dalam kesendirian, berharap bahwa keberutungan hidup akan didapat dengan mudah tanpa harus melalui perjuangan keras.

            "Ah, urus saja kehidupan kalian. Tak perlu mengurusi kehidupanku, lagipula kehidupan kalian tak lebih baik dari kehidupanku."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun