Berbicara tentang kehidupan, tentunya hal tersebut tidak lepas dari sebuah objek yang memiliki peran penting dalam setiap kegiatan atau aktivitas setiap hari nya, yaitu manusia. Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang hidup sesuai dengan fungsi dan potensi yang berbeda-beda. Hal tersebut tentunya terjadi karena takdir tuhan serta  kemauan setiap individu untuk terus belajar berinovasi terkait hal-hal yang akan berpengaruh untuk kehidupan mendatang dan perkembangan dunia. Dalam menjalankan aktivitas setiap hari, tentunya manusia memberikan sebuah ekspresi atau perasaan yang beragam terkait apa yang sedang mereka lakukan. Perlu kita sadari bahwa segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia sangat berkaitan dengan sebuah seni. Seni merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, baik zaman dahulu maupun masa sekarang. Lalu sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan seni?
Secara etimologis, kata seni berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Sani yang artinya pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Dengan kata lain, seni sangat erat hubungannya dengan upacara keagamaan yang disebut juga dengan "kesenian". Dikutip dari laman Wikipedia Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, fungsinya, bentuknya, makna dari bentuknya, dan sebagainya), seperti tari, lukisan, ukiran. Seni meliputi banyak kegiatan manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau pertunjukan yang mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau keprigelan teknik pembuatnya, untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya. Di Indonesia bahkan dunia terdapat bermacam-macam seni, seni itu sendiri terbagi menjadi 3 macam yaitu seni audio (yang diserap melalui indra pendengaran), seni visual (yang diserap melalui indra penglihatan), dan seni audio-visual (yang dapat diserap dengan indra pendengaran serta indra penglihatan). Adapun contoh dari ketiga seni tersebut adalah seni musik / suara, drama radio, seni tari, seni theater/drama.
Sama hal nya yang terjadi di Indonesia, tidak sedikit masyarakat Inodensia yang tertarik di bidang seni, baik itu seni musik, drama/ theater, dan juga seni tari. Beberapa seni tersebut sangat diminati oleh berbagai kalangan masyarakat seperti anak-anak, remaja, deawasa, maupun orang tua. Contohnya yaitu seni tari, menurut Kamala Devi Chattopadhyaya (1903-1988) seni tari adalah suatu insting atau desakan emosi di dalam diri manusia yang mendorong seseorang untuk menemukan ekspresi pada gerak-gerak ritmis. Ada banyak contoh tarian tradisonal yang terdapat di Indonesia yaitu tari merak, tari kecak, tari tanggai, tari serimpi, dan masih banyak lagi contoh tarian tradisional yang berasal dari kota-kota di Indonesia.
Seni tari tidak hanya dimanfaatkan untuk sekedar menyalurkan hobby saja, tertapi seni tari juga dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan ataupun mengembangkan bakat setiap orang. Perlu disadari bahwa seni tari tidak hanya diminati oleh kaum perempuan saja, bahkan tidak sedikit kaum laki-laki yang tertarik di bidang seni tari tersebut. Walapun pada masa sekarang beberapa orang melakukan sebuah inovasi pada tarian seperti contonya sudah banyak berbagai macam tarian modern yang sering kita lihat. Namun hal tersebut tidak melunturkan minat orang-orang pada tarian tradisional, karena tarian tradisional merupakan salah satu ciri dari kebudayaan bangsa Indonesia.
Hal tersebut juga dimanfaatkan oleh salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya angkatan 2010 yaitu Ferry Gunawan beserta teman-temannya. Mereka berinovasi dengan membangun sebuah sanggar tari untuk menyalurkan bakat sekaligus hobby yang sedang digeluti. Awal mulanya mereka tergabung pada sebuah komunitas seni di kampus, akhirnya karena mereka memiliki tujuan yang sama maka terbentuklah sebuah sanggar yang bernama sanggar Kipas Emas. Sanggar tersebut terbentuk pada tahun 2012 yang berlokasi di Timbangan KM 32, Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Sanggar Kipas Emas bertujuan untuk melatih bagi setiap orang yang memiliki potensi di bidang seni, terutama seni tari. Selain itu juga, sanggar ini didirikan untuk mengambil job atau tawaran pekerjaan seperti menari pada pesta daerah, pernikahan dan sebagainya.
Kegiatan yang terdapat pada sanggar tari tersebut yaitu latihan Bersama yang jadwalnya fleksibel menyesuaikan waktu dari kedua pihak yaitu anggota dan pelatih atau tutor. Selain latihan, kegiatan yang terdapat pada sanggar tari tersebut yaitu job pada beberapa acara, kegiatan lomba, bahkan sanggar ini juga berjualan bucket, meyewakan pakaian, aksesoris, terian, serta pakaian untuk acara pernikahan. Karena kegigihan dari tutor dan anggota nya dalam latihan, mereka telah banyak menorehkan prestasi seperti juara I lomba tari kreasi Sumatera Selatan, juara penata tari terbaik, serta juara 3 dance competition. Sanggar Kipas Emas menyediakan fasilitas berupa gedung Latihan 2 tingkat dan berbagai alat penunjang proses latihan.
Pandemi covid-19 tentunya sangat berdampak sangat besar pada sanggar Kipas Emas, yaitu penurunan omset. Pada awal masa pandemi covid-19 yaitu maret tahun 2020, bahkan tidak ada satupun job yang masuk pada waktu itu. Namun pelatih dan anggota sanggar yang beranggota 24 orang melukakn bermacam cara seperti mengikuti lomba-lomba parade di aplikasi tiktok, dengan begitu akan menambah omset serta pengalaman untuk sanggar Kipas Emas. Harapan kedepannya, semoga dengan adanya sanggar ini budaya local khususnya tarian tradisional akan terus berkembang di era modern sekarang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI