Di berbagai daerah di Indonesia, punya makanan khas  otentik yang tak hanya menjadi bagian dari tradisi kuliner, tetapi juga menghidupi banyak orang melalui usaha mikro. Salah satunya adalah pecel, hidangan sederhana berbahan dasar sayuran rebus dengan siraman sambal kacang yang gurih dan khas. Tak heran, dari ujung Banyuwangi hingga Yogyakarta banyak di temui kampung pecel yang banyak dari penduduknya bergantung penghidupannya dengan menjual makanan ini dengan berkeliling ataupun menjualnya di lapak sederhana, bahkan telah menjadi warisan turun-temurun hingga beberapa generasi yang terus berkembang dan menggerakkan ekonomi kerakyatan.
Lantas, bagaimana sebenarnya peran para penjual di kampung pecel dalam menghidupkan usaha mikro yang mampu menghidupi ekonomi keluarga dan sekitarnya?Â
Apa yang membuatnya tetap bertahan puluhan tahun di tengah gempuran  fusion kuliner yang berasal dari bermacam tempat dengan berbagai variasi dan rasa hingga kini?
Dari Dapur Rumahan ke Pasar yang Luas
Pecel lahir dari dapur sederhana yang dimasak saat subuh dini hari oleh para pejuang ekonomi dengan ketekunan dan konsistensi seumur hidup tanpa mengenal hari libur sebagai bentuk komitmen untuk berjuang memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Pecel bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol keberlanjutan ekonomi berbasis keluarga. Di banyak kampung pecel, usaha ini dimulai dari skala rumahan, di mana para ibu rumah tangga meracik sambal kacang dan menyiapkan sayuran segar setiap pagi untuk dijual di pasar tradisional, warung atau lapak kecil tempat menjajakan dagangannya.
Seiring waktu, banyak dari mereka yang kemudian membuka usaha sendiri, baik dalam bentuk warung pecel sederhana, gerobak keliling, maupun pasokan sambal pecel kemasan yang kini semakin diminati.Â
Tanpa perlu modal besar yang harus didapatkan dari utang Bank atau peralatan canggih berharga mahal dan rumit saat dioperasikan, usaha pecel tetap bisa berkembang dan memberikan penghasilan stabil dan cenderung naik seiring bertambahnya pelanggan dan pembeli bagi banyak keluarga yang menjalankan usaha ini.
Ekonomi Kerakyatan yang Bergerak
Salah satu hal menarik dari kampung pecel adalah bagaimana ekosistem usaha ini melibatkan banyak pihak, menciptakan rantai ekonomi yang saling menghasilkan keuntungan atau bersimbiosis -mutualisme di berbagai lini masyarakat yang aktif dan ikut terlibat. Mereka yang merasa sangat tergantung pada sektor usaha ini diantaranya:
- Pemasok dan  Pedagang Sayuran,
Pecel identik dengan sayuran segar seperti bayam, kangkung, kacang panjang, dan taoge. Permintaan yang tinggi dari pedagang nasi pecel otomatis membuat pemasok dan pedagang kecil sayur ikut merasakan manfaatnya dengan menjual kebutuhan yang akan diolah menjadi sayur pecel setiap hari. Omset mereka terpengaruh bila pelanggan pembeli syur mereka libur dan tidak berjualan. - Pembuat Sambal Kacang,
Sambal kacang adalah kunci kelezatan pecel, dan di banyak kampung pecel, ada keluarga atau kelompok orang yang khusus membuat sambal kacang dalam jumlah tertentu r. Ini bukan hanya memenuhi kebutuhan warung-warung pecel setempat, tetapi juga menjangkau pasar luar daerah dalam bentuk sambal pecel kemasan. - Pengrajin Lempeng dan Pelengkap Pecel,
Selain sayuran dan sambal, pecel sering disajikan dengan pelengkap seperti rempeyek kacang atau kerupuk lempeng. Tak jarang, usaha kecil pengrajin camilan tradisional ini berkembang karena kebutuhan pasar yang terus ada. - Pekerja di Warung dan Distribusi,
Usaha pecel yang semakin berkembang juga menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang. Mulai dari karyawan warung, pekerja di dapur produksi sambal, hingga tenaga distribusi yang mengantarkan bahan ke berbagai tempat
Dengan pola usaha seperti ini, kampung pecel bisa menjadi contoh nyata bagaimana usaha kecil yang berbasis kuliner tradisional mampu menghidupkan banyak pihak dalam satu ekosistem ekonomi yang mandiri.
Keunikan Warisan Usaha yang Bertahan Hingga Kini
Yang membuat kampung pecel menarik bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari bagaimana usaha ini tetap bertahan sebagai warisan turun-temurun. Banyak keluarga yang sejak generasi kakek-nenek sudah berjualan pecel, dan kini diteruskan oleh anak-anak mereka dengan berbagai inovasi yang membuat makin terus selalu berkembang.