Mohon tunggu...
Suardi Manyipi
Suardi Manyipi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Protektif. Kadang kadang tak rasional

Journalist Membaca dan menulis adalah dua hal yang harus selalu beriringan dan kini lagi semangat2nya belajar SEO di www.masmedia.xyz

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gara-gara Ngidam KFC, Suami Terpaksa Keluar Dini Hari

7 November 2016   23:29 Diperbarui: 7 November 2016   23:47 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
From http://hotncheese.kfcku.com/

MAKASSAR -- Mengandung buah hati tentunya sebuah anugerah yang tidak ternilai harganya apapun yang ada di dunia ini. Terlebih dua tahun lamanya, harus menunggu dan mesti menutup telinga dan bermuka tebal. Dari pertanyaan yang memang sederhana. Namun, membuat hati gulana. Apalagi kalau bertemu sanak keluarga atau sahabat lama.

"Uda berapa banyak momongan?" Pertanyaan sederhana namun menyayat hati. Yah, jawaban paling bijak. "Tuhan belum kasi." Lalu menghembus nafas diam-diam usai menjawabnya. Akan tetapi, saya patut bersyukur. Pertanyaan itu kini terjawab. Jika suatu waktu ditanya lagi. Aku bisa jawab, "Alhamdulillah, Tuhan sudah titip satu disampingku. Semoga bisa mendidiknya dengan baik." Berbicara KFC. Ini mungkin salah satu pengalaman yang tidak bisa saya lupa.

Saat istri ngidam. Mengandung buah hati kami. Kalau tidak salah ingat si-imut, begitu kami memanggilnya, sudah berjalan tujuh bulan dalam kandungan. Waktu itu, malam minggu. Istriku terjaga dari mimpi indahnya. Saya yang berada disampingnya pun dibangunkan. Katanya, dia ingin sekali makan.

Dengan mata yang serasa masih sipit. Berupaya terjaga. Dengan suara terdengar serak tanpa berfikir panjang. "Mau makan apa?" "Ayam goreng." Dengan tenaga yang tersisa, kutengok smartphone yang hampir setiap waktu berada disamping bantalku. "Waduh, bunda (sapaan akrab) ini sudah pukul 02.00 dini hari. Mana ada penjual ayam goreng."

"Saya kepingin sekali makan ayam krispi," jawabnya spontan. "Dimana ayah bisa dapat malam gini. Tolong deh, sebentar lagi pagi. Tahan aja yah," bujukku. Saya sebenarnya sadar. Bahwa katanya ibu mengandung itu, kalau lagi ngidam pasti tidak bisa menahan kesabaran apa  yang diinginkkanya.

Istriku juga kala itu sadar. Dirinya ngidam tidak pada waktu yang tepat. Dia lalu mencoba menenangkan diri. Sempat beberapa menit. Tetapi, dia mengaku tidak bisa menahannya. "KFC itu 24 jam. kesana saja," rayunya.

Saya sebenarnya tahu. Tidak sulit mendapatkan sepotong ayam di kota seperti ini (Makassar). Namun, yang sulit itu waktunya. Momennya tidak tepat. Dini hari. Dengan gayanya merayu. Sayapun terpaksa keluar rumah waktu itu. Menantang bahaya dari "begal". Untungnya rumah kami, tak jauh dari jantung kota. Tepatnya di Jalan Minasa Upa, tepatnya di Blok N.

Keluar rumah, saya lalu menyusuri Jalan Poros Minasa Upa, Jalan Talasalapang dan akhirnya sampai di Jalan Sultan Alauddin No. 261, Gunung Sari, Rappocini, Makassar dengan kendararaan motor.

Lalu lintas saat itu memang lengang. Sunyi. Pesaraan was-was tentunya ada. Tapi berserah diri saja pada Yang Kuasa. Dekat memang. Tapi pukul seperti inilah rawan terjadi kriminalitas. Dari rumah saat itu, mampu ditempuh 20 menit. Kecepatan 70 km/jam. Itu kalau tidak macet.

Saya kesana tanpa Smartphone. Hanya bermodalkan uang. Saya lupa berapa rupiah yang saya bawa. Yang pasti saya membawa untuk porsi satu ember (bucket). Kira-kira kalau ngak salah harganya Rp120-an. Seember untuk persiapan makan berikutnya. Singkat cerita saya pulang dengan selamat. Ngidam si-istri terbayarkan.

Babak Baru Alhamdulillah, buah hati kami lahir ke dunia dengan selamat. Bahagia, tanda rasa syukur. Kamipun, yang lahir dari keluarga islam melakukan ritual syukuran. Aqiqah. Semoga kami diberi berkah oleh Yang Maha Kuasa, kini anak kami usianya sudah beranjak satu tahun. Bukan melebih-lebihkan. Ayam adalah makanan favorit istriku. Jika dipaksa memilih antara ayam atau ikan. Sudah pasti dia memilih ayam. Ayam goreng dengan bumbu pedas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun