Di tengah dinamika pendidikan vokasi Indonesia yang semakin kompetitif, SMK Hidayah Semarang muncul sebagai contoh inspiratif bagaimana Rancangan Program Layanan (RPL) dapat diintegrasikan ke dalam Pembelajaran Bimbingan dan Konseling (BK) untuk membentuk siswa yang tidak hanya terampil secara teknis, tapi juga kuat secara karakter. Sebagai sekolah menengah kejuruan berbasis Islam di Semarang, Jawa Tengah, SMK Hidayah telah menerapkan RPL sejak 2021 sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka, khususnya dalam layanan BK yang menekankan pengembangan holistik siswa—menggabungkan keterampilan kerja, bimbingan karir, dan nilai-nilai keislaman. RPL di sini bukan sekadar pengakuan formal terhadap pengalaman belajar non-formal, tapi alat strategis yang mengakui perjuangan siswa dan guru BK dari latar belakang beragam, sehingga layanan BK menjadi lebih relevan dengan kebutuhan vokasi di era industri 4.0. Bayangkan seorang siswa SMK jurusan teknik otomotif yang telah magang di bengkel lokal sejak SMP; melalui RPL BK, pengalamannya diakui sebagai kompetensi konseling karir, membantu dia merencanakan masa depan tanpa merasa tertinggal. Ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 9 Tahun 2014 tentang RPL, yang mendorong pengakuan pengetahuan dari pengalaman kerja, pelatihan, atau kegiatan mandiri, terutama di sekolah vokasi seperti SMK Hidayah yang melibatkan 500-an siswa dari berbagai kecamatan Semarang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI