Mohon tunggu...
Adam Afrixal Sinuraya
Adam Afrixal Sinuraya Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Penulis Biasa

Seorang pelajar seumur hidup. Saya ingin berbagi pemikiran dan pengalaman saya lewat berbagai hal. di kompasiana saya ingin belajar menulis lebih lanjut. https://www.adamafrixal.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menagkal Hoaks, Indonesia Berkicau Kualitas Vs Kuantitas

10 Agustus 2018   07:17 Diperbarui: 10 Agustus 2018   08:00 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.kidsofcourage.com

Sebuah kebanggaan atau tidak sih kalau negara kita dinobatkan sebagai negara paling cerewet? Twitter pada tahun 2016 telah monabatkan negeri paling cerewet di twitter. Warga Indonesia ternyata mampu untuk membuat kicauan yang menembus angka 4,1 Miliar dalam setahun.

Pencapaian ini hanya mungkin terjadi karena angka penggunaan gadget di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Menurut Spectator Index, Indonesia ternyata berada di urutan ke enam untuk penggunaan telepon genggam terbanyak. Indonesia yang kini jumlah penduduknya diperkiraan sebanyak 261 juta jiwa telah menggunakan telepon genggam sebanyak 236 juta unit.

Berbicara tentang kualitas kicauan akan berbeda dengan kuantitas kicauan. Pada penelitian "The World Most Literate Nation Study" di tahun 2016 Indonesia masih tergolong negara dengan indeks literasi terendah, dimana kita menduduki posisi ke 60 dari 61 negara.

Bisa dibayangkan berapa banyak kicauan tanpa hasil membaca dan literasi yang bertebaran di dunia maya dari Indonesia. Lebih parahnya lagi, literasi yang rendah juga menunjukan bahwa kita tidak akan mengkonfirmasi atau membaca lengkap sebuah informasi di dunia maya.

Sebagai negara tercerewet, kita pun juga memiliki budaya untuk menyebarkan informasi dan beropini sesuka hati. Inilah salah satu alasan mengapa Persatuan Indonesia benar benar terancam, dan harus bersungguh sungguh melawan perpecahan yang diakibatkan oleh hoaks,

Kebiasaan kita yang malas membaca ini, membuat kita gampang terprovokasi dan mengancam perdamaian yang ada. Sudah waktunya bagi kita untuk lebih bijak dan lebih banyak membaca lagi. Jangan sampai negara kita yang tercinta ini terkenal karena malah mencerminkan budaya "Tong Kosong Nyaring Bunyinya".

Bersama mari kita stop hoaks dan sebarkan perdamaian serta pesan baik di dunia maya. Dengan jumlah  pengguna gadget yang tinggi ini, Indonesia sangat berpotensi untuk menjadi pelopor dan pemimpin campaign di dunia dalam memerangi cybercrime dan hoaks.

Referensi: 1 2 3 4  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun