H
ari kedua dari Latihan Jurnalistik Kaltim Post (LPJK) 18 lanjut digelar hari ini di Gedung PWI Samarinda. Pada sesi pelatihan di awal, pihak Kaltim Post telah mengundang seorang wartawan senior Kaltim Post yang bernama bapak Romdani. Bapak Romdani berbagi pengalaman dan keahlian beliau dalam merancang liputan khusus untuk di sajikan kepada pembaca.
Pengalaman Pak Romdani tidak bisa dimungkiri karena beliau telah membawa Kaltim Post menjadi finalis 5 besar dalam Adi Nugroho Awards. Pada sesi ini, sang narasumber bercerita tentang kisahnya meliput khusus topik tambang ilegal di Kalimantan Timur, dan beragam ilmu serta trik yang dapat di aplikasikan saat meliput di lapangan.
Mulai dari ancaman, hingga kecemasan yang beliau rasakan saat meliput berita diceritakan sehingga para peserta paham tentang pendekatan yang diperlukan dan sesuai dengan kasus masing masing. Tak lupa, beliau menekankan kode etik jurnalistik dan tujuan utama atau goal perubahan yang timbul lewat media tulisan.
Pihak Kaltim Post sendiri menekankan bahwa kegiatan LJKP kali ini memegang kurikulum yang berbeda dari sebelum sebelumnya, dan lebih menyentuh perihal jurnalistik tingkat lanjutan, Meskipun begitu, pak Romdani sendiri kembali menyinggung pondasi pondasi serta langkah pembuatan berita dan investigasi. Beliau Menjelaskan bahwa penting untuk mengerti langkah investigasi mulai dari penentuan tema, observasi, kesiapan SDM, penggunaan data penunjang, hingga teknis lapangan seperti penyamaran dan perimbangan berita.
Sebelum menutup sesi pertama ini, beliau mengatakan bahwa untuk membuat berita diperlukan insiatif, lakukan saja dan ketik dahulu, diskusikan idenya, cek kembali, lalu promosikan. Â Setelah mengatakan pesannya kepada kelas, beliau memohon diri dari ruangan dan sesi pengajaran LJKP namun tidak menutup diri untuk diskusi lebih lanjut diluar forum.
Kegiatan kali ini berjalan dengan lancer, akan tetapi untuk sesi selanjutnya pada hari sabtu, 5 Mei 2018 kegiatan pelatihan terpaksa diundur karena adanya urusan mendadak oleh pemateri dan secara dadakan harus mengubah agenda pelatihan yang sudah ada. Kegiatan LJKP sendiri tidak ada paksaan bagi peserta untuk hadir, namun kegiatan ini memiliki syarat batas 80% kehadiran untuk bisa mendapatkan sertifikat. Sekiranya diperlukan koordinasi yang lebih baik lagi antara panitia, pemateri, dan peserta.
