Mohon tunggu...
Adam Maurizio
Adam Maurizio Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Semester 4 Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa semester 4 program studi Teknologi Sains Data Universitas Airlangga dan saya saat ini sedang bekerja di bidang Data Analytics. Dalam kehidupan sehari-hari, saya selalu menyempatkan waktu untuk membaca buku. Buku-buku yang saya baca sendiri cukup beragam, tetapi saya lebih suka dan berfokus pada buku-buku yang memiliki tema pengembangan diri, seperti Atomic Habits, Filosofi Teras, dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Stoikisme: Sebuah Filosofi untuk Menciptakan Kehidupan yang Lebih Baik

9 Juni 2022   10:50 Diperbarui: 9 Juni 2022   11:04 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dewasa ini, kita sering menemui adanya istilah-istilah seperti depresi, negative thinking, overthinking, kesehatan mental, stres, dan lain sebagainya. Tentu, adanya hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas hidup manusia sedang merasa "terancam" dan akan kehilangan esensinya.

Berdasarkan data yang dikumpulkan saat Survei Khawatir Nasional, 63% responden menyatakan bahwa mereka merasa "khawatir" akan hidup yang mereka jalani saat ini. Definisi khawatir atau cemas sendiri berdasarkan KBBI adalah suatu perasaan takut atau gelisah terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti.

Mengutip dari buku Stoikisme terkenal yaitu Filosofi Teras, memang benar bahwasanya cemas tidak selalu datang setiap hari, tetapi di tiap kedatangannya yang selalu tiba-tiba, hal tersebut sudah dapat memengaruhi keseharian kita baik dari segi fisik maupun mental. Contoh misal saat ingin maju untuk presentasi, kita cenderung untuk secara terus-terusan pergi ke kamar mandi. Hal ini bisa terjadi karena rasa cemas yang kita miliki memicu perasaan stress sehingga tubuh kita memersepsikan adanya stres yang mengakibatkan peningkatan aktivitas saraf otonom (saraf yang bertanggung jawab atas organ-organ yang berfungsi sendiri tanpa perintah, seperti jantung, paru-paru, kandung kemih, dan lainnya) sehingga menyebabkan kita untuk terus-terusan pergi ke kamar mandi.

Lantas, bagaimana cara kita untuk mengatasi hal-hal (depresi, cemas, overthinking) tersebut? Stoikisme adalah jawabannya.

Stoikisme sendiri merupakan suatu aliran filsafat Yunani Kuno yang memiliki pandangan di mana kita harus menjaga pikiran yang tenang, rasional, dan tidak mudah terbawa oleh emosi. Salah satu hal yang cukup menjadi penekanan dalam filosofi ini adalah dikotomi kendali di mana kita hanya harus berfokus pada apa yang bisa kita kontrol, seperti opini kita, tujuan hidup kita, keinginan kita, dan melepaskan apa yang memang tidak bisa kita kontrol seperti tindakan orang lain, opini atau persepsi orang lain, dan lain sebagainya.

Lalu, bagaimana cara Stoikisme untuk mengatasi hal-hal tersebut? Untuk mengatasi segala macam pikiran dan perasaan negatif yang saat ini sedang kita alami. Kita bisa menggunakan pendekatan filosofi ini dengan cara sebagai berikut:

  • Kontrol persepsi Anda 

Dalam kehidupan, setiap kejadian yang terjadi merupakan suatu hal yang netral dan wajar adanya. Justru, yang membuat kejadian tersebut seakan buruk adalah persepsi kita sendiri, misal saat berada di kemacetan, persepsi kita seakan memberikan tanda bahwasanya kemacetan adalah hal yang menyebalkan, membuat emosi, dan lain sebagainya. Padahal, apabila kita secara sadar ingin mengubah persepsi tersebut, kita bisa mengubah hal yang semula terlihat menyebalkan menjadi menyenangkan. Sebagai contoh, kita bisa memiliki persepsi di mana dengan kemacetan, kita bisa menggunakan waktu tersebut untuk berbicara lebih intim kepada pasangan, melihat suatu video edukasi dan pengembangan diri, mendengarkan podcast, dan lain sebagainya. Dengan adanya kesadaran persepsi seperti ini, kita bisa mengatasi hal-hal buruk yang akan terjadi.

  • Lakukan dikotomi kendali 

Dikotomi kendali sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, kita hanya perlu fokus pada hal-hal yang memang bisa kita kontrol dan menjadi "bodoamat" dalam hal-hal yang tidak bisa kontrol. Sebagai contoh, misal pada saat kencan pertama kita dengan seseorang yang kita cintai. Alih-alih memikirkan bagaimana opini pasangan kencan kita, bagaimana opini pasangan kencan terhadap kita, bagaimana perasaan pasangan kencan kita terhadap kita, dan hal-hal yang tidak bisa kita kontrol lainnya. Kita hanya perlu berfokus pada hal yang memang bisa kita kontrol seperti bagaimana cara kita memperlakukan mereka, bagaimana cara kita membuat mereka merasa nyaman dan aman, dan lain sebagainya. Dengan dikotomi kendali ini, kita bisa mengurangi beban-beban pikiran yang memang seharusnya tidak kita pikirkan.

  • Apabila hal negatif kembali Anda rasakan, gunakan metode STAR 

STAR merupakan suatu metode atau prinsip yang ada di Stoikisme itu sendiri. STAR sendiri merupakan kepanjangan dari Stop, Think & Access, Respond. Pada langkah Stop, sesuai namanya, kita harus berhenti sejenak agar tidak larut dalam suatu emosi negatif. Dalam hal ini, kita perlu menentukan batasan agar kita tidak larut dan jatuh terlalu jauh dalam kesedihan. Pada langkah Think & Access, kita harus menilai secara objektif bagaimana perasaan atau emosi negatif tersebut. Pada langkah ini, alangkah lebih baiknya menyertakan fakta dan data agar hasil penilaian kita bisa jauh lebih baik dan tidak bias. Pada langkah terakhir, yaitu Respond, kita memberikan respon pada apa yang kita rasakan dan nilai sebelumnya yang bisa berupa tindakan, ucapan, atau bentuk lainnya.

Hal-hal yang sudah dibahas di atas merupakan prinsip dasar dari filosofi Stoikisme. Walaupun secara teori terlihat mudah dan cukup sederhana, dalam pengaplikasiannya sendiri belum tentu seperti itu. Oleh karena itu, apabila kita semua sudah menerapkan secara baik prinsip tersebut, diharapkan kita semua bisa merasakan kehidupan yang lebih baik, lebih tenang, dan banyak hal positif lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun