Mohon tunggu...
Achnes Choirun
Achnes Choirun Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apa Itu Gempa Bumi?

2 September 2017   13:27 Diperbarui: 2 September 2017   13:54 9802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Gempa bumi adalah guncangan atau getaran di permukaan bumi akibat pergeseran lapisan batuan di dasar permukaan bumi. Gempa bumi dapat diukur dengan seismometer. Fenomena alam ini sering terjadi di Indonesia karena letak negara Indonesia yang berada pada lempeng benua. Gempa bumi dapat terjadi kapan saja dan tidak mengenal musim. Peristiwa ini dapat mengakibatkan kerusakan rumah penduduk yang parah dan juga bisa berpotensi tsunami jika pusat gempa berada di bawah laut.

Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi secara ilmiah dibedakan menjadi lima macam, yaitu gempa bumi tektonik, vukanik, tumbukan, runtuhan, dan buatan. Kelima gempa tersebut memiliki penyebab yang berbeda. Namun, gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia adalah gempa bumi vulkanik, tektonik, dan terban.

Gempa bumi vulkanik terjadi karena letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Disebut vulkanik karena gempa ini menyertai terjadinya gunung meletus yaitu sebelum, pada saat, dan setelah gunung api meletus. Biasanya terjadi di daerah dekat gunung berapi (gunung yang masih aktif). Gempa ini terjadi karena aktifitas magma yang meningkat. Magma yang berada di bawah lapisan kerak bumi ingin menerobos masuk. Gempa ini terjadi di area gunung dan sekitarnya saja. Gempa jenis ini sering terjadi di Indonesia karena Indonesia sendiri memiliki banyak gunung aktif. Contohnya gempa bumi yang diakibatkan oleh letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang menewaskann sekitar 36.000 jiwa. Getarannya sampai terasa di Afrika dan Eropa. Letusan Gunung Krakatau ini mengakibatkan tsunami yang cukup dahsyat pada masa itu dan menyirnakan wujud dari Gunung Krakatau itu sendiri.

Gempa bumi tektonik terjadi karena pergeseran kulit bumi atau adanya patahan yang disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Gempa jenis ini biasanya terjadi di daerah atau wilayah yang memiliki banyak laut, seperti Indonesia. Bumi kita yang terlihat padat bagian dalamnya ternyata tidak. Bumi tersusun dari beberapa lapisan. Menurut Teori dari tectonic plate, bumi tersusun dari beberapa lapisan batuan, dimana ada sebuah lapisan yang sebagian besar areanya mengapung seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan dan berpecah pecah. Pergerakan yang terus menerus tadi memberikan kemungkinan besar untuk bagian bagian di lapisan tersebut bertabrakan, bergesekan, dan berjauhan yang dapat menimbulkan energi di dalamnya. Jika energi tersebut terus menerus ditimbun, lama kelamaan energy tersebut akan lepas. Pelepasan energi secara tiba tiba inilah yang mengakibatkan gempa bumi. Seperti karet gelang yang ditarik dan kemudian di lepaskan secara tiba tiba. Tenaga yang ditimbun kemudian dilepaskan tadi disebut kecacatan tektonik. Kekuatan getaran gempa bumi tektonik lebih besar dari pada gempa bumu vulkanik. Gempa bumi tektonik juga bisa menimbulkan tsunami jika pusat gempanya ada di dasar permukaan laut. Contohnya gempa bumi yang mejadi tsunami di Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan sedikitnya 115.000 orang dan meluluhlantakkan bangunan di sekitarnya.

Gempa bumi terban terjadi karena runtuhan. Kekuatan gempa ini tergolong rendah karena hanya terasa di area sekitar saja. Gempa ini dapat terjadi karena adanya ruang kosong di lapisan litosfer. Biasanya terjadi di dalam gua, daerah tambang, atau tanah longsor. Jika atap gua runtuh, maka akan menimbulkan gempa bumi terban. Gempa ini juga bisa terjadi di daerah yang curam dan rawan untuk runtuh. Gempa ini bisa menimbulkan korban jiwa jika korban tersebut tertimbun dalam runtuhan.

Gempa bumi memang berbahaya dan berdampak negatif bagi kita. Namun, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan diri pada saat terjadi gempa. Jika Anda berada di dalam ruangan, carilah tempat yang aman dari reruntuhan atap. Jika Anda berada di luar ruangan, pilihlah tempat terbuka. Menjauhlah dari pohon, tiang listrik, bangunan, dan apapun itu yang berpotensi untuk roboh. Jika Anda berada di dalam lift, pencetlah segala macam tombol atau lantai terdekat dari posisi Anda dan segera keluar ketika lift berhenti lalu cari jalan keluar. Jika Anda berada di pantai dan gempa tersebut berpotensi tsunami, segeralah menuju ke dataran tinggi. Korban dari gempa bumi biasanya akan mengalami trauma karena kejadian yang dialaminya. Maka dari itu, jika Anda menemui korban gempa bumi, ajaklah mengobrol dan bersenang senang. Janganlah menanyakan apa saja yang berkaitan dengan gempa bumi dan peristiwa apa saja yang telah ia lalui. Sekian dari saya. Semoga bermanfaat. Terimakasih.

Sumber: 1, 2, 3, 4 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun