Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Niat yang Kuat Puasa Jadi Nikmat

19 Juli 2012   04:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:48 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13426729021258701762

[caption id="attachment_194999" align="aligncenter" width="500" caption="Selamat berpuasa di bulan Ramadhan, Mohon Maaf Lahir Batin atas salah dan khilaf (Gambar : Kompas.com)"][/caption] "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.." (QS Al-Bayyinah : 5) "Setiap amalan-amalan (harus) dengan niat. dan setiap orang mendapatkan (ganjaran) sesuai niatnya." (Hadits)

Niat secara bahasa adalah maksud dan keinginan hati untuk melakukan sesuatu. Niat menurut syariat adalah keinginan hati untuk menjalankan ibadah baik yang wajib atau yang sunnah. dan keinginan akan sesuatu seketika itu atau untuk waktu yang akan datang juga disebut niat. Karena ikhlas adalah urusan hati maka letak niat adalah di dalam hati.

''Saya berniat puasa karena Allah.'' Niat yang kuat, ikhlas, yang kita ucapkan dengan kesadaran penuh akan memengaruhi alam mikrokosmos (dalam diri kita) dan menghubungkan kita dan mengalirkan energi dari Allah SWT dan alam makrokosmos ciptaan-Nya ke dalam diri kita. Niat itulah memberi kita kekuatan untuk tidak merasa lapar, haus, capai, tapi tetap penuh energi dan vitalitas dalam kondisi berpuasa.

Dalam suatu Kisah diriwayatkan oleh Aisyah RA, Aisyah berkata, “ Pada suatu hari Nabi SAW menemuiku dan bertanya, “Apakah kamu mempunyai makanan?” Kami menjawan, Tidak ada” Beliau berkata, “Kalau begitu, saya akan berpuasa.”

Meski hadits tersebut konteksnya adalah puasa sunnah di luar Ramadhan, namun tetap relevan bahwa ketika niat sudah ditanamkan untuk berpuasa, maka secara biologis, tubuh kita akan menyesuaikan diri untuk siap menahan lapar dan dahaga dan tetap bugar dalam beraktifitas.

Buku Dr Kazuo Murakami, The Divine Message of the DNA, Tuhan dalam Gen Kita. Seorang dengan berat badan 60 kilogram memiliki 60 triliun sel. Jika semua DNA dari seluruh manusia dunia yang lebih enam miliar orang disatukan, kumpulan DNA tersebut hanya akan menjadi seberat satu butir beras. Dunia gen, dunia mikrokosmos yang tak terhingga kecilnya ternyata luar biasa dahsyat pengaruhnya dalam hidup kita. Di tengah-tengah setiap sel terdapat sebuah nekleus.Nekleus sel mengandung asam deoksiribnukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA). DNA yang terdiri atas dua untai berbentuk spiral, yang terdapat molekul-molekul dengan nama yang disingkat dalam empat guruf: A,T, C, dan G. Itulah kode genetik yang menyimpan semua informasi untuk membentuk dan mengatur kehidupan kita. Yang luar biasa bahwa setiap nekleus dari satu buah sel manusia memiliki tiga miliar huruf DNA. Tiga miliar dikalikan dengan 60 triliun. Subhanallah! (Baca : Dahsyatnya Kekuatan Niat)

Lalu, apa hubungan DNA dengan ''kekuatan niat'' yang menjadi bahasan Spirit Ramadan kita dalam tulisan ini? Hubungannya sangat erat. Niat berpuasa digerakkan oleh pikiran sadar kita untuk melaksanakan salah satu perintah Allah SWT ibarat perintah dari ''komandan berkuasa penuh''yang menyebabkan seluruh ''prajurit'' berjumlah lebih kurang 60 triliun sel tunduk patuh mengikuti perintahnya. Itu sebabnya, ketika kita sudah meniatkan berpuasa, seluruh gen yang menggerakkan rasa lapar untuk sementara di off atau dimatikan sehingga tak memunculkan rasa atau hasrat untuk makan.

Puasa harus dimulai dengan niat. Niat memiliki peranan sangat penting dalam kesuksesan menjalankan puasa. Di luar Bulan Ramadhan pada siang hari, bila terlambat makan, maka tubuh akan langsung bereaksi sangat lapar. Bila dibiarkan lapar berkelanjutan maka kita bahkan bisa jatuh sakit. Anehnya, pada saat berpuasa, hal seperti itu tidak terjadi. Mengapa? Itu karena kekuatan niat.

Dengan niat, pikiran dan seluruh anggota tubuh segera melakukan penyesuaian. Dalam ilmu Manajemen juga terjadi seperti itu. Ketika suatu organisasi menetapkan sasaran atau rencana secara eksplisit kepada semua orang dan semua orang sudah komitmen untuk melakukannya, maka seluruh organisasi beserta perangkat sistem dan prosedurnya pun akan menyesuaikan. Ini akan memudahkan tercapainya sasaran, karena hambatan-hambatan procedural akan semakin kecil (Baca : Belajar Manajemen dari Puasa Ramadlan)

''Dahsyatnya Kekuatan Niat'' dalam kehidupan kita. Selain niat untuk berpuasa, kita bisa memakai kekuatan niat untuk ''berpikir, berbicara, dan berperilaku'' positif terhadap diri kita, tempat kerja kita, pemimpin kita, rakyat kita, serta daerah dan negara kita.

Selamat berpuasa. Raih kemenangan dengan mengawalinya dengan niat yang benar dan tulus kemudian memelihara niat tersebut menjadi amal nyata yang diridlai-Nya.

Mohon maaf lahir dan batin. Semoga puasa kita mengantarkan kita pada kemenangan dan kesucian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun