Suatu pagi di pengungsian korban gempa Lombok di Tanak Song, Desa Jenggala Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, fasilitataor Happy School memberi pertanyaan tentang cita-cita anak-anak pengungsi.
"Siapa yang mau jadi dokter?"Â Hanya empat dari 25 anak yang mengacung.
"Siapa yang ingin jadi poiisi?"Â Hanya tiga anak laki-laki yang menjawab dan mengacungkan tangan.
"Siapa yang ingin jadi relawan?"Â Sontak anak-anak mengacungkan tangannya semua. Ya, semuanya.
Saya terharu melihat ini. Tak terasa mata saya berkaca-kaca.
Malu kalau diketahui orang, saya memaling kan muka dari hadapan anak-anak yang nampak semakin ceria dari hari-kehari.Â
"Mengapa ingin jadi relawan?" seorang fasitator melanjutkan pertanyaannya.
"Karena bisa membantu banyak oraaaang.....". Anak-anak hampir menjawab dengan serenak.Â
Saya kembali terharu.
Anak-anak ini pasti menjawab dengan jujur. Mereka menjawab seperti itu bukan karena ingin diberi hadiah atau bingkisan oleh relawan dan donatur. Tidak, sama sekali tidak.
Kami, para relawan, sudah membersama mereka sejak 7 Agustus 2018. Anak-anak korban gempa ini, pagi, siang dan sore bermain bersama kami.
Kalau kami tidak datang ke pengungsian, mereka yang datang ke posko relawan tempat kami berkumpul. Ibu dan bapak mereka juga ikut membantu kerja kami sebagai relawan.Â
Kami seperti satu keluarga dengan para pengungsi ini. Ikatan ini tak mudah kami dapatkan awalnya.
Pelan tapi pasti, anak-anak yang tadinya pendiam, pemurung dan sulit berkomunikasi akhirnya bisa merasakan kebahagian, seperti harapan dari program kami, Happy School.Â
Happy School yang digagas oleh RELAWAN INDONESIA untuk Kemanusiaan ini ingin mengkondisikan anak yang terkena trauma bencana menjadi siap fisik, mental dan kejiawaan saat mulai masuk sekolah lagi
 Untuk anak yang belum bersekolah, ini menjadi sarana bersosialisasi antar anak yang lebih edukatif dan terarah. Bagi orang tua, "sekolah" ini bisa menjadi sarana pelipur lara karena mereka bisa melihat anak-anaknya kembali ceria.
Beruntunglah teman-teman yang menjadi relawan. Mereka adalah "profesi" favorit yang dicita-citakan oleh anak-anak di Lombok.
Jangan lelah, letih dan galau menjadi relawan, sebab perkataan jujur anak-anak di pengungsian sudah cukup menjadi penilaian telah menempatkannya di profesi paling diidam-idamkan.
Salam Kemanusiaan.
Achmad Siddik Thoha
RELAWAN INDONESIA untuk Kemanusiaan Sumatera Utara
0812-8530-7940