Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Bukti Islam itu Cinta dalam Film Ketika Mas Gagah Pergi

9 Februari 2016   12:17 Diperbarui: 11 Februari 2016   22:06 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Wali Kota Bogor saat memberi sambutan dalam nonton bareng KMGP The Movie di BTM Bogor Senin (8/1/2016)"][/caption]Hari-hari penantian menonton film-film Indonesia yang inspiratif kembali datang. Sudah lama saya menantikan bisa menonton Film yang diangkat dari penulis favorit saya, Helvu Tiana Rosa (HTR) berjudul “Ketika Mas Gagah Pergi” (KMGP). Film KMGP diangkat dari novel laris tahun 1990-an dimana saat itu saya masih ABG.

[caption caption="Tiket Nonton KMGP The Movie di BTM Kota Bogor (dok pribadi 8/2/2016)"]

[/caption]

Saya akhirnya mendapat momen nonton KMGP dalam acara nonton bareng (nobar) yang disponsori oleh Bank Jabar Banten Syariah (BPJS) pada hari ini, Minggu (8/1/2016) pukul 12.30. Dalam nobar ini, saya dan keluarga bisa bertemu tokoh yang bermain di KMGP (Kang Asep). Sebagai kejutan dalam nonton bareng kali ini adalah kehadiran Walikota Bogor Bima Arya yang juga menonton sekaligus memberi sambutan sebelum diputarnya film KMGP di depan para penonton. Bima Arya menyatakan bahwa KMGP sangat dinantikan sebagai film yang mendidik diantara banyak tontonan dan konten gadget yang sebagian besar tidak mendidik.

“Mendidik saya kasih garis bawah, huruf tebal dan huruf capital.” Tegas Bima Arya untuk menunjukkan dukungannya yang sangat kuat bagi Film KMGP.

Akhirnya saya hanyut dalam adegan demi adegan kisah dalam KMGP. Saya secara spontan tak kuasa menahan air mata keluar pada salah satu adegan film ini. Saya merasakan sebuah kekuatan pesan yang kuat dan menghunjam di hati, khususnya tentang Keindahan Islam. Saya menangis saat Mas Gagah (Hamas Syahid) mengajak Mamanya (Wulan Guritno) melihat langsung ‘perubahan’ yang selama ini dirasakan olehnya. Mas Gagah mengajak Mamanya menyaksikan langsung apa yang dilakukan selama ini dalam sebuah proyek bernama “Rumah Cinta”. Rumah Cinta yang secara fisik adalah sebuah rumah sederhana yang kecil tapi sebenarnya adalah produk “Cinta” dalam ajaran Islam yang saat ini sedang dijalani oleh Mas Gagah.  Mas Gagah berhasil menjadikan Rumah Cinta sebagai bentuk Keindahan Islam yang mampu memberdayakan Ibu-ibu, anak-anak, mantan preman bahkan melestarikan lingkungan hidup (menanam bakau) sebagai bentuk Cinta yang benar-benar menampilkan keindahan Islam tanpa banyak teori, orasi dan basa-basi.

[caption caption="Poster KMGP The Movie Produksi: IndoBroadcast dan Aksi Cepat Tanggap (ACT)"]

[/caption]

Konten film KMGP meskipun syarat pesan Islam, namun sangat menarik dengan paduan konflik antara Mas Gagah dan Adiknya Gita (Aquino Umar). Islam juga nampak sangat menarik ketika sosok Yudi (Masaji WIjayanto) mendakwahkan Islam di angkutan umum yang jarang dilakukan oleh banyak pendakwah. Juga tak kalah menarik, Film ini menyertakan isu Palestina sebagai bagian dari permasalahan yang harus mendapat perhatian seluruh kaum muslimin dan masyarakat dunia.

Islam itu Cinta yang ditampilkan dalam KMGP inilah merupakan pesan yang sangat kuat saya tangkap. Setidaknya ada 7 bentuk Islam itu CInta yang ditampilkan dalam KMGP yang membuat film ini sangat sayang untuk dilewatkan baik bagi generasi muda. Apa saja bentuk Islam itu Cinta dalam Film KMGP. Simak uraian berikut :

Cinta Di Jalan Allah

Istilah Cinta di Jalan Allah atau  Fii Sabilillah sangat kental dengan sosok Yudi dalam film KMGP. Yudi menjadikan aktivitas menyampaikan ajaran Islam  atau berdakwah sebagai cara menuju jalan Allah. Yudi sangat cinta dengan Allah dan ingin menjadikan hidupnya dan hidup orang banyak tetap berada di jalan Allah. Untuk itu Yudi menyebarkan kecintaan-Nya di Jalan Allah dengan cara menyebarkan ajaran-ajaran Allah dari tempat ke tempat khususnya di bus .  Cara anti mainstream ini sangat unik karena selama ini menyampaikan ajaran agama umumnya di Masjid, Mushola dan di Majelis Taklim. Tapi Yudi berdakwah dari bus ke bus dimana audiensnya sangat beragam. Dengan keberanian dan kecerdasannya, Yudi mampu memikat penumpang bus dengan gaya dan topik ‘pengajian’ yang unik sehingga bisa terjadi dialog dalam setiap dakwahnya.

Cinta Pada Keluarga

Mas Gagah memperlihatkan sosok  muslim yang meski sangat taat dan kuat dalam memperbaiki diri menjadi muslim yang lebih baik, ia tidak melupakan keluarganya. Kecintaan pada keluarganya membuat Mas Gagah mengajak anggota keluarganya ikut terlibat dalam aktivitas yang ia geluti. Mas Gagah tidak ingin dirinya saja yang bisa menikmati indahnya cinta dalam Islam, tapi ia juga ingin keluarganya bisa mencicipi keindahan dan manisnya cinta dalam Islam.

Cinta pada Persaudaraan

Tayangan tentang topik Palestina dalam KMGP cukup memberi kesan bahwa Islam itu sangat mencintai saudaranya di seluruh belahan dunia. Palestina yang merupakan tanah suci Umat Islam dengan kondisi rakyatnya yang berada dalam kungkungan penjajajahan Israel perlu mendapatkan aliran cinta dari sesama saudaranya atas nama saudara seiman dan kemanusiaan. Kaum Muslimin di Palestina yang berada dalam kondisi tertindas perlu mendapat dukungan  dan pembelaan tanpa mengabaikan juga kondisi saudaranya yang ada di sekitarnya.

Cinta pada Perdamaian

Dalam film KMGP, sosok mas Gagah yang memainkan peran sebagai sosok muslim yang cinta damai. Mas Gagah selalu menghindari munculnya permusuhan. Misalnya saat Tiga preman insaf  berniat menyerang kelompok yang menfitnahnya, Mas Gagah bisa mencegahnya, karena tidak ingin terjadi permusuhan dan pertumpahan darah, apalagi sesama saudara seiman.

Cinta pada Kemanusiaan

Adegan tentang aksi kemanusiaan oleh tim relawan yang menolong korban kebakaran di Jakarta cukup mewalikil bahwa cinta pada urusan kemanusiaan adalah ajaran Islam yang kongkrit. Bahkan dalam adegan tersebut, Yudi membantu seorang ibu dari kalangan non-muslim yang suaminya belum pulang dari gereja saat kebakaran terjadi. Adegan ini menguatkan bahwa dalam urusan kemanusiaan, seorang muslim tidak boleh pandang bulu atau pilih kasih dalam membantu.

Cinta pada Kaum Lemah

Kaum lemah yang diwakili oleh warga pesisir Jakarta menjadi perhatian khusus Mas Gagah dan teman-temannya untuk dibantu dan diberdayakan. Warga di pesisir pantai diberdayakan oleh Mas Gagah melalui proyek Rumah Cinta. Anak-anak didampingi belajar dan disediakan fasilitas belajar yang memadai. Ibu-ibu dibimbing keterampilan dan kaum bapak diajak gotong royong membangun sarana belajar dan memelihara lingkungan. Para preman juga dibimbing agar mendapat pemahaman yang benar tentang agama dan mencari rizki yang halal.

Cinta pada Lingkungan

Cinta pada lingkungan ditunjukkan oleh film KMGP dalam scene aksi menanam bibit bakau di kawasan pesisir. Mas Gagah, warga pesisir dan para mahasiswa bersama-sama menanami pesisir dengan bibit bakau (Rhizopora spp). Bakau ditananam di lahan yang rusak yang banyak tumpukan sampah. Selain sebagai “tanggul” alami dari hempasan gelombang laut, kumpulan pohon bakau nantinya akan memperindah pemandangan pesisir seindah cinta yang ada di Rumah Cinta yang sudah dibangun Mas Gagah dan warga.

Kejutan dalam film ini adalah aransemen musik yang sangat memukau, menurut pemgamatan saya sebagai penikmat film. Alunan musik dalam beberapa adegan film KMGP mampu membuat penonton terbawa suasana, salah satunya saya sendiri yang sampai menangis saat musik mengiringi keharuan Mama nya Mas Gagah menerima kerudung dari ibu tua di Rumah CInta. Keterlibatan Maestro Musik Indonesia, Dwiki Darmawan dalam Film KMGP memberi nilai lebih selain juga munculnya banyak figur publik  dalam film ini. Beberapa artis terkenal yang ikut bermain dalam film ini seperti Wulan Guritno, Mathias Muchus, Shireen Sungkar, Joshua, Irfan Hakim,  Epi Kusnandar, Abdur Arsyad dan artis lain menunjukkan bahwa mereka sangat antusias bermain dalam film yang ‘mendidik’.

Dengan segala kelebihannya, film ini tetap ada beberapa adegan yang agak ganjil, misalnya pembacaan surat Ar Rahman oleh Mas Gagah saat di mobil yang melompat ayatnya.

Secara pribadi saya sangat mendukung film-film dengan tema seperti KMGP ini terus diproduksi untuk menambah alternatif tontonan bagi remaja dan generasi muda khususnya. Film-film tema Islami semacam KMGP inilah yang lebih mampu menarik dalam memperkenalkan Islam lebih membumi.

Mari dukung dan tonton film Indonesia yang mendidik, menginspirasi dan mencerahkan.

Salam Inspirasi!

Informasi lengkap KMGP The Movie bisa disimak disini

http://kmgpthemovie.com/

http://flp.or.id/

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun