Mohon tunggu...
Achmad SFachrezzy
Achmad SFachrezzy Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kecintaan saya dengan bidang tulis menulis ( menulis di majalah, media online, buku hingga media lainnya). Pada akhirnya membuat saya selalu tertantang untuk selalu meningkatkan kemampuan saya dalam bidang tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Teknologi 4.0, Strategi Pelaku Konstruksi Indonesia di Era Industri Digital

17 Oktober 2019   12:03 Diperbarui: 17 Oktober 2019   12:14 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Industri konstruksi saat ini menjadi salah satu industri riil yang memiliki potensi bisnis yang cukup menarik.  Bukan saja karena sektor tersebut saat ini menjadi sektor yang mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Hal itu juga di karenakan sektor  ini bisa menjadi trigger untuk  meningkatkan potensi bisnis dari suatu daerah. 

Besarnya potensi industri konstruksi yang ada di Indonesia, memang tidak di ragukan lagi. Dari tahun ke tahun kapitalisasi pasar dari industri ini selalu meningkat. Dalam rencana APBN ( Anggaran Pendapatan & Belanja Negara) tahun 2020 saja nilainya sudah mencapai Rp419,2 triliun naik sekitar 4,9% dibandingkan tahun 2019 lalu.

Jika melihat potensi yang ada, maka bisa jadi angka tersebut masih mungkin bisa meningkat di tahun 2020. Meskipun dalam APBN sudah di prediksi meningkat di banding tahun 2019. Hal mendasar yang paling mungkin bisa terjadi adalah ketika kita melihat besarnya kebutuhan anggaran fisik pada saat Ibukota Negara mulai di realisasikan untuk pindah ke Propinsi Kalimantan. Maka kebutuhan anggaran konstruksi yang ada semakin meningkat. Dari beberapa prediksi yang pernah di sampaikan, nilai anggarannya bisa mencapai Rp466 triliun jika rencana pemindahan Ibukota Jakarta ke  Kalimantan jadi dilaksanakan mulai tahun 2020.

Sebuah potensi yang besar memang pada akhirnya perlu diantisipasi dan dimaksimalkan  dengan cukup baik bagi seluruh pelaku dalam  industri konstruksi dan sektor pendukungnya. Dimana  hal itu menjadi penting  mengingat sektor konstruksi dan properti adalah sektor yang cukup banyak melibatkan pelaku dalam industri tersebut. Baik  yang tersambung secara langsung ataupun tidak langsung. Kesemua itu pada akhirnya perlu adanya satu komitmen bersama untuk menyukseskan keberhasilan industri konstruksi di masa- masa mendatang.

Terkait dalam upaya untuk memaksimalkan potensi bisnis yang ada di sektor tersebut. Seperti juga kita ketahui bersama bahwa saat ini Era Industri 4.0 sedang menjadi era yang begitu penting di apresiasi oleh seluruh pelaku dalam industri yang ada di Indonesia. Terkait dengan keterkaitan  dengan industri 4.0 yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia. 

Maka Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghimbau agar pelaku dalam industri konstruksi  mesti menguasai teknologi 4.0 tersebut sebagai salah satu cara untuk menjadi media kompetensi  yang baik dan bisa bersaing dengan pelaku industri terkait yang ada di kawasan regional ataupun global.

Perhatian yang diberikan Menteri PUPR seperti yang disampaikan oleh  Basuki Hadimuljono tersebut memang sejalan dengan apa yang saat ini sedang terjadi. " Saat ini inovasi teknologi dalam sektor konstruksi memang harus terus di kembangkan. Hal ini karena sejalan dengan harapan pemerintah untuk turut menyukseskan kebijakan pemerintah dalam Era Industri 4.0,' seperti itulah  statemen yang  disampaikan oleh Basuki Hadimuljono.

Ada beberapa hal yang mendasari kenapa  pada akhirnya Menteri PUPR begitu concern terhadap  penggunaan teknologi dalam konteks industri 4.0. 

(1) Pemanfaatan teknologi harus bisa di gunakan untuk mengefisiensikan sistem kerja yang terjadi serta meningkatkan kualitas pekerjaan dalam sektor konstruksi. (2) Teknologi setidaknya  harus bisa memberikan added value  bagi industrinya sehingga produk konstruksi yang ada di Indonesia memiliki potensi nilai yang bisa bersaing tidak saja di tingkat regional tetapi juga global. (3) Bahwa teknologi adalah berupa tools, maka agar semua  hal  bisa berjalan secara simultan, tugas para pemegang tampuk pimpinan di sektor properti dan konstruksi bisa terus meningkatkan kompetensi SDM yang ada di lingkungannya.

SISTEM & APLIKASI CRM, SARANA EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SDM

Salah satu strategi pemanfaatan teknologi dalam industri 4.0 memang bukan saja seperti yang telah di jelaskan diatas. Tetapi lebih dari itu, strategi utama yang ingin di capai dari kebijakan tersebut adalah untuk memenangkan persaingan global dalam industri konstruksi. Mengingat saat ini Indonesia bisa dikatakan satu negara yang memiliki kompetensi global terkait dalam industri properti dan konstruksi. Dimana harapannya  agar industri konstruksi bisa menjadi lebih cepat, lebih murah dan lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun