Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Saling Menguatkan dan Menjaga Nyala Optimisme!

20 Maret 2020   21:21 Diperbarui: 20 Maret 2020   21:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kompas.com/Tangkapan layar

Sejak Presiden Jokowi mengumumkan Indonesia terjangkit Covid-19, pada awal Maret lalu, berita tentang Virus Korona bak banjir bandang. Semua "material" berita, mulai dari fakta peristiwa, pasien yang dirawat, hingga penumpang gelap kabar hoaks, membombardir pikiran.

Tidak semuanya berupa berita baik. Apalagi, bad news is good news masih cukup seksi untuk disajikan kepada publik. Tak ayal, grup-grup perbincangan di WhatsApp dipadati oleh berita yang kerap menyiutkan nyali. Terus menerus, tiap hitungan menit, berita tentang Virus Korona berjubel-jubel mengisi sel-sel kesadaran kita. Bahayanya, pikiran bisa oleng. Emosi kian tertekan. Kuda-kuda kewaspadaan lambat laun menurun.

Mengatur ritme, mengambil jeda sejenak, membuat jarak sejengkal dari kepadatan lalu lintas pemberitaan tentang Covid-19 perlu dilakukan. Di tengah tekanan situasi yang pengap kita perlu menghirup udara segar. Menata kembali pikiran. Menguatkan kembali kuda-kuda kesadaran. Kewaspadaan kita pun semoga bisa pulih kembali.

Di tengah kepanikan yang menekan masyarakat, kita perlu memilih dan memilah link berita mana yang akan kita share. Sekadar membagi link berita pun kita perlu memiliki misi yang jelas.

Lantas, apa misinya? Monggo, setiap orang berhak menentukan misi tersebut. Misalnya, menetapkan misi memelihara sikap optimisme publik bahwa kita mampu melewati pandemi ini dengan selamat. Link berita yang dibagikan adalah kabar yang menerbitkan keyakinan dan optimisme bersama.

Sebelum menulis tulisan ini, saya membaca link berita online yang dibagikan seorang kawan di grup WA. Judulnya, "Surabaya dan Malang Masuk Zona Merah..." Di balik informasi faktual itu, biasanya kita menangkap "pre teks" yang diam-diam menyelusup dan mengendap dalam bilik kesadaran. Ia bisa berupa "fakta di balik fakta" yang bikin hati ciut, cemas, tegang.

Sedangkan, pada saat bersamaan, kita diminta terus menjaga kewaspadaan. Bagaimana seseorang yang pikirannya oleng dan emosinya tertekan bisa bersikap waspada secara optimal?

Beberapa menit kemudian, di grup yang sama, saya membagikan link berita dari Kompas.com. Judulnya, "Obat Covid-19 Sudah Tersedia: 3 Juta Butir Klorokuin, Avigan Sedang Dipesan 2 Juta Butir." 

Saya juga mengabarkan situs milik Pemprov Jatim yang memfasilitasi masyarakat melakukan self checkup. 

Ini saya lakukan untuk "mengimbangi" kecemasan publik dengan kabar baik.

Optimisme publik jangan sampai padam. Nyalanya wajib dijaga. Membagikan good news yang benar-benar good news merupakan upaya sederhana yang bisa kita lakukan agar masyarakat tatag menghadapi pandemi ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun