Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Persoalan Sampah adalah Persoalan Mindset Berpikir

4 Oktober 2019   22:48 Diperbarui: 6 Oktober 2019   15:45 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu, buah Mengkudu (Morinda citrifolia) dibiarkan jatuh ke tanah bahkan sampai membusuk. Belum ada yang tahu manfaatnya. Sekarang, buah Pace, nama lain dari Mengkudu dicari orang. Sejumlah manfaat buah Mengkudu menjadi solusi bagi pengobatan alternatif.

Sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan manusia belum sanggup menemukan, mengolah, memanfaatkan setiap benda di sekitarnya. Benda-benda itu lantas dibuang. Jadilah ia sampah. 

Konsep daur ulang sebagai salah satu solusi mengatasi sampah belum menjadi kesadaran komunal. Daur ulang sampah masih diterapkan pada lingkungan yang terbatas, seperti komunitas peduli lingkungan, tapi belum menjadi gerakan apalagi kesadaran sosial. 

Itu pun kesadaran daur ulang masih memperlakukan sampah sebagai sampah. Artinya, eksistensi sampah tetap diakui sehingga ia perlu didaur ulang. Ajakan "Buanglah Sampah pada Tempatnya!" juga perlu ditinjau ulang karena ia masih "sampah-oriented". 

Kata "buang" dan "sampah" adalah dua pasangan yang tak terpisahkan. Begitu ada kata "buang", yang tergambar adalah sampah. Begitu menjumpai "sampah" tidak ada solusi lain kecuali (harus) membuangnya. 

Orang yang terbuang dan disisihkan namanya sampah masyarakat. Pantas saja Tempat Pembuangan Akhir (TPA) lama-lama menjadi gunung sampah. 

Bagaimana seandainya kita membebaskan mindset kita dari konsep sampah? Mindset yang bebas sampah akan meletakkan barang tidak terpakai pada tempatnya. Dia tidak akan membuangnya karena barang-barang itu bisa didaur ulang. 

Alhasil, persoalan sampah adalah persoalan mindset berpikir. Dimulai dari skala individual lalu terakumulasi menjadi perilaku komunal. 

Tantangannya adalah bagaimana menggeser cara berpikir individual hingga sosial sehingga sampah bukan lagi sampah. 

Tidak mudah memang. Orang-orang pasti bertanya-tanya saat di pinggir kali membaca tulisan: Letakkan Barang Bekas pada Tempatnya! []

Jagalan 041019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun