   Film Suami yang Lain jelas beda dibanding film-film Indonesia tentang perselingkuhan yang biasanya punya kisah bikin geregetan. Film yang diproduseri Mochamad Nur Wachid (Denmaz Wachid) ini justru bawa isu perselingkuhan rumah tangga yang lebih dekat dengan keseharian masyarakat Indonesia. Tak heran konflik perselingkuhan hadir hanya karena pasangan suami istri tersebut belum dikaruniai anak atau keturunan.
   Perselingkuhan terjadi dalam rumah tangga, Danan Dimitri (Morgan Oey) dan Olivia Sastranegara (Acha Septriasa). Enam tahun kehidupan rumah tangga yang hampa tanpa anak, membuat mereka sempat berpikir untuk cerai. Saat kehidupan rumah tangga mereka dilanda masalah, mereka pun memutuskan healing ke Jepang.
   Namun, bukan malah rukun. Rumah tangga mereka kembali terguncang setelah kehadiran orang ketiga Jordy Anwar (Omar Daniel) yang berprofesi sebagai seniman jalanan dengan karya sketsanya. Mau tak mau kehadiran orang ketiga ini dianggap pemicu hingga Danan dan Olive sulit bermesraan.
   Disisi lain, tuntutan dari kantor juga menguji hubungan rumah tangga mereka. Ada saja momen-momen yang sulit membuat pasangan suami istri ini bersama. Bahkan, masing-masing individu menganggap bahwa pekerjaan lebih penting daripada kisah rumah tangganya.
Lantas, apakah Danan dan Olive mau berjuang untuk mempertahankan rumah tangganya?
Seperti apa masalah rumah tangga yang rumit karena hubungan terlarang dengan orang ketiga hadir?!
   Film Suami yang Lain bisa dibilang asyik disaksikan bersama pasangan. Arah cerita cukup jelas mau dibawa ke mana dan konflik pun tersaji dengan dasar-dasar kuat untuk membangun kisah rumah tangga supaya tidak berakhir dengan perceraian. Penonton makin dibuat penasaran apakah Danan dan Olive harus memilih untuk bangun keluarga atau melanjutkan urusan pekerjaannya masing-masing.
   Hanya saja, Suami yang Lain kehilangan esensi pada beberapa momen. Setidaknya ada beberapa adegan yang serba kebetulan muncul begitu saja. Misal saat Jordy tiba-tiba sudah datang ke Jakarta, padahal sebelumnya mereka hanya kenalan singkat di Gunung Fujiyama, Jepang. One night stand yang masih terkesan singkat dipaksakan padahal itu menjadi inti dari adegan hubungan terlarang. Kalau saja adegan-adegan tersebut dikembangkan lebih lanjut tentu bisa menghadirkan ketertarikan satu sama lain yang lebih kuat meski tak ada cinta didalamnya.
   Hubungan rumah tangga yang tak mulus untungnya tidak ganggu alur cerita. Banyak penempatan kamera yang menggigit untuk gambarkan adegan romantis. Film Suami yang Lain pun hadirkan banyak adegan ciuman untuk lukis kisah asmara dari dua insan yang sedang berhubungan. Maka, LSF memberi rating 17+ untuk film ini.
   Tanpa disadari, Benni Setiawan sebagai penulis naskah juga membuat pengembangan karakter sampai akhir cerita. Penonton bisa saja terjebak dengan beberapa adegan yang menguras emosi. Terutama, saat Danan dan Olive mengetahui satu per satu penyebab keretakan rumah tangganya sampai mereka berupaya mempertahankan utuh demi anak yang sedang dikandungnya.
   Uniknya, akhir cerita karakter lain muncul dan diperlakukan untuk buka sudut pandang penonton yang lain. Ini menjadi ruang buat film Suami yang Lain punya sekuel atau dijadikan serial dalam kisah selingkuh yang lebih kompleks. Desakan keluarga dan teman-teman mungkin bisa jadi bumbu sedap yang membuat filmnya makin nikmat.
