Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

2 Target Hard Skill untuk Akhir Pekan

15 April 2021   21:42 Diperbarui: 15 April 2021   21:52 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Target kebaikan nutuk bulan Ramadan (dok. pribadi)

     Akhir pekan di bulan Ramadan ini jadi waktu yang sudah aku jadwalkan dari bulan lalu. Ada hal-hal yang harus ku selami lebih dalam supaya mendapat insight baru. Apalagi di masa pandemi covid-19 sekarang, setiap muslim dituntut untuk menguasai hard skill, soft skill, dan life skill.

     Hard skill dianggap sebagai bentuk ilmu pengetahuan umum, khusus, teknologi, dan model rancangan. Sementara soft skill berupa keterampilan yang terkait komunikasi, kerjasama, kreativitas, dan manajemen emosional. Tak kalah penting, life skill yaitu kemampuan yang dapat dipelajari untuk mengerjakan sesuatu dengan baik.

     Untuk soft skill dan life skill sepertinya aku sudah banyak belajar dari pengalaman-pengalaman hidup yang aku tempuh. Sementara hard skill biasanya memang ditemui dari format pendidikan atau pelatihan khusus untuk mencapai target tertentu. Di bulan ramadan tahun ini, ada 2 hard skill yang aku dalami yaitu Menulis untuk Telinga dan Bekam.

     Sebenarnya dua hal tersebut bukan hal baru. Materi teknis menulis sudah pernah aku dapat saat bangku kuliah dulu. Ada penulisan naskah radio yang pernah dipelajari. Tapi, ilmu itu luntur seiring perjalanan waktu karena tak aku amalkan lagi untuk kehidupan sehari-hari. Begitu juga bekam yang pernah diajari oleh mamaku, namun sudah lama tak dipraktekkan.

     Dari keresahan tersebut, aku merenung kembali untuk memperdalam dua hard skill pada akhir pekan di bulan ramadan tahun ini. Targetnya sih tidak terlalu tinggi, minimal dua kemampuan yang aku pelajari bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Siapa tahu setelah ramadan, aku bisa jadi penulis atau terapis profesional.

Menulis untuk Telinga
     Kalau menulis untuk blog, brand, press release, reportase, esai, opini, atau puisi mungkin aku sudah teruji. Bagaimana jadinya kalau harus menulis untuk telinga? Bukankah tulisan itu dibaca, tidak didengar. Inilah tantangan baru bagiku.

     Prospek konten siniar dianggap tren teknologi tahun ini. Hal ini dikarenakan pola konsumsi netizen untuk audio digital makin menanjak. Mulai dari radio digital, musik digital, dan fitur voice search. Bersamaan dengan itu, jumlah pendengar podcast tumbuh lebih dari 3,6 juta (riset data Nielsen awal tahun)

     Kabar baiknya, konten-konten podcast mulai dimonetisasi. Banyak pihak sponsor yang melirik konten audio ini untuk pemasaran produk. Biasanya, kanal-kanal podcast yang bercerita horor dan komedi sudah punya pendengar setia sebagai target market dari suatu brand.

     Berawal dari tren yang aku ikuti, aku mencari pelatihan siniar untuk membuat konten dalam format audio ini. Aku dipertemukan dengan Kelas Podcast Siberkreasi batch 2 sejak Oktober 2020 lalu. Dari situ, aku lanjut masuk Masterclass Podcast Siberkreasi, Masterclass Editor Audio, Masterclass Public Speaking, dan yang sedang aku ikuti bulan ini yaitu Masterclass Menulis untuk Telinga.

     Didalam kelas virtual setiap akhir pekan, aku dan teman-teman belajar berbagai pengetahuan seperti dasar kepenulisan, menemukan inspirasi menulis, membedah dan merangkai puisi, menulis dan membaca cerpen, hingga membangkitkan jiwa kepenulisan. Ternyata masterclass ini dipandu para penulis, sastrawan, dan podcaster berpengalaman diantaranya Idha Umamah (Podcast I Think I Wanna Date You), Stefany Chandra (Podcast Suara Puan), Patricia Wulandari (Podcast Main Mata), Yunita Dewiyana (Podcast Abjad Tersirat), Adam Abednego, Theoresia Rumthe, dan Aan Mansyur (yang terkenal sejak puisinya hadir dalam film AADC 2)

     Mulanya, aku agak ragu untuk ikut kelas ini. Setelah masuk kelas pada pukul 10.00-12.00 WIB tiap Sabtu dan Minggu, ternyata aku dapat banyak ilmu yang belum pernah didapat dari kelas-kelas virtual lain. Bahkan, para mentor tak segan berbagi pengalaman dan tips saat masuk ke industri siniar yang terus berkembang setiap tahun.

     Sebagai contoh, saat kak Idha Umamah menjelaskan bahwa "menulis untuk telinga sebenarnya hampir sama dengan menulis untuk ragam bahasa lisan. Bedanya, kita menulis untuk didengar orang lain bukan untuk dilihat. Makanya kita dituntut untuk perkuat visual melalui kata-kata"

     Aku makin takjub saat kak Theoresia Rumthe juga membagikan pengalamannya mencari inspirasi dan melakukan konsistensi untuk menulis. Materi yang diberikan sangat bergizi. Tak segan, Ia turut menceritakan kisah untuk menerbitkan buku di era digital ini. Seluk beluk dunia kepenulisan rasanya dibahas paket lengkap.

E-flyer Kelas Podcast bulan April 2021 (dok. Siberkreasi)
E-flyer Kelas Podcast bulan April 2021 (dok. Siberkreasi)

Tangkapan layar saat masuk kelas virtual (dok. pribadi)
Tangkapan layar saat masuk kelas virtual (dok. pribadi)

Bekam
     Selain menulis, aku juga pernah ikut pelatihan bekam. Hard skill tersebut dilakukan untuk melestarikan metode pengobatan ala Rasulullah SAW. Disamping bekam, pelatihan tersebut juga menyenangkan karena cara hidup sehat ala Thibbun Nabawi diajarkan.

     Bekam tak bisa dilakukan sembarangan. Untuk melakukannya, seorang terapis harus memiliki pengetahuan teori dan praktis sebelumnya. Tak bisa hanya belajar dari buku lalu dipraktekkan dengan gampang ke orang lain. Bekam itu berkaitan dengan darah sehingga seorang terapis bekam harus paham sterilisasi alat, kebersihan, kondisi kesehatan, dan sertifikasi keterampilannya.

     Klinik Sehat menjadi pilihan tempat belajar itu. Tuntunan Rasulullah SAW dalam bidang kesehatan terus diperkenalkan melalui pendekatan kedokteran Islam. Pionirnya dikenal dengan nama lengkap dr. Agus Rahmadi.

     Entah pelatihan itu ada sampai sekarang atau tidak, aku kurang tahu. Dari pelatihan itu, aku hanya ingin menjadi terapis di rumah untuk merawat orangtuaku. Aku anggap di ramadan yang penuh berkah ini, banyak kebaikan yang bisa aku lakukan didalamnya untuk orang-orang terdekat.

     Hatiku terasa riang saat mengetahui dr. Agus Rahmadi akan hadir pada program #RamadanDiKompasTV setiap akhir pekan. Dengan tajuk Kalam Hati 'Ramadan Nyaman' program ini bisa disaksikan setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 03.30 -- 04.30 WIB. Konon program religi ini hadir untuk membahas kesehatan dan gaya hidup dari sudut pandang Islam serta medis. Aku harap topik bekam bisa menjadi salah satu pembahasan dari salah satu episodenya supaya hard skill yang aku miliki bisa dipelajari lebih dalam.

Salah satu program acara ramadan di Kompas TV yang ditunggu (dok. Kompas TV)
Salah satu program acara ramadan di Kompas TV yang ditunggu (dok. Kompas TV)

Peralatan bekam yang siap digunakan (dok. pribadi)
Peralatan bekam yang siap digunakan (dok. pribadi)

     Kembali fokus untuk kedua target ramadan tahun ini. Kalau aku, tentu antara jadi penulis siniar atau terapis bekam. Aku pikir dengan menetapkan 2 target itu, aku bisa punya hard skill yang berguna ke depan. Dengan demikian, ramadan tak hanya diisi ibadah-ibadah sebagai bentuk ketaatan hambanya terhadap Sang Pencipta. Ramadan harus dihiasi juga dengan hal-hal berfaedah sehingga membangun imunitas diri di tengah pandemi Covid-19.

     Sebaiknya Kompasianer segera tentukan target-target skill apa yang mau dicapai sampai akhir ramadan nanti. Jangan lupa target tersebut dibuat realistis dan disesuaikan dengan jadwal kesibukan untuk mencapai waktu yang telah ditentukan. Ingat, target ramadan ibarat wasiat supaya tidak lalai dalam menikmati bulan kemuliaan ini. Yuk, istikamah demi mencapai target!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun