Berita duka kembali datang dari industri film Indonesia, Henky Solaiman meninggalkan karya-karya yang memoar di mata para pencinta film nasional untuk selamanya. Di usia 78 tahun, Ia menghembuskan napas terakhirnya. Kanker usus menjadi penyebab kematian aktor kebanggaan Indonesia.
Berkecimpung di dunia film sejak tahun 1970-an, banyak film Indonesia yang telah dibintanginya. Film bertajuk Wadjah Seorang Laki-Laki menjadi debutnya. Dunia teater juga tak luput disinggahinya. Ia menjadi aktor yang berjasa untuk meriahkan panggung hiburan dengan bakatnya.
Di tahun 80-90an, Henky Solaiman mulai beralih pegang kendali dibelakang layar. Setidaknya ada 14 film yang telah disutradarai. Aktris Meriam Bellina sering ditunjuk sebagai pemeran utama wanita dalam film yang diproduksinya.
Berlanjut ke era milenium, Henky Solaiman merambah ke sinetron. Terakhir, Ia terlibat dalam sinetron kejar tayang berjudul Dunia Terbalik. Syuting yang hampir dilakukan setiap hari membuat Ia harus memutuskan beristirahat dan cerita kematian yang disetting dalam sinetron tersebut menjadi kenyataan.
Henky Solaiman jarang sekali mendapat porsi sebagai pemeran utama. Hanya peran yang didapat selalu kuat dan mampu melekat sehingga layak disebut sebagai aktor berkarakter. Dari semua film yang dibintanginya, ada 3 karakter yang bisa diingat oleh para penonton, seperti:
1. Karakter pria perlente
Sosok cemerlang dengan profesi yang mumpuni kerap diperankan secara profesional. Film terakhirnya yang berjudul 27 Steps of May (2019) menempatkan Ia sebagai manajer tinju.
Di tahun-tahun sebelumnya, Ia juga berakting dengan karakter hampir mirip untuk Film Ngenest (2015) sebagai pemain keyboard, Film Komedi Modern Gokil (2015) sebagai manajer, Film Bajaj Bajuri The Movie (2014) sebagai pengacara, Film Modal Dengkul (2014) sebagai Pak Bos, Film Hari Ini Pasti Menang (2012) sebagai bos judi bola, serta Film Radit dan Jani (2008) sebagai pemilik restoran. Dalam setiap penampilannya, pakaian tampak rapi karena kemeja atau baju yang dipakai masuk ke dalam celana. Kadang, Ia mengenakan jas sehingga mencerminkan karakter yang dimainkan.
2. Karakter profesor atau dokter
Kacamata yang dikenakannya menjadi aksesoris lengkap untuk membuat Henky Solaiman sebagai profesor atau dokter dalam film Indonesia. Sekitar 7 film mempercayakan peran tersebut seperti Film Rafathar (2017) sebagai Profesor Bagyo, Film 3 Dara (2015) sebagai dr. Hengky, Film 7 Hari 24 Jam (2014) sebagai dokter, Film Tania (2014) sebagai dokter, Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita sebagai dr. Anton, Film Get Married 2 (2009) sebagai ginekolog, dan Film Perempuan Punya Cerita (2007) sebagai sinse. Dengan baju dinas serba putih dan kacamatanya, Ia berhasil meyakinkan penonton film Indonesia untuk memerankan karakter yang diminta skenario.
3. Karakter Engkoh yang berasal dari etnis Tionghoa
Dilihat dari fisik yang bermata sipit, Henky Solaiman kerap berperan sebagai sosok yang dituakan dari etnis Tionghoa. Sebut saja, Film The Last Barongsai (2017) sebagai Tung Liem, Film Jagoan Instan (2016) sebagai pemilik toko beras, film Jenderal Soedirman (2015) sebagai pemilik toko, film Soekarno: Indonesia Merdeka (2013) sebagai Koh At Tjun, Film Brandal-Brandal Ciliwung (2012) sebagai Babah Alun, Film Soegija (2012) sebagai Kakek Lingling, Film Tanda Tanya (2011) sebagai Tan Kat Sun, Film Ruma Maida (2009) sebagai Kuan, Film Ca Bau Kan (2001) sebagai Liem Kiem Jang, dan masih banyak lagi. Dengan nama lahir Ong Han Kie, Henky Solaiman memang paling jago untuk berdialog dalam logat Cina yang unik.
