Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

1.282.070 Orang Telah Dibuka Mata Batinnya, Kok Bisa?

9 Januari 2018   12:37 Diperbarui: 9 Januari 2018   12:40 1982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denny Sumargo sebagai pemeran utama pria Film Mata Batin
Denny Sumargo sebagai pemeran utama pria Film Mata Batin
Lama-kelamaan adegan konyol lain mengungkap bahwa Alia sudah terbuka mata batinnya sejak awal. Lalu, Davin juga diungkap sebagai golongan hantu yang protagonis. Kisah ini sudah bisa ditebak dari awal cerita karena penampilan DenSu yang begitu kaku dalam adegan demi adegan. Apalagi, tidak ada reaksi dari DenSu saat Alya dibuka mata batinnya. Karakter dan profesi DenSu sebagai seorang fotografer pun tak bisa memberi arti lebih banyak untuk membuat cerita semakin berisi.

Pemeran lain juga tidak ada yang menonjol. Penampilan paman dan paranormal semakin dibuat-buat karena gaya bicara terlihat seperti tokoh yang sedang berpidato kepada penonton sehingga penonton harus tetap antusias mendengar dialog yang sangat panjang. Akting Citra Prima yang sesuai dengan profesi aslinya tidak mampu berperan optimal karena terlalu banyak bicara tentang kisah hantu yang memang tak kasat mata. Ia pun hanya berperan dalam comfort zone mistisnya.

Banyak properti misteri yang bisa dibilang 'receh' tiba-tiba muncul dalam film ini. Sebut saja kompas yang berfungsi sebagai alat pendeteksi hantu. Jarum pada kompas akan menunjukkan radar hantu itu berada. Jika jarum berputar cepat, berarti keberadaan hantu disekitar area itu memiliki energi negatif yang kuat. Namun, hand property pun tak bisa masuk ke dalam cerita dengan baik. Mungkin ini hanya digunakan sebagai pengganti bandul, sisir, atau lonceng yang sering digunakan film-film horor lain.

Penggunaan rumah tua dan rumah sakit juga terlalu mainstream untuk cerita film bagi penggemar uji adrenalin. Villa di kawasan Bogor dan Gua Belanda di Bandung sudah menjadi lokasi yang memang diyakini angker, tapi terkesan tidak hidup secara visual. Sama halnya seperti toilet dan pohon-pohon besar yang dituding sebagai sarang hantu di film-film horor zaman now di Indonesia. Padahal, film Indonesia dahulu lebih sering menggunakan pantai dan kuburan sebagai latar yang paling aman untuk melakukan invensi penuh misteri yang menyeramkan.

Efek hujan dan kilat juga selalu ditampilkan untuk menambah kesan mistis. Jika memang cuaca itu bisa terkondisikan dengan baik memang akan menjadi pendukung suasana. Namun, di film ini tidak ada situasi mendung dalam latar sebelumnya yang bisa mendukung unsur tersebut sehingga adegan terlalu dipaksakan untuk hujan. Apalagi tata suara halilintar yang terlalu sering terdengar sepanjang film.

Intervensi lagu 'Naik Kereta Api' menambah momen unsur misteri yang juga tidak bekerja dengan baik. Kata 'turut' diganti dengan kata 'turun'. Lirik lagu sengaja diplesetkan "tut.. tut... tuttt... siapa hendak turun . . .".  Sungguh terasa seperti lelucon yang garing. Mungkin saja dibuat karena hantu anak kecil berada di lantai dua rumahnya sehingga menakut-nakuti penghuni yang ingin turun ke bawah.

IG @film_indonesia
IG @film_indonesia
Keunggulan dari film ini hanya terlihat dari color tone yang berani karena kualitas gambar tajam. Adegan kesurupan pun bergerak smooth meski berusaha mencontoh film horor buatan Malaysia berjudul Munafik. Pengaruh dari film-film Annabelle, Insidious,danThe Conjuring juga kental menghiasi film ini sepanjang durasi.

Tata kamera dan musik yang aktif cukup interaktif kepada penonton. Point of view yang dipegang oleh Asep Kalila cukup menarik. Movement camera lebih dinamis dan kaya akan perubahan angle yang menyenangkan. Musik ilustrasi sentuhan Randy Danistha dan Nara juga semakin menambah keseruan dalam memainkan emosi penonton agar terkesan mengerikan. Dua aspek ini seperti senjata andalan untuk mempertahankan penonton agar duduk sampai akhir film usai.

Tata busana yang didesain oleh Luna Maya dan tata rias para karakter juga begitu pas. Tidak ada sesuatu yang berlebihan. Efek visual seperti menebus pintu saat menuju dimensi lain atau dunia arwah mendapat dukungan tata editing yang cukup rapih.

Sejak awal launching trailer dan poster resminya, film Mata Batin sudah mendapar cibiran netizen. Film ini pun hanya berada pada level mengagetkan saja. Sensasi kejut hanya menyentak dari tempat duduk penonton. Tidak ada hal sadis apalagi menyeramkan karena plot twist belum bisa menjadi kunci atau benang merah yang hakiki. Tidak lantang untuk menakutkan dan tidak liar membekas dalam mata penonton yang telah dibuka. Berupaya untuk lebih kreatif, tapi tidak terlihat inovatif dari film-film horor sebelumnya sehingga paket produksi yang ditawarkan film ini terlalu basi.

DokPri*
DokPri*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun