Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Surat Cinta untuk Gubernur Jakarta

17 April 2017   14:30 Diperbarui: 17 April 2017   23:00 3430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, 17 April 2017

 

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Salam hormat. Bagaimana kabar Sang Pemimpin Jakarta? Teriring doa semoga Allah SWT senantiasa menaungi para calon gubernur dan calon wakil gubernur baru DKI Jakarta beserta warga ibukota dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya. 

Perkenalkan, saya hanya seorang penulis surat yang menjadi bagian dari warga ibukota dan telah terdaftar memiliki hak suara di pemilihan kepala daerah Jakarta putaran final nanti. Izinkan saya ingin menyampaikan harapan saya untuk Gubernur Baru Jakarta terpilih nanti melalui sepucuk surat ini.

Musim hujan berkepanjangan, maka banjir diberbagai pelosok Jakarta tak usah ditanyakan lagi. Banjir yang melanda sering mengganggu aktivitas warga. Upaya mengatasi banjir di Ibukota juga masih jadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bagaimana tidak, hampir setiap tahun musibah banjir selalu jadi momok menakutkan bagi warga DKI Jakarta,khususnya warga yang masih tinggal di kawasan dataran rendah dan bantaran kali. Bahkan parahnya lagi, sudah puluhan triliun uang rakyat dihabiskan demi mengatasi masalah banjir. Namun, hingga kini Pemprov. DKI Jakarta belum memiliki solusi pasti.

Contoh kecil, sebagian letak tanah Jakarta berada di bawah permukaan laut. Banyak genangan-genangan air karena saluran air (drainase) telah tertutupi lumpur dan kabel-kabel bawah tanah sehingga kondisinya tidak teratur di berbagai pelosok Jakarta. Sumbatan akibat sampah di saluran air juga dituding menjadi penyebab banjir. Selain itu, pembangunan komplek perumahan juga seringkali tidak memperhatikan aliran air di lingkungan sekitar sehingga aliran air menjadi terhambat dan membuat kampung padat penduduk yang berada di sekitar komplek tersebut menjad ibanjir.

Sudah selayaknya,Gubernur Baru Jakarta membuat blueprint yang jelas tentang tata kelola saluran air dan mensosialisasikan perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan agar kita bersama menjaga saluran-saluran air di lingkungan sekitar. Kita juga harus hidupkan kembali gotong royong di lingkungan tempat tinggal dengan lebih giat lagi secara terjadwal. 

Selain itu, saya berharap Gubernur Baru Jakarta mampu mengandalkan pembangunan sumur-sumur resapan untuk mengantisipasi banjir. Kondisi ini diperlukan agar air tidak hanya dialirkan, tetapi bisa masuk juga ke dalam tanah.

Dari banjir, polemik krisis air bersih juga menghantui warga ibukota. Penyaluran air dari perusahaan air negara terkadang tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar. Di akhir tahun 2016 lalu, ada 13 sungai di Jakarta telah mengalami polusi melebihi ambang batas, yang didominasi oleh polutan amonium limbah domestik rumah tangga. Ternyata hanya ada dua sungai di Jakarta yang masih dapat digunakan sebagai sumber air baku, yaitu Cengkareng Drain dan Kali Krukut. Jumlah dua sungai ini tentu belum memenuhi seluruh kebutuhan air bersih warga Jakarta.

Apalagi beberapa titik di Jakarta memang sangat kesulitan air bersih saat ini. Harapan saya bagi Gubernur Baru Jakarta mampu mengoptimalkan proses pengelolaan air untuk membuat air bersih yang siap konsumsi menjadi suatu keharusan yang dilakukan agar kebutuhan air bersih di Jakarta yang semakin hari mengalami defisit dapat terpenuhi. 

Air itu mampu memenuhi hajat hidup orang banyak. Gubernur Baru Jakarta harus mampu mengawasi jaringan distribusi dan ketersedian air bersih di Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang tersedia. Air menjadi berkah ketika diproses menjadi air bersih dan bisa dirasakan seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali secara adil dan merata.

Selain air, warga Jakarta juga butuh udara bersih. Saya melihat geliat pembangunan, dimana banyak apartemen yang dibangun menggunakan lahan warga yang seharusnya butuh lingkungan penghijauan. 

Gubernur Baru Jakarta tolong jangan gusur kampung-kampung kecil yang warganya sedang berjuang mengais rezeki di wilayah ibukota ini. Tidak hanya warga asal, banyak juga warga pendatang yang berdomisili disini. Apakah kita akan mengusir mereka begitu saja? Seolah mengusir tamu yang datang ke rumah kita untuk silaturahmi.

Pesisir Jakarta yang sudah memiliki udara segar juga sedang merasakan gerbang kepahitan. Deru mesin dari sebuah kapal terdengar dari kejauhan. Suara itu kian jelas saat perahu kecil nelayan berjalan melintasi kapal tersebut. Aktivitas kapal tersebut tampak tak biasa. Di atas kapal ada sebuah mesin yang mengeluarkan pasir terus-menerus. Pasir itu ‘dimuntahkan’ ke daerah yang sudah tampak seperti pulau.

Sementara di atas pulau, alat-alat berat lalu lalang. Alat berat itu tampak mendorong pasir dan membentuk sedemikian rupa agar tersebar secara merata. Perahu nelayan tak bisa mendekat. Sekeliling lokasi itu merupakan area terbatas dan dijaga ketat oleh pihak keamanan yang berkeliling dengan perahu cepat. Kondisi itu merupakan gambaran kecil dari aktivitas salah satu dari 17 pulau rekalamasi di Teluk Jakarta.

Padahal kelestarian lingkungan Jakarta terbentuk atas lautan yang mengelilinginya. Warga Jakarta pun harus bisa menikmati eksotisme laut dengan segala ekosistem didalamnya. Tolong, jangan ada reklamasi di Teluk Jakarta karena proyek reklamasi itu akan menyengsarakan ribuan nelayan, menyebabkan bencana ekologis yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Ingat, reklamasi itu hanya akan dinikmati kalangan pemilik modal saja.

Apa Gubernur Baru Jakarta tega melihat mata pencaharian warganya yang sebagai nelayan terganggu. Ikan, kerang hingga biota laut di Teluk Jakarta akan menghilang. Semua tergerus oleh pasir-pasir reklamasi yang terindikasi korupsi. Jangan buat keresahan sosial warga semakin tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana kalau semua kebijakan publik dibuat bukan berdasarkan kepentingan rakyat banyak, tetapi hanya untuk mengakomodasi kepentingan orang tertentu atau korporasi saja. 

Tidak mudah memimpin dan menaklukkan Ibukota dengan menggugah semua elemen warga untuk bergerak. Membangun kota dari sisi yang sebelumnya tidak terlihat dan terkelola dengan baik oleh pemimpin pendahulunya. Kata “bersama” menjadi idiom populer sekaligus gerakan inklusif yang amanah. Gebrakan ini sebagai simbol kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Apresiasi langkah luar biasa yang harus dilakukan dengan gebrakan yang membuka mata dan hati nurani untuk bergerak bersama agar semua elemen memajukan kehidupan kota dan warganya.

Berbagai macam rasa menyatu dalam diri. Haru, bangga, sedih, lucu, dan bahagia berkumpul hingga harapan ini berhasil dirangkum penulis dalam celotehan warga tentang Jakarta. Semoga saja Gubernur DKI Jakarta terpilih merupakan sosok penebar kebaikan bersama di negeri ini.

Besar nian harapan warga Jakarta kepadamu. Mereka tidak pernah melihatmu secara langsung. Namun,harapan itu selalu tercurah untukmu sebagai bentuk demokrasi yang harus diperjuangkan oleh semua. Warga Jakarta hanya ingin bahagia agar tidak terlilit masalah bangsa yang itu-itu saja. Warga Jakarta memiliki harapan, mimpi, dan cita-cita yang bisa diwujudkan untuk kemajuan bersama.

Gubernur baru Jakarta di Balai Kota, engkau akan menjadi harapan yang selalu menjadikan kami bersemangat untuk menjalani kehidupan. Harapan ini telah engkau sebut berulangkali dalam setiap kampanye kepada warga agar memilihmu. Inilah realita yang terjadi agar engkau bisa menjadi pemimpin yang mewujudkan harapan dan dicintai oleh warganya.

Demikian surat cinta saya. Semoga kebaikan senantiasa menaungi kita bersama.

 

Salam sejahtera selalu...

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun