Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembang Jaya Menguak Kisah "Garuda Beri" Pemangsa Manusia

25 Juli 2019   06:04 Diperbarui: 25 Juli 2019   06:34 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.infopublik.id 

Membuka sayembara bahwa barang siapa dapat membunuh burung itu  akan dinikahkan dengan putri kesayangannya. Siapa yang dapat membasmi prahara di Kadipaten Donan? Jawabnya sudah jelas. Bagus Santri.

Kisah Prahara Mustika Donan berakhir dengan happy ending. Sungguhpun begitu, lakon yang dikisahkan dalam pertunjukan Ketoprak tradisional tersebut sangat menyedot perhatian penonton. 

Terutama ketika adegan dramatik pertarungan antara Bagus Santri versus Garuda Beri. Pertarungan yang dimenangkan Bagus Santri karena pusaka tongkat sakti pemberian Sunan Kalijaga. Kemenangan yang mengantarkan Bagus Santri menjadi putra menantu Adipati Rangga Senggana di Kadipaten Donan.

Makna Lakon Prahara Mustika Donan

SELAIN sebagai tontonan, pertunjukan Ketoprak Kembang Jaya lakon Prahara Mustika Donan dapat dimaknai sebagai tuntutan (media pendidikan) bagi publik. 

Mengingat lakon tersebut menyampaikan ajaran bahwa kesaktian yang digunakan untuk kejahatan (Garuda Beri) akan dapat ditaklukkan oleh kebajikan dan kebenaran (Bagus Santri). Di lingkup masyarakat Jawa, ajaran tersebut diungkapkan dengan Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti.

Nilai edukatif lain yang dapat dicerap oleh para penonton bahwa Bagus Santri -- sang tokoh kebenaran -- dapat menginspirasi bahwa perjuangan hidup harus disertai kebajikan. 

Amalan positif yang disimbolkan dengan tongkat pusaka Bagus Santtri tersebut dapat memberikan pertolongan pada sesama  di dalam menghadapi rintangan yang menghadang. 

Sehingga apa yang diperjuangkan akan menjadi kenyataan manis sebagaimana digambarkan dengan putri Adipati Rangga Senggana.

Nilai edukatif terakhir dari lakon Prahara Mustika Donan bahwa berakhirnya malapetaka (prahara) yang diebus melalui perjuangan akan mendatangkan penghormatan (makna simbolik dari mustika). 

Dengan perjuangan yang maksimal, maka penghormatan yang diperoleh akan mengangkat derajat manusia itu sendiri. Persepsi ini sekadar menunjukkan bahwa derajat manusia merupakan kodrat yang bisa diwiradat, sungguhpun tetap seizin Tuhan). [Sri Wintala Achmad]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun