Beberapa saat kemudian, pandai besi itu dipanggil oleh raja Pajajaran. Sesudah menghadap, raja Pajajaran meminta kepada pandai besi untuk menyerahkan Siyungwanara untuk dijadikan sebagai anak angkat. Pandai besi menyerahkan Siyungwanara dengan tangan terbuka.
Siyungwanara tinggal di dalam istana. Sesudah berganti nama Arya Banyakwide, Siyungwanara diperintahkan raja Pajajaran untuk menaklukkan beberapa kerajaan. Karena kesaktiannya, tugas dari raja Pajajaran itu dapat dilakukan dengan baik. Banyak kerajaan dapat ditaklukkan. Harta rampasan perang beserta seluruh putri boyongan diserahkan kepada raja Pajajaran.
***
Hari berganti hari hingga Arya Banyakwide mengetahui tentang siapakh ayah sejatinya yang tak lain raja Pajajaran. Arya Banyakwide pun mengetahui bahwa semasih bayi, raja Pajajaran itu mencoba membunuhnya dengan memasukkan ke dalam kerangkeng besi dan membuagnya di sungai Kerawang.
Karena ingin berbalas dendam dendam pada raja Pajajaran, Arya Banyakwide memerintahkan pandai besi untuk membuat kerangkeng besi. Sesudah kerangkeng besi itu selesai dibuat, Arya Banyakwide menggunakannya sebagai tempat tidur.
Menyaksikan Arya Banyakwide selalu tidur dengan nyaman di dalam kerangkeng besi itu, raja Pajajaran merasa heran. Bertanyalah raja Pajajaran kepada Arya Banyakwide, "Hei, Banyakwide! Apa kau kurang kerjaan? Kenapa kau selalu tidur di dalam kerangkeng besi? Bukankah tilam yang beralaskan kain berenda sutra lebih nyaman buatmu?"
"Ampun, Baginda. Sungguhpun tampak seperti penjara, namun kerangkeng besi ini membuat tubuh hamba yang lesu menjadi segar kembali. Membuat tubuh hamba yang kedinginan menjadi hangat kembali. Membuat tubuh hamba yang sakit menjadi sehat kembali. Perut hamba yang kelaparan menjadi kenyang kembali."
Mendengar jawaban Arya Banyakwide, raja Pajajaran ingin mencoba tidur di dalam kerangkeng besi itu. Dengan sikap santun, Arya Banyakwide memersilakan. Sesudah raja memasuki kerangkeng besi, Arya Banyakwide menggrendel pintunya dari luar. Dengan gusar raja bertanya, "Kenapa kau grendel pintu kerangkeng besi ini dari luar, Bayakwide?"
"Setiap hutang harus dilunasi, Baginda," jawab Banyak Wide enteng. "Sewaktu hamba masih kecil, Baginda yang merupakan ayah hamba sendiri telah tega membuang hamba ke Sungai Karawang. Kini tiba saatnya, hamba harus Baginda ke Sungai Karawang. Ha..., ha..., ha...."
Tanpa menghiraukan perkataan raja Pajajaran yang terus meminta dibebaskan, Arya Banyakwide membawa kerangkeng besi itu menuju tepian Sungai Karawang. Melemparkan kerangkeng besi itu ke tengah sungai. Singkat kata, raja Pajajaran tewas. Hanyut di dasar Sungai Karawang.
***