Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Orang Gila di Pelabuhan

1 Maret 2018   15:02 Diperbarui: 1 Maret 2018   20:50 2420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokumen pribadi

Setiba di pelabuhan, aku tak melihat lelaki itu. Hanya orang-orang yang berkerumun di warung Barzizah. Mereka ramai membicarakan tentang orang gila yang ditangkap oleh sekawanan security pelabuhan. Mereka pula ramai membicarakan bahwa para security telah menghajar orang gila itu, sebelum melemparkan tubuhnya yang dekil ke atas truk sampah.

"Apakah orang gila yang dimaksud Tuan Chairil?" tanyaku pada Barzizah. "Kenapa ia ditangkap? Salah apa, Yu?"

"Mengganggu orang-orang di pelabuhan."

Aku tertawa lantang, saat mendengar jawaban Barzizah. Bukan menertawakan pemilik warung itu, melainkan kenaifan tindakan dari sekawanan secutiry pelabuhan yang tugasnya tak lebih sebagai kacung penguasa. Menertawakan penguasa yang matanya tak lagi jeli membedakan mana orang gila, mana orang waras. Aku terus tertawa sambil menyusuri tepian pelabuhan itu. Hingga orang-orang yang masih berkerumun di warung itu, mengatakan kalau aku telah gila.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun