Mohon tunggu...
Achmad Abdul Arifin
Achmad Abdul Arifin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Az Zaytun Indonesia

Cerdas, Bijaksana dan Inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekelumit Dialektika tentang Adab

27 Maret 2020   20:46 Diperbarui: 27 Maret 2020   20:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: additudemag.com

"Eh, jangan duduk di situ!" Teriak seorang kakak tingkat ketika saya duduk di kursi dosen. Saya kan bingung, "emangnya kenapa?"

"Kalau di kelasku duduk di kursi dosen itu suul adab (perilaku buruk)".

Saya iyakan aja sembari berdiri dan meninggalkan kursi tersebut. Setelah berpindah tempat duduk, saya minta penjelasan mengenai suul adab tadi kepada kating saya itu.

"Iya, dalam tradisi pesantren salaf duduk di kursi guru merupakan tanda tidak menghormati guru bahkan ciri kesombongan seorang murid."

Maklumlah saya kan bukan seorang santri, yang mempelajari ilmu detail seperti itu. Tapi saya belum puas dengan penjelasannya.

Lhah kok bisa? Hubungannya menduduki kursi guru dengan rasa hormat apa? Kalau saya duduk di kursi tersebut dan saya sangat hormat kepada guru saya, apakah itu dikatakan suul adab juga? Itu deretan pertanyaan yang muncul di benak saya.

Diskusi pun berjalan, namun juga belum mencapai kepuasan dalam diri ini.

Ya mau bagaimana lagi, yang satu belajar di pesantren salaf sedangkan satunya lagi belajar Islam saja dari story WA sampai feed instagram. Ya nggk akan nyambung. Hehe

Sama halnya dengan mencium tangan seorang guru. Barangsiapa yang enggan mencium tangan dikatakan tidak hormat bahkan durhaka terhadap guru.

Lagi-lagi, hubungannya apa? Saya malah cenderung lebih setuju pendapat Syaykh Al-Zaytun. Jabat tangan dengan siapapun harus tegak, tunjukkan bahwa dirimu adalah orang yang merdeka.

Masalah rasa hormat itu urusan lain. Selama tindak tanduk (perilaku), tutur kata dan perangainya tidak menampakkan kekurangajaran, itu tidak bisa dikatakan suul adab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun