Mohon tunggu...
achid fajri
achid fajri Mohon Tunggu... mahasiswa magister perencanaan wilayah dan kota unnisula

saya suka olahraga, dan saya setiap minggu rutin olahraga saya mahasiswa S2 Unnisula

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran komunitas lokal dalam SDGs 2 (Zero Hunger) melalui Program Pertanian Berkelanjutan di wilayah Peri- Urban Semarang

12 Oktober 2025   16:11 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:11 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
17 SDGs (Sustainable Development Goals)(Sumber: PadhAI UPSC App)

Latar Belakang

Sustainable Development Goals (SDGs) yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2015 menjadi kerangka global untuk mengatasi tantangan pembangunan, termasuk SDG 2: Zero Hunger. Target utama SDG 2 adalah mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan nutrisi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan (United Nations, 2015). Di Indonesia, meskipun produksi pangan nasional meningkat, wilayah peri-urban seperti Semarang menghadapi tekanan akibat urban sprawl. Peri-urban didefinisikan sebagai area transisi antara pusat kota dan pedesaan, di mana lahan pertanian sering dikonversi menjadi infrastruktur perkotaan (Antrop, 2004).

Semarang, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan penduduk urban sebesar 2,5% per tahun (BPS Jateng, 2022). Hal ini menyebabkan penurunan luas lahan pertanian dari 15.000 ha pada 2010 menjadi 10.500 ha pada 2020, mengancam ketahanan pangan bagi 1,8 juta penduduknya. Di sisi lain, komunitas lokal di wilayah peri-urban seperti Kecamatan Tembalang dan Banyumanik telah menginisiasi program pertanian berkelanjutan, termasuk hidroponik, vertikal farming, dan pengelolaan limbah organik untuk pupuk. Program ini tidak hanya mendukung produksi pangan lokal tetapi juga memperkuat peran komunitas sebagai aktor utama dalam SDGs.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komunitas lokal dalam pencapaian Zero Hunger melalui program pertanian berkelanjutan di wilayah peri-urban Semarang. Pertanyaan penelitian meliputi: (1) Bagaimana kontribusi program pertanian berkelanjutan terhadap ketahanan pangan? (2) Apa tantangan dan peluang yang dihadapi komunitas lokal? (3) Bagaimana integrasi program ini dengan kebijakan SDGs nasional?

Rumusan Masalah dan Tujuan

Rumusan masalah: Urbanisasi di peri-urban Semarang mengurangi akses pangan, sementara potensi komunitas lokal belum optimal dimanfaatkan. 

Tujuan: Mengidentifikasi peran komunitas dan merekomendasikan strategi penguatan program pertanian berkelanjutan.

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus partisipatif (participatory case study) untuk menangkap dinamika komunitas lokal. Lokasi penelitian adalah wilayah peri-urban Semarang, khususnya Kecamatan Tembalang (desa-desa seperti Tinjomoyo dan Wonosari) dan Banyumanik (desa-desa seperti Jatingaleh dan Sampangan), yang dipilih karena tingginya aktivitas urban farming.

Sampel dan Teknik Pengumpulan Data

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun