[caption caption="BRT (Bus Rapid Transit) yang jalan beriringan"]
[/caption]Akhirnya sempat juga menggunakan Buswaynya Makassar,setelah beberapa bulan terkhir baru beroperasi namun Bus disini tidak memiliki jalur sendiri seperti Busway di Jakarta, Bus ini berjalan diatas jalan yang sama dengan kendaraan yang lain yang membedakan hanya jalur yang bercat merah yang berarti jalur untuk BRT.Â
Dan kemarin itulah waktu baru pulang dari luar kota dan mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, saat berjalan keluar dari pintu kedatangan sambil berpikir kira-kira mau naik apa yah pulang kerumah..? Sebab di bandara Makassar ini banyak sekali pilihan kendaraan umum baik yang resmi maupun yang numpang cari makan dari hasil mengantar penumpang mulai dari taksi resmi yang dikelola Koperasi Bandara sampai Ojek Motor pun ada.
Namun dari kejauhan telihat bus panjang berwarna biru tapi sayang setelah saya hampiri dan dekati ternyata busnya sudah berjalan dan bus inilah di sebut BRT (Bus Rapid Transit), karena sudah niat ingin naik BRT terpaksa menyewa tukang ojek yang sudah dari tadi mengikuti saya, setelah tawar menawar harga untuk diantar sampai diluar di Halte dekat simpang lima.
[caption caption="Pak Sopir"]
Memang begini pak kondisi penumpangnya..? Tanya saya pada Pak sopir, dijawabnya tidak juga karena dari tadi penumpang ramai, Bus yang berbiaya cukup murah ini karena hanya membayar tiket lima ribu rupiah saya sudah bisa sampai pada titik akhir untuk koridor tiga di Mall Panakukang.
[caption caption="Tiket BRT"]
[caption caption=" Pak Sopir Menghitung Setoran "]
BRT yang mengkomsumsi solar sekitar 35 – 40 liter sehari ini terus melaju hingga jalan pettarani saya masih berdua saja dengan pak sopir setelah menembus macet dan banjir , saya sudah mulai memperhatikan sekitar dalam Bus yang saya tumpangi ini dan beberapa kali sempat mengambil gambar sudut-sudut BRT dan masih sangat disayangkan karena masih adanya sampah yang berserakan, karena mungkin tidak adanya fasilitas tempat sampah yang disediakan didalamnya.