Mohon tunggu...
RZ Hakim
RZ Hakim Mohon Tunggu...

Rakyat biasa yang senang menulis. Kini tinggal di Kalisat, kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tentang Bangunan Kuno di Jember

28 Januari 2012   10:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:21 4915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang bangunan kuno di Jember, paling mudah adalah dengan melihat stasiun PT KAI dan bangunan di sekitarnya (Jalan Wijaya Kusuma). Yang kedua adalah kantor pos. Dan yang paling banyak bisa di jumpai adalah bangunan di daerah perkebunan kota Jember.

Stasiun Kota Jember memang telah beberapa kali mengalami renovasi, tapi sisi arsitekturnya masih terkesan bergaya Belanda / Eropa.

Setahu saya, di stasiun Jember tidak tertulis tahun pembuatan. Tapi bila melihat angka tahun yang tertera di pintu masuk terowongan Mrawan, di sana tertulis tahun 1901. Saya kira, stasiun Jember sudah terbangun satu tahun sebelumnya, atau di akhir abad 19. Karena pada 1894, Belanda baru menyelesaikan rel keretanya di Probolinggo. Pada 1895, ada perpanjangan rel kereta dari Probolinggo ke Klakah. Tebakan saya, stasiun Jember didirikan antara 1896 hingga 1900.

Sumber dari KITLV

Spoorbaan bij Mrawan bij Djember, 1930

Bila dilihat sepintas, bangunan stasiun Jember terlihat lebih kokoh, dibanding dengan ruang ruang tambahan yang dibangun pada era sekarang. Begitu juga saat saya melihat bangunan di jalan wijaya kusuma (rumah dinas karyawan). Selain terlihat lebih kokoh, umumnya bangunan kuno ini lebih luas dan lebih tinggi.

Dilihat dari segi bahan kayu, rumah peninggalan Belanda rata rata menyukai ornament kayu yang berbahan kayu jati kualitas super. Mungkin mereka diuntungkan oleh jaman. Saat itu kayu jati memang kualitasnya bagus bagus karena berumur tua.

Lantai juga begitu, memiliki kualitas yang super. Warnanya sederhana (kebanyakan berwarna gelap kehitaman, tapi tidak mudah retak. Sayang sekali, stasiun jember saat ini berganti lantai dengan keramik berwarna putih. Ada sebagian yang berwarna merah hati.

Sisi lain yang paling mudah dinilai adalah tembok yang lebih tebal dan jendela yang lebih tinggi. Untuk jendela, biasanya selain tinggi, ukurannya jumbo.

Umumnya, denah bangunan Belanda bersifat sederhana dengan bentuk bujur sangkar (atau hanya persegi panjang). Beda yang paling mencolok dengan arsitektur masa kini adalah ukurannya. Ruang ruang yang mereka bangun, mulai dari ruang tamu, kamar, dapur hingga kamar mandi, semuanya jauh lebih luas ketimbang ukuran sekarang.

Rumah rumah bergaya Eropa yang saya jumpai di daerah perkebunan juga memiliki ciri ciri yang sama.

Yang paling saya herankan adalah bentuk kamar mandi. Mereka senang dengan kamar mandi yang luas, yang di dalamnya ada bak mandi besar (sangat besar, bila dibandingkan dengan bak era kini). Kadang bak mandi lebih dari satu dengan sistem berkesinambungan. Jadi, bila bak yang pertama sudah penuh, air akan mengalir ke bak selanjutnya.

Apakah orang Londo suka mandi? Ini pertanyaan saya sejak lama. Eh, ternyata rasa penasaran saya terjawab oleh sebuah foto (hasil kiriman seorang teman di jejaring sosial. Dia mendapatkannya dari KITLV (Yang akhirnya saya jadikan rujukan untuk gambar gambar yang lain). Ternyata orang Belanda memang suka mandi, hehe.

Djember

1327744569307524071
1327744569307524071

Reproduksi cetak. Diterbitkan di: Tempo Doeloe: dokumentasi foto dari India kuno, 1870-1914 '/ E. Breton de Nijs. - Amsterdam: Querido, 1961. - P. 144

Latar Belakang Dibangunnya Gedung Tua di Jember

Antara tahun 1830 hingga 1870 adalah masa cultuurstelsel. Wajar bila bangunan kuno lebih banyak ditemui di daerah perkebunan, karena tujuan dari cultuurstelsel sendiri adalah untuk menghasilkan komoditi eksport. Rentang waktu tersebut (1870-1900) juga bisa dinamakan sebagai era liberalisme yang ditandai dengan tumbuh suburnya perdagangan swasta dalam skala besar.

Pada tahun 1900, tanam paksa diganti dengan politik etis, disusul kemudian dengan diberlakukannya UU Desentralisasi (tahun 1905). Karena adanya pergantian aturan main, Belanda meningkatkan keamanan dengan membangun komplek militer di berbagai daerah.

Apakah semua itu berpengaruh pada model rumah kuno di Jalan Wijaya Kusuma Jember? Iya. Perumahan karyawan PT KAI didirikan di rentang waktu peningkatan keamanan Belanda. Rata rata memiliki pintu dan jendela berlapis. Pintu berlapis tersebut memiliki ukuran yang sama. Bedanya ada pada tiap tiap lapisannya. Pintu terluar biasanya memiliki ventilasi udara, sedangkan yang ada di dalam hanya berlapiskan kaca untuk pencahayaan.

Sistem pengamanan pintu menggunakan slot yang tidak hanya satu, tapi empat buah slot. Di atas, bawah, dan dua di tengah. Slot atau grendel juga berlaku untuk jendela. Jelas sekali ini adalah pengaruh dari peningkatan keamanan pihak Belanda saat itu.

Kenapa pihak Belanda senang membangun rumah dan gedung gedung (juga akses transportasi) dengan tampak kokoh dan kadang berskala monumental? Jawaban subyektif dari saya adalah karena pihak kolonial ingin membangun pencitraan sebagai bangsa penjajah yang keren, setidaknya dimata Eropa.

Para sahabat kompasianer, inilah sedikit tulisan saya tentang bangunan kuno, dengan latar belakang sejarah yang umum umum saja dan hanya saya contohkan bangunan yang ada di sekitar tempat tinggal saya.

Masih ada beberapa gedung gedung tua dan bersejarah di Jember. Harapan saya,semoga gedung gedung ini tidak tergerus oleh jaman, atau roboh hanya karena dikalahkan oleh kepentingan ekonomi semata.

Sebagai penutup, akan saya sertakan foto Kantor Pos Jember tahun 1930. Saya mendapatkannya di situs KITLV. Semoga bisa dinikmati.

1327745505774214521
1327745505774214521

Post- en telegraafkantoor te Djember

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun