Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puasa Sebagai Titik Picu.....

26 Juli 2012   18:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:35 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Puasa, bulan yang penuh rahmah kini ditapaki. Seluruh umat Islam di dunia pun melaksanakan ibadah shaum, yang sejak berratus tahun lalu telah dijalani dengan tawadhu oleh seluruh manuisa beriman yang hanya mengakui ke-esa-an Allah.

Secara lahiriah, dengan puasa kita diharapkan dapat mengekang segala hawa nafsu. Yang kasat mata adalah menghentikan makan dan minum sejak subuh hingga maghrib. Padahal tak hanya itu, puasa juga menuntut agar seluruh anggota tubuh, mulai hati, mata, mulut, hidung, telinga, dan bahkan tangan dan kaki pun juga melakukan hal yang sama. Dan hikma yang didapat bagi manusia yang menjalankannya adalah, selain pahala sebagaimana yang dijanjikan, tubuh pun akan menjadi sehat!

Sementara kalau kita mau mengkaji lebih dalam lagi, dibalik puasa, manusia juga dituntut untuk turut erasakan penderitaan yang dialami oleh mereka yang kurang beruntung--- dan puasa akan menyadarkan seseorang yang beruntung untuk senantiasa bersyukur kepada Yang Maha Hidup, dan dengan ikhlas mendarmakan sebagian rezekinya, serta selalu berusaha untuk tetap berada dijalan yang diridhoiNya.

Sejatinya, inilah salah satu bentuk dari sebuah perjalanan spriritual diri seseorang anak manusia yang mengaku dirinya mukmin. Agaknya, hal tersebut diatas mengilhami beberapa kalangan untuk selalu melakukan puasa sunah selepas bulan Ramadhan. Selain sehat, mereka juga takut, tanpa sadar akan keluar dari jalan yang tidak diridhoiNya.

Mudah saja kita membayangkan, betapa indahnya jika makna dan filosofi dari puasa ini benar-benar dijalankan didalam gerak hidup dan kehidupan masyarakat dalam keseharian, menjadi lain dalam pelaksanaanya!

Betapa tidak, ketika ruang gerak hidup kita selaras dari makna dan filosofis puasa itu selaras, carut marut kehidupan sudah barang tentu akan terhapus, perekonomian, dan politik pun akan berjalan sesuai dengan hati nurani, sementara jurang pemisah antara si kaya dan si miskin akan mengecil. Kini sudah saatnya kita berbenah diri. Menggunakan puasa tahun ini sebagi titik picu untuk berbuat, berkata, dan berpikir yang bernuansakan ilahiah sehingga berbagai hal kotor yang pernah kita perbuat dimasa lalu tak terulang lagi…SEMOGA!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun