Mohon tunggu...
Ulul Rosyad
Ulul Rosyad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jangan hanya melihat dan menilainya, hampiri dan ikut prosesnya, Dan kau akan tau bagaimana Rasanya

Seorang Pencari Susuhe Angin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kiat Jitu Lepas dari Menjadi Calon Orang Miskin Baru

24 Juni 2013   02:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:31 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas kita melihat betapa majunya negara Indonesia ini. Gedung-gedung pencakar langit memadati pusat-pusat kota, pertambahan penduduk makin pesat, kemajuan tekhnologi tidak diragukan lagi, semakin mapan. Pun dengan peradaban masyarakat semakin baik dan masih banyak lagi yang harus kita banggakan dari bangsa kita ini. Namun tingginya gedung-gedung pencakar langit tersebut bukanlah hal yang bisa kita interpretasi sebagai gedung uang, tetapi maaf, gedung hutang.

Hal-hal yang beraroma seperti politik, pemerintahan, perniagaan dan segala bentuk ketatanegaraan lainnya mungkin bukanlah topik yang menarik. Namun, suka atau tidak suka, kita dipaksa untuk memicingkan mata terhadap masalah bangsa kita ini, dalam hal segala bentuk krisis. Segala bentuk krisi tersebut bukanlah hal yang sepele, akan tetapi sangat serius dan efeknya sedang mengancam kita semua tanpa terkecuali. Lebih-lebih dengan ditetapkannya BBM harus naik!

Menukil dari perkataan dalam sebuah bukunya Dr. Robert Anthony, “Umat manusia persis seperti mata rantai yang saling terkait dan kekuatannya sebatas pada rantai yang paling lemah”

Inti dari perkataan tersebut mungkin adalah jika kita ingin menyelesaikan masalah berskala besar seperti krisis multidimensi dalam bagsa kita ini, langkah yang paling bijak adalah setiap individu masyarakat hendaknya mengasah sifat mandiri dan selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sebelum memusingkan dunia luar dirinya. Karena umat manusia dalam hal ini kita sebagai masyarakat Indonesia adalah seperti mata rantai yang saling terkait. Ia akan selalu dalam kondisi kuat jika masing-masing mata rantai kuat. Dan begitulah seharusnya dengan masyarakat kita ini. Semua harus menjadi mata rantai negara yang kuat.

Kembali seperti yang dimaksud oleh perkataan Dr. Robert Anthony diatas, umat manusia seperti untaian mata rantai yang saling berkait. Demikan halnya dengan alam semesta ini. Antara hukum alam satu dengan hukum alam lain saling berkait dengan kuatnya. Kita sebagai manusia biasa yang mungkin tinggal di pedesaan atau lebih-lebih di kota besar harus pandai membekali diri. Apalagi sekarang adalah masa yang penuh dan serba sulit. Kita benar-benar dituntut untuk banyak belajar dan instrospeksi dan belajar. Altrnatif terbaik adalah back to nature...!(sedikit boso londo, hehhe)

Alam selalu memberi kelimpahan. Dari sebuah artikel yang pernah saya baca, riset membuktikan salah satu sektor perekonomian yang tidak ikut ambruk akibat krisis moneter beberapa tahun yang lalu adalah di bidang agronomi. Kembali mengaktifkan lahan tidur. Kalau tidak ada lahan kosong ada baiknya bercocok tanam dalam pot atau juga mencipta dengan daya kreatif sendiri. Cara lain yang masih berhubungan dengan potensi alam adalah peternakan dan usaha konsultasi, biro pengobatan alternatif serta dunia hiburan kreatif. Ya, memang ini teori yang jelas prakteknya kan susah. Mungkin ini pendapat sebagian besar kita, namun yakin itu penting dan dibarengi dengan mencoba dan banyak belajar tidak mustahil kemungkinan menjadi berhasil terbuka lebar. Jika cara diatas belum bisa dijadikan alternatif yang terbaik tak ada salahnya kita harus menyesuaikan pola hidup dengan seni hidup yang sederhana!

Sederhana dalam hal ini adalah keserhanaan yang mencakup dunia luar pribadi. Dengan kata lain tidak neko-neko dan memaksakan kemampuan. Karena alam serba bersifat alami dan tak ada yang perlu dipaksakan. Semua berjalan sesuai aturan main-Nya. Seperti bunyi pepatah lawas, “Bukan seberapa banyak bakat yang kita miliki tetapi bagaimana cara kita memanfaatkan karunia Tuhan kepada kita itu yang paling penting.”

Ada baiknya jika kita tak dapat menambah penghasilan yang lebih banyak, berusaha untuk menciptakan kesehatan lebih baik adalah sebuah keputusan bijak. Caranya mudah. Berdzikir, atau bermeditasi secara teratur, memakan makanan yang bergizi dan seimbang, olah raga yang cukup, istirahat dan rekreasi dengan porsi yang sederhana. Mudah-mudahan dengan cara hidup yang sederhana ini, kita bisa terlepas dari bayang-bayang calon orang miskin baru. Maturnuwun...

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun