Mohon tunggu...
Abu Nawas
Abu Nawas Mohon Tunggu... Santri IRo-Society Bertinggal di Jayapura

Hobbi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melejitkan Daya Saing Sekolah: Saatnya Tampil Berbeda dan Bermakna

19 Juli 2025   03:52 Diperbarui: 18 Juli 2025   18:57 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekolah tidak lagi cukup hanya mencetak nilai tinggi. Di tengah arus perubahan zaman yang cepat, sekolah harus menjadi tempat tumbuhnya generasi pembelajar yang utuh: cerdas secara akademik, tangguh secara karakter, dan adaptif terhadap realitas. Untuk itu, sekolah  perlu melesat lebih jauh. Bukan dengan mengejar kemewahan fisik semata, tetapi dengan memperkuat nilai, sistem, dan inovasi. Inilah saatnya sekolah tampil berbeda dan bermakna melalui strategi peningkatan daya saing yang terukur.

Daya saing sekolah bukan soal siapa yang punya pagar paling tinggi atau seragam paling mewah. Tapi tentang siapa yang paling siap menghadapi masa depan. Dan masa depan itu tidak menunggu. Ia datang dengan cepat, membawa tantangan baru yang tak bisa dijawab dengan metode lama.

Mari kita kupas satu per satu strategi yang bisa dilakukan oleh sekolah agar tidak sekadar bertahan, tetapi benar-benar melejit---baik di mata siswa, orang tua, maupun masyarakat.

1. Menumbuhkan Keunggulan Khas Sekolah sebagai Pembeda

Setiap sekolah punya potensi unik. Sayangnya, banyak sekolah yang justru meniru sekolah lain tanpa menyadari keunggulan sendiri. Padahal, ciri khas atau keunikan sekolah adalah fondasi penting untuk membangun daya saing. Misalnya, sekolah yang berbasis literasi, sekolah digital kreatif, atau sekolah yang mengangkat budaya lokal bisa menjadi pilihan yang sangat menarik di tengah masyarakat.

Keunikan ini tidak harus muluk-muluk. Bisa dimulai dari kebiasaan pagi seperti "Salam Inspirasi", program "Satu Hari Satu Kebaikan", atau model pembelajaran tematik berbasis proyek desa. Yang penting adalah konsisten dan relevan. Ketika nilai-nilai ini terasa dan hidup dalam rutinitas sekolah, maka siswa pun akan merasa punya identitas---dan identitas ini yang akan menumbuhkan kebanggaan.

Sekolah yang punya pembeda akan mudah dikenali, dibicarakan, dan diingat. Bahkan ketika fasilitasnya biasa saja, tapi punya nilai unik yang hidup dalam budaya sekolah, maka itulah yang menjadi magnet. Karena dalam dunia pendidikan, nilai dan jiwa sekolah jauh lebih penting dari tembok dan catnya.

2. Mengembangkan Sistem Pembelajaran yang Bermakna dan Adaptif

Siswa zaman sekarang sangat berbeda dengan kita dulu. Mereka hidup dalam dunia yang serba cepat, visual, dan penuh distraksi. Jika sekolah masih menerapkan metode pembelajaran yang satu arah dan hafalan semata, maka bisa dipastikan anak-anak akan mudah kehilangan motivasi. Mereka perlu belajar dengan cara yang bermakna, aktif, dan menantang.

Misalnya, siswa diajak membuat konten video pembelajaran, melakukan observasi lapangan di pasar lokal, atau mengembangkan produk dari sampah plastik. Semua ini bukan hanya menyenangkan, tapi juga menyentuh langsung kehidupan mereka. Pembelajaran seperti ini tidak hanya menyentuh kognitif, tapi juga afektif dan psikomotorik mereka. Mereka belajar bukan hanya untuk ujian, tetapi untuk hidup.

Guru juga harus menjadi fasilitator yang fleksibel. Materi bisa tetap sama, tetapi cara menyampaikannya harus menyesuaikan zaman. Gunakan teknologi, cerita nyata, bahkan humor. Belajar tak harus tegang. Kadang, satu tawa di kelas bisa membuka lebih banyak pemahaman daripada satu lembar LKS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun