Mohon tunggu...
Abu Nawas
Abu Nawas Mohon Tunggu... Santri IRo-Society Bertinggal di Jayapura

Hobbi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menang Tanpa Mengalahkan: Seni Hiidup ala Stephen R. Covey

11 Juli 2025   03:04 Diperbarui: 10 Juli 2025   18:16 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpikir Menang-Menang ala Stephen R. Covey (Foto: Istimewa)

Dalam hidup ini, kita sering terjebak dalam pola pikir "kalau aku menang, kamu harus kalah" -- seolah hidup adalah perlombaan tanpa garis finish bersama. Namun, Stephen R. Covey, dalam bukunya yang legendaris The 7 Habits of Highly Effective People, menawarkan paradigma baru: berpikir menang/menang (win/win thinking). Ini bukan tentang menjadi baik hati atau mengalah, tapi tentang berpikir cerdas dan adil---sehingga semua pihak merasa dihargai dan diuntungkan.

1. Bukan Hitam-Putih: Hidup Penuh Warna Solusi

Seringkali, dalam menyelesaikan persoalan, kita berpikir sempit: "Kalau bukan aku yang dapat, berarti aku kalah." Ini adalah logika hitam-putih yang terlalu menyederhanakan realitas. Covey mengajak kita mengubah kacamata, melihat bahwa banyak solusi dalam hidup sebenarnya bersifat kreatif dan saling menguntungkan.

Konsep menang/menang berbeda dengan kompromi biasa. Kompromi sering kali membuat dua pihak setengah puas. Tapi dalam win/win, kita diajak menciptakan solusi ketiga---yang lebih baik dari keinginan masing-masing. Covey menyebut ini sebagai "the third alternative":

"Win/Win is a belief in the Third Alternative. It's not your way or my way; it's a better way, a higher way."

Coba perhatikan dunia nyata: dua mitra bisnis yang berhasil bukan karena saling curiga, tapi karena mereka percaya bahwa saling untung itu mungkin. Bahkan dalam relasi keluarga pun, ketika pasangan suami istri berhenti ngotot siapa yang lebih benar, dan mulai mencari solusi bersama, kehangatan justru lebih terasa.

Berpikir menang/menang adalah ajakan untuk naik kelas dalam berpikir. Bukan sekadar "mengalah demi damai", tapi mencari damai yang utuh karena semua pihak dipuaskan secara jujur dan adil.

2. Butuh Karakter yang Kuat: Bukan Sekadar Niat Baik

Berpikir menang/menang memang terdengar mulia, tapi bukan berarti mudah. Diperlukan karakter yang kuat---gabungan dari integritas, kedewasaan, dan mental berkelimpahan (abundance mindset).

Menurut Covey:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun