Pemrograman konvensional dan pemrograman Artificial Intelligence (AI) memiliki beberapa perbedaan mendasar di dalam cara kerja dan pendekatan yang digunakan. Dalam pemrograman konvensional,dimana seorang programmer harus menuliskan aturan dan logika secara jelas agar mudah dipahamioleh komputer dan dapat menjalankan instruksi tersebut. Komputer hanya bertindak sebagai eksekutor yang mengikuti perintah secara kaku dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri di luar aturan yang sudah diberikan. Sebaliknya, pemrograman AI memungkinkan komputer untuk belajar dari sebuah data, menemukan pola, serta membuat prediksi tanpa harus diberikan aturan detail oleh manusia. Dengan kata lain, pada AI, mesin memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi baru berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari data sebelumnya.
     Perbedaan ini jugadapat di lihat dari sumber pengetahuan yang digunakan. Pada sistem konvensional, pengetahuan sepenuhnya berasal dari programmer yang menuliskan instruksi secara eksplisit. Namun, pada AI, pengetahuan utama berasal dari data yang dimasukkan ke dalam sistem. Data tersebut dipelajari menggunakan algoritma machine learning atau deep learning, sehingga komputer mampu menghasilkan keputusan yang tidak selalu sama persis tetapi berdasarkan kemungkinan yang paling tepat. Hal ini menjadikan AI lebih fleksibel dibandingkan sistem konvensional yang cenderung kaku dan harus terus diperbarui secara manual apabila kondisi berubah.
     Selain itu, keluaran yang dihasilkan juga berbeda. Pemrograman konvensional menghasilkan output yang deterministik, artinya jika input sama maka hasilnya akan selalu sama. Sementara itu, pemrograman AI bersifat probabilistik, di mana hasilnya bisa berbeda tergantung pada pola data yang dipelajari sebelumnya. Contohnya, pada aplikasi absensi berbasis sidik jari, sistem konvensional hanya mencocokkan pola yang sudah ditentukan. Sedangkan sistem AI bisa belajar mengenali sidik jari meskipun terdapat perbedaan kecil, sehingga lebih adaptif dalam penerapan nyata.
     Dari sisi peran programmer, pemrograman konvensional menuntut programmer untuk mengatur seluruh detail aturan dan logika sistem. Sedangkan pada AI, tugas programmer lebih banyak menyiapkan data, memilih model, serta melatih sistem agar dapat belajar sendiri. Inilah yang membuat AI sangat berguna dalam bidang yang kompleks, seperti pengenalan wajah, chatbot cerdas, hingga sistem rekomendasi di e-commerce. Sementara itu, pemrograman konvensional tetap relevan untuk aplikasi sederhana yang aturannya jelas, seperti sistem kasir atau kalkulator.
     Secara keseluruhan, pemrograman konvensional lebih cocok digunakan pada masalah yang terstruktur dengan aturan tetap, sedangkan AI unggul dalam menangani masalah yang penuh ketidakpastian dan membutuhkan analisis data dalam jumlah besar. Perbedaan inilah yang membuat AI menjadi salah satu terobosan penting dalam perkembangan teknologi modern, karena mampu memberikan solusi lebih cerdas dibandingkan pendekatan pemrograman tradisional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI