Bunga Mekar Tersenyum (Bab 3)
Pengarang : Hanif Ahmad
Hallo permirsa jumpa lagi dengan saya dalam cerita Bunga Mekar Tersenyum, alhmadulillah sekian waktu berlalu, sekarang saya bisa menyapa lagi dengan Anda semua. Baiklah yuk kita teruskan cerita Si Anita yang baru saja selesai belanja potongan daging ayam dari abang sayur pelanggannya.
"Selamat membaca.....!!!"
Seorang wanita seperti aku ini mestilah pandai memasak, agar suami dan keluargaku kelak bisa tumbuh sehat sejahtera. Banyak hal yang aku persiapkan agar menghasilkan masakan yang enak dan sehat.
Aku tak pernah berhenti untuk belajar dimanapun aku bisa, sehingga pengetahuanku tentang masak supaya terus berkembang. Makanya dapur yang ada aku buat senyaman mungkin, agar aku bisa betah ada di dapur. Ya rumahku tidak mewah tapi aku selalu merawatnya supaya ada kesegaran, kebersihan, ada kerapihan. Bukan berarti tidak boleh berantakan sih. Tetapi setelah selesai semuanya aku sudah terbiasa untuk membersihkannya.
Namaku Anita adalah merupakan doa dari orang tuaku sebagai amanat yang harus kuwujudkan. Anita artinya seorang yang bersemangat, ia tertarik kepada kehidupan mandiri, sangat romantis dan bisa menghibur, menyukai pertualangan dalam hal yang baru.
Memasak itu bisa dibilang soal kehidupan, jika kita memasak dengan senang hati, semangat kebaikan, maka akan terpancar dari hasil masakannya itu sendiri. Sentuhan bumbu, potongan sayuran, adukan adonan menjadi sebuah kesempatan melantunkan zikir pujian untuk Sang Maha Pencipta.
Apa yang dimakan dari olahanku bisa menjadi sumber kehidupan untuk keluargaku. Sehingga mereka bisa beraktifitas berkembang dan berkarya dengan segala semangat pembelajaran.
Aku mencitai dapurku, bersenandung saat memasak adalah suasana yang romantis buatku. Ada kepuasan tersendiri dengan masakan yang aku buat, bisa melihat roman wajah seseorang saat menyantap hasil olahanku. Mata yang cerah, bibir tersenyum, menelan dan menguyah terlihat sangat menikmatinya. Begitu bergairah dia menyantap olahan masakanku.