Penulis : Hanif Ahmad
Abah nata :
Jika setiap orang sudah berdamai dengan doa di hatinya maka damailah seluruh alam.
Anah lajnah :
Apakah yakin seperti itu abah ?.
Abah nata :
Haqquul yakin anah, Â jika setiap orang sudah berdamai dengan doa di hatinya, maka keikhlasanlah yang menguasainya. Sehingga perjumpaan satu manusia dengan manusia yang lainya dalam hati yang sama-sama ikhlas. Maka perdamaianlah yang akan terjadi.
Anah lajnah :
Namun tidak selamanya mulus seperti itu kan abah?. Karena satu manusia itu akan diuji juga oleh manusia yang lainnya. Kalau gak salah abah pernah sampaikan seperti itu kan ?.
Abah nata :
Maasa, ahhhh abah pernah sampaikan seperti itu ?.
Anah lajnah :
Anah setuju sih abah, bahwa kita akan diuji oleh orang-orang terdekat diantara kita. Seorang suami akan diuji oleh istrinya, seorang istri akan diuji oleh suaminya, Â orang tua akan diuji oleh anak-anaknya, seorang anak akan diuji juga oleh orangtuanya.
Abah nata :
Baiklah anah, keadaan yang terbaik itu, jika setiap hati kita sudah damai dengan doa yang ikhlas. Bukanlah saling memberikan ujian. Tetapi saling memberi pencerahan, saling memberi semangat keikhlasan. Sehingga tampaklah perdamaian dari hatinya sendiri. Menuju lingkaran keluarganya, menuju tetangganya, menuju sehabatnya, menuju lingkungannya. Â Yang pada akhirnya menuju perdamaian seluruh alam.
Anah lajnah :
Jadi bukan lagi saling menguji ya abah. Tetapi saling memberi semangat keikhlasan yah ?
Abah nata :
Iya anah, doa-doa seperti itulah yang harus kita lantunkan untuk perdamaian seluruh alam.
(Cerita Mang Nata)