Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Doa Untuk Perdamaian Mulai dari Lingkaran Terkecil

3 Agustus 2020   07:26 Diperbarui: 3 Agustus 2020   07:51 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku pertamaku hanif ahmad

Penulis : Hanif Ahmad

Abah nata :
Jika setiap orang sudah berdamai dengan doa di hatinya maka damailah seluruh alam.

Anah lajnah :
Apakah yakin seperti itu abah ?.

Abah nata :
Haqquul yakin anah,  jika setiap orang sudah berdamai dengan doa di hatinya, maka keikhlasanlah yang menguasainya. Sehingga perjumpaan satu manusia dengan manusia yang lainya dalam hati yang sama-sama ikhlas. Maka perdamaianlah yang akan terjadi.

Anah lajnah :
Namun tidak selamanya mulus seperti itu kan abah?. Karena satu manusia itu akan diuji juga oleh manusia yang lainnya. Kalau gak salah abah pernah sampaikan seperti itu kan ?.

Abah nata :
Maasa, ahhhh abah pernah sampaikan seperti itu ?.

Anah lajnah :
Anah setuju sih abah, bahwa kita akan diuji oleh orang-orang terdekat diantara kita. Seorang suami akan diuji oleh istrinya, seorang istri akan diuji oleh suaminya,  orang tua akan diuji oleh anak-anaknya, seorang anak akan diuji juga oleh orangtuanya.

Abah nata :
Baiklah anah, keadaan yang terbaik itu, jika setiap hati kita sudah damai dengan doa yang ikhlas. Bukanlah saling memberikan ujian. Tetapi saling memberi pencerahan, saling memberi semangat keikhlasan. Sehingga tampaklah perdamaian dari hatinya sendiri. Menuju lingkaran keluarganya, menuju tetangganya, menuju sehabatnya, menuju lingkungannya.  Yang pada akhirnya menuju perdamaian seluruh alam.

Anah lajnah :
Jadi bukan lagi saling menguji ya abah. Tetapi saling memberi semangat keikhlasan yah ?

Abah nata :
Iya anah, doa-doa seperti itulah yang harus kita lantunkan untuk perdamaian seluruh alam.

(Cerita Mang  Nata)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun