Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manusia Selayaknya Jadi Manusia yang Dikagumi oleh Matahari

27 Maret 2020   06:38 Diperbarui: 27 Maret 2020   06:46 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Comika mang nata & teh wulan

Mang nata :
Kalau mau bersinar, maka bersinarlah seperti matahari. Cahayanya tetap jadi cahaya. Demikian juga dengan kebaikan, maka kebaikan itu untuk selamanya. Janganlah hari ini tersenyum besok menangis. Janganlah hari tulus besok mencela. Janganlah hari ini senang besok kecewa. Tetaplah mantap seperti matahari kehidupan yang hanya memberi kebaikan. Setiap kebaikan yang hakiki tidak akan menjadi sedih karena berbagai keadaan. Tetapi tetap bahagia untuk selamanya, seperti matahari yang bersinar sepanjang jaman.

Teh wulan :
Semoga aku bisa seperti matahari, tetapi matahari pun ada redupnya saat akan turun hujan, demikianlah kenyataannya.

Mang nata :
Sebenarnya matahari itu tidak pernah redup, kalau tidak ada yang menghalanginya yaitu awan atau hujan.

Teh wulan :
Iya kan....?, kalau terhalangi otomatis tidak bersinar .

Mang nata :
Kalau kita ada di bumi benar demikian, tetapi kalau kita melihatnya dari alam semesta atau dari pengetahuan yang sudah dipelajari. Maka matahari itu tidak pernah padam cahayanya, teteh .

Teh wulan :
Sepertinya manusia itu harus tetap jadi manusia dan matahari tetap akan jadi matahari. Bahkan sebenarnya mataharilah yang memiliki rasa kagum kepada manusia, karena memiliki martabat istimewa sebagai makhluk Allah SWT.

Mang nata :
Naaah itu benar juga teteh, kenapa manusia itu adakalanya tidak percaya diri begitu sebagai makhluk yang istimewa ?.

Teh wulan :
Keinginan seperti matahari itu maksudnya kan seibarat perumpamaan. Yaitu suatu perumpamaan atas semangat kebaikan yang tidak boleh padam. Demi menjalankan tugas agung untuk beribadah kepada Allah swt.

Mang nata :
Yes.....! setuju teteh. Kita sebagai manusia harus berupaya tidak memaklumi atau melemahkan diri sendiri karena ada rintangan seperti awan gelap yang menyelimuti. Tetapi tetap bercahaya dalam semangat perjuangan yang tidak pernah padam.

Teh wulan :
Siap mang nata....!, semangat, semangat, semangat......

(Cerita Mang Nata 337)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun