Mohon tunggu...
Apoteker Ilham Hidayat
Apoteker Ilham Hidayat Mohon Tunggu... Apoteker/Founder Komunitas AI Farmasi - PharmaGrantha.AI/Rindukelana Senja

AI Enhanced Pharmacist

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Bukan Hanya Glow, Skin Corner di Apotek Bisa Cetak Cuan Baru

11 Agustus 2025   11:33 Diperbarui: 11 Agustus 2025   11:40 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit gambar: Ilustrasi buatan AI menggunakan ChatGPT/DALL*E oleh Ilham Hidayat (dokumen pribadi) 

Tren yang Tak Bisa Diabaikan

Generasi Z dan Gen Alpha sedang gila-gilanya sama skincare. Mereka rela antre di toko, bongkar dompet untuk serum viral di TikTok, dan bahkan mulai menghafal bahan aktif layaknya hafalan rumus kimia. Masalahnya? Tidak semua produk yang mereka beli sesuai umur atau aman untuk kulit remaja. Dari retinol dosis tinggi sampai eksfoliasi berlebihan, banyak yang akhirnya berujung pada kulit iritasi dan barrier rusak.

Di tengah arus tren ini, apotek yang selama ini identik dengan obat punya peluang emas untuk masuk --- bukan sebagai penjual serum abal-abal, tapi sebagai pusat skin health yang kredibel. Caranya? Hadirkan Skin Corner di apotek.

Latar Belakang Pasar -- Angka yang Menggoda

Data bicara jelas:

  • Pasar skincare global diproyeksikan tumbuh dari US$146,6 miliar (2024) menjadi US$197,2 miliar (2030).
  • Di Indonesia, segmen skincare dalam Beauty & Personal Care bernilai sekitar US$2 miliar dan tumbuh 9,4%  CAGR (2023--2028).
  • Industri kecantikan Indonesia mengalami lonjakan 16% YoY dalam nilai penjualan, dan 8% untuk jumlah unit.
  • Pasar personal care remaja global diprediksi akan tumbuh US$11,86 miliar antara 2025--2029.
  • Di AS, belanja skincare remaja sudah mencapai US$1,7 miliar per tahun, naik 23% YoY.

Dengan angka seperti ini, sulit menyangkal bahwa potensi pasar remaja bukan sekadar tren sesaat.

Konsep Skin Corner di Apotek

Skin Corner bukan cuma rak skincare di sudut apotek, tapi layanan kesehatan kulit yang menyatu dengan fungsi apoteker sebagai tenaga kesehatan. Fasilitasnya bisa meliputi:

  • Asesmen kulit oleh apoteker terlatih.
  • Skin analysis menggunakan alat sederhana untuk mengukur kelembapan, kadar minyak, dan kondisi pori.
  • Edukasi cara membaca label & memilih produk sesuai umur dan jenis kulit.
  • Paket starter kit skincare remaja yang aman, terkurasi, dan memiliki label "Reviewed by Pharmacist".

Hasilnya? Pengalaman belanja yang lebih personal dan terarah, bukan sekadar ikut-ikutan tren viral.

Nilai Tambah bagi Apotek

  1. Diferensiasi -- Apotek punya positioning unik dibanding toko kosmetik biasa.
  2. Traffic Baru -- Menarik pelanggan muda beserta orang tuanya.
  3. Penjualan Turunan -- Cross-selling vitamin, sunblock, bahkan produk perawatan rambut.
  4. Branding Edukatif -- Meningkatkan citra apotek sebagai pusat skin health terpercaya.

Tantangan dan Solusi

  • Tantangan: Keterbatasan pengetahuan dermatologi di level apotek umum, biaya alat analisis kulit, dan promosi yang nyambung ke Gen Z.
  • Solusi:
    • Pelatihan internal atau kerja sama dengan brand skincare remaja.
    • Promosi kreatif via TikTok & Instagram, plus event Skin Health Day di sekolah.
    • Paket membership untuk remaja: konsultasi berkala + diskon produk.

Penutup 

Pasar skincare remaja sedang panas, dan Skin Corner adalah pintu masuk yang strategis bagi apotek untuk bukan hanya ikut tren, tapi membentuk tren yang sehat. Dengan pendekatan berbasis data, edukasi, dan personalisasi, apotek bisa menjadi tempat pertama yang diingat remaja untuk urusan kulit sehat.

Glow itu bonus, kepercayaan pelanggan adalah investasi jangka panjang. Dan di situlah cuan sebenarnya bersembunyi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun