Guest House itu masih terlihat asri karena terawat baik. Padahal itu bangunan tua dari zaman colonial. Entah tahun berapa dibangun, tak ada seorangpun yang ingat. Penunggunya satu keluarga, merekalah yang bertugas mengurus guest house itu. Itulah satu-satunya guest house yang ada di daerah itu. Hari sudah menjelang malam Ketika kami tiba di tempat itu. Kami putuskan untuk beristirahat karena lokasi yang kami tuju masih jauh. Semua anggota rombongan setuju.
Karena perjalanan masih jauh, malam itu rombongan kami memutuskan  untuk menginap di situ. Setelah makan malam kami masuk tidur, hari belum terlalu larut malam. Badan terasa pegal-pegal dan lelah sebentar saja kami menempelkan kepala di bantal sudah langsung terlelap.
Jalan yang kami tempuh hari itu cukup Panjang. Selain berliku-liku juga aspalnya sudah banyak yang terkelupas. Batu-batu bermunculan membuat jalan menjadi bergelombang. Memang itu jalan lama yang mungkin sudah jarang digunakan kendaraan, Itu yang membuat badan terguncang-guncang di dalam mobil.Â
Seluruh badan terasa pegal, di beberapa bagian lengan terasa memar akibat benturan. Tengah malam Adi terbangun, ingin buang air kecil. Ia berjalan menuju kamar mandi di luar dan ia mendengar ada suara seperti orang menyiramkan air. Lama ditunggunya, tak a da orang yang keluar. Ketika Adi sampai Kembali di kamar, semua anggota terlihat masih tidur lelap, Adi merinding bulu kuduknya berdiri.
Pagi tiba semua anggota tim berkumpul untuk sarapan. Adi mulai menceriterakan pengalamannya belum lagi selesai ceriteranya, penunggu guesthouse yang menyiapkan makanan untuk sarapan menimpali ceritera Adi " Jangan heran pak, mungkin itu puteranya yang punya guesthouse ini. Ia baru meninggal seminggu yang lalu". Kami semua tercekat mendengar informasi yang didampaikan. Dalam hati untuk menginap cuma semalam.