Tiap daerah punya makanan khas yang tentu saja banyak digemari masyarakatnya seperti halnya lontong tunjang dari daerah Bengkulu ini. Kalu lontong sudah pasti dikenal di mana-mana demikian juga tunjang atau kikil. Gulai tunjang dan lodeh kikil dua macam makanan dengan bahan dasar sama namun tenar dari daerah yang berbeda. Gulai tunjang tentu tak asing lagi bersasal dari urang minang, sedangkan lodeh kikil dikenal lekat di lidah wong Jowo khususnya dari daerah Jombang Jawa Timur. Lontong tunjang Bengkulu ini isinya dilengkapi dengan gulai nangka, potongan lontong dan kikil. Biasa dijajakan dipinggir jalan di warung lokal saat pagi hari karena umumnya dikonsumsi untuk sarapan. Rasa gurih dari santan dan dan kenyalnya tunjang memang cocok di lidah. Di beberapa daerah menu sarapan yang banyak dijual orang berupa lontong sayur namun lauknya yang lazin berupa telur dan tahu.
Ada tunjang ada kikil, lalu apa beda keduanya? tunjang lazim juga disebut dengan kikil. Tunjang adalah daging yang menempel pada kaki kerbau atau sapi. Kalau di rumah makan Padang tunjang ini di gulai bersamaan dengan tulang lunaknya, biasanya menggunakan kaki sapi. Tunjang atau kikil ini banyak mengandung kolagen. Pada dasarnya kolagen merupakan protein yang menjadi bagian dalam tulang rawan, tulang dan baguian lainnya baik dari hewan atau dalam tubuh manusia yang membantu memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Sedangkan pada persendian dan tendon, bermanfaatr sebagai "perekat" yang membantu menahan tubuh.
Kolagen sebenarnya adalah protein dalam tubuh yang ada secara alamiah yang berperan baik untuk menjaga kesehatan kulit, gigi hingga otak. Selain itu manfaatnya juga baik untuk kulit. Kolagena akan membuat kulit lebih lembab tidak cepat kendur, cerah dan bersinar namun tidak untuk memutihkan. Kolagen diproduksi secara alami oleh tubuh dan kandungan dalam tubuh mulai menurun seiring dengan bertambahnya usia. Tubuh akan cenderung kehilangan elastisitas atau kelenturan kulit, setelah usia 25 tahun sekitar 1,5% dari simpanan kolagen alaminya setiap tahun. Penurunan produksi kolagen pada tubuh dapat menimbulkan proses penuaan seperti keriput, kulit yang kendur, dan nyeri sendi. Beberapa faktor gaya hidup dapat menyebabkan penurunan produksi dari kolagen seperti : mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi gula, merokok, terpapar sinar matahari, rendahnya asupan makanan yang mengandung kolagen, mengalami kekurangan gizi, memiliki masalah pencernaan. Selain mengandung kolagen, kikil juga memiliki sejumlah kandungan keratin dan elastin yang dapat dimanfaatkan untuk membentuk struktur pada jaringan kulit. Tentu saja proses regenerasi kulit ini sangat baik untuk mempertahankan kekuatan dan elastisitas kulit. Kandungan kalsium, dan zat besinya pun terbilang cukup tinggi. Banyak faktor yang dapat memperlambat produksi kolagen, termasuk penuaan, merokok, gula berlebih, sinar UV, konsumsi alkohol berlebih, dan makan makanan olahan yang didenaturasi. Hasil jangka panjang dari penurunan kolagen adalah kulit kendur dan garis-garis halus. Ini adalah dua hal yang paling ditakuti oleh banyak wanita dari seluruh dunia. Ada juga kolagen yang dibuat dalam bentuk minuman sebagai suplemen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI