Santap siang kali ini di Rumah Makan Sunda. Duduknya lesehan, di satu saung berbentuk joglo tanpa dinding. Pemandangan yang disuguhkan cukup asri, sawah luas membentang dengan tumbuhan padi yang belum terlalu tinggi. Angin bertiup sepoi-sepoi basah membuat lautan padi seakan bergelombang sejauh mata memandang. Tempat ini ada yang menyebutnya rumah Makan "Siwah" alias sisi sawah atau di tepi sawah.
Tak lama para pramusaji datang menghidangkan makanan yang digelar di atas meja pendek. Menunya lengkap mulai dari ikan mas bakar dan goreng yang ditata seakan berdiri menantang, sebutannya "standing fish". Tak ketinggalan  tempe dan tahu goreng, ayam goreng, ikan asin dan wader serta tiga piring anyaman bambu penuh berisi lalapan, lengkap dengan cobek sambal terasinya.
Diantara dedaunan lalapan yang disuguhkan ada yang menarik perhatian. Berwarna hijau segar, bentuknya agak lonjong mirip daun sirih dengan permukaan yang tampak seolah bergelombang. Namanya Pohpohan. Rasanya unik segar dan beraroma mentol.
Tanaman ini ternyata kandungan kaliumnya cukup tinggi. Kalium merupakan zat mineral yang penting diperlukan tubuh. Terutama ketika anak-anak, remaja  dalam pertumbuhan atau ibu yang sedang hamil dan menyusui. Fungsinya untuk  pembentukan tulang dan gigi, menjaga kesehatan jantung, saraf, ginjal dan mengatur kesetimbangan cairan tubuh serta kontraksi otot. Jika kekurangan dapat
menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) kesemutan atau mati rasa, Konstipasi (sembelit/susah buang air besar), otot tubuh melemah atau kram.
 Pohpohan juga mengandung zat-zat lain (Vito kimia) yang berfungsi sebagai antioksidan.  Pada Pohpohan dipercaya  dapat mengurangi rasa sakit pada wanita sewaktu haid.
Sebagai tanaman lokal banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan beberapa daerah lain di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, Pohpohan juga ditemui di beberapa bagian dunia seperti Cina, Vietnam, India, Sri Lanka, Jepang. Tanaman ini tumbuh di ketinggian 700 sampai 1.750 meter di atas permukaan laut. Banyak ditemukan di hutan-hutan yang lembab berhumus atau di pinggir-pinggir jalan. Tetapi dapat dikembangkan dengan bijinya.
Sebagai jenis sayuran yang biasa dikonsumsi sebagai lalapan tentu tinggi serat yang baik untuk pencernaan yang juga mampu mengikat kolesterol untuk dibuang dari dalam tubuh.