Mohon tunggu...
GEMPAR
GEMPAR Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hati Ini Milik Siapa

23 November 2017   14:24 Diperbarui: 23 November 2017   15:31 5994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kabut menyelimuti  cakrawala

Gelap  tatapan hati yang tak terhindar

Suara gledeg  bersautan dengan detak jantung

Meratapi,  tapi entah apa yang harus diratapi


Selaksa  rintangan  diujung kegelapan

Berduri, berlubang, bahkan tebing yang curam

Seakan tiada akhir dari sebuah derama kehidupan

Buah karma dari cerita kehidupan


Deritaku entah milik siapa

Mungkin hanya nestapa yang entah berantah

Kebahagian untuk siapa

Yang pasti bukan milik diriku


Aku, akankah datang muzijat

Dikegelapan hati yang sudah membeku

Yang lebih dingin dari kutub antartika

Yang lebih sunyi dari upuk masrik dan magrib


Gemerlap lampu pembawa petaka

Gentayang  cerita berderet hurup

Penyambung pelupuk barat dengan timur

Musnahkan jarak, mendekatkan asa


Setitik cahaya yang terlupakan

Tapi milik siapa

Yang pasti bukan milkku

Entah lah, siapa yang punya itusemua


Berkorban bukan harus menjadi kurban

Bersabar sampe titik yang entah berantah

Berharap gunung es antartika mencair

Berdo'a  kebekuan mencair dengan petuah


Berharap  meleleh dengan kesabaran

Bermunazat demi keutuhan seutas tali

Perekat yang semoga tidak lapuk

Dengan goncangan dan tiupan topan

Yang datang diusia senja

Dia tidak mengenal usia dan kasta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun