Kabut menyelimuti  cakrawala
Gelap  tatapan hati yang tak terhindar
Suara gledeg  bersautan dengan detak jantung
Meratapi, Â tapi entah apa yang harus diratapi
Selaksa  rintangan  diujung kegelapan
Berduri, berlubang, bahkan tebing yang curam
Seakan tiada akhir dari sebuah derama kehidupan
Buah karma dari cerita kehidupan
Deritaku entah milik siapa
Mungkin hanya nestapa yang entah berantah
Kebahagian untuk siapa
Yang pasti bukan milik diriku
Aku, akankah datang muzijat
Dikegelapan hati yang sudah membeku
Yang lebih dingin dari kutub antartika
Yang lebih sunyi dari upuk masrik dan magrib
Gemerlap lampu pembawa petaka
Gentayang  cerita berderet hurup
Penyambung pelupuk barat dengan timur
Musnahkan jarak, mendekatkan asa
Setitik cahaya yang terlupakan
Tapi milik siapa
Yang pasti bukan milkku
Entah lah, siapa yang punya itusemua
Berkorban bukan harus menjadi kurban
Bersabar sampe titik yang entah berantah
Berharap gunung es antartika mencair
Berdo'a  kebekuan mencair dengan petuah
Berharap  meleleh dengan kesabaran
Bermunazat demi keutuhan seutas tali
Perekat yang semoga tidak lapuk
Dengan goncangan dan tiupan topan
Yang datang diusia senja
Dia tidak mengenal usia dan kasta