Mohon tunggu...
Abi Permana
Abi Permana Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menulis

Bertamasya dengan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah Alasan SBY Disebut Pemimpin Transformatif

24 Desember 2017   11:42 Diperbarui: 24 Desember 2017   11:56 1695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam sebuah negara  sangat diperlukan kepemimpinan transformatif.  Terlebih bagi Indonesia, sebagai negara berkembang, kepemimpinan transformatif diharapkan mampu membawa negara ke arah yang lebih jelas dan benar. Lalu, sebenarnya apa sih kepemimpinan transformatif itu?

Kepemimpinan transformatif adalah kepemimpinan yang bertujuan untuk perubahan yang lebih baik. Pemimpin yang tranformatif juga mampu menangkap motivasi para pengikutnya dengan tujuan untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, pemimpin tersebut tentunya mempunyai sifat yang mampu menjadikannya sebagai panutan orang banyak.

Salah satu pemimpin transformatif di Indonesia adalah Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Sosok santun dalam berpolitik, namun tegas dan memiliki program yang brilian. Dalam perjalanannya memimpin negeri ada beberapa capaian walaupun didera tantangan yang terus-menerus menghadang. Namun, semua itu mampu ia lalu karena sikap dasar kepemimpinan selama ia menjabat, menunjukkan kepemimpin transformatif.

Tentu ada beberapa alasan mengapa SBY bisa dikatakan sebagai pemimpin transformatif. Pertama, selama menjadi presiden, ia selalu berada di depan dalam menghadapi krisis. Kilas balik ketika tsunami melanda Aceh pada Desember 2004 silam. Waktu itu SBY sedang berada di Papua. Ketika bencana melanda, SBY langsung menembus awan untuk terbang dari ujung timur ke ujung barat Indonesia. Ia langsung memimpin evakuasi, tanggap darurat, dan pertolongan pertama. Dengan hadirnya pemimpin langsung di lapangan membuat situasi menjadi terkendali dan pelipur lara bagi korban.

Kedua, mengusung spirit soft power. SBY mulai meninggalkan cara-cara lama dalam pendekatan konflik, yaitu dengan menggunakan hard power. Dengan cara tersebut, upaya menyelesaikan konflik harus meninggalkan bercak darah. Hal itulah yang kemudian menjadi concern SBY. Ia kemudian lebih mengutamakan diplomasi berbasis dialog, pendekatan persuasif, dan cara-cara nonperang. Konsep yang dibawa SBY ini kemudian mendapat standing ovation ketika ia berpidato di PBB. Ide ini kemudian populer dengan banyaknya pemimpin di negara lain yang kemudian mengkajinya.

Ketiga, berani mengambil resiko. Awalnya SBY selalu dikritik kurang tanggap, sangat lembek dalam menyikapi ancaman untuk NKRI. Bahkan, banyak yang menganggap SBY waktu menangani sengketa dengan GAM di Aceh tengah bermain-main dengan kedaulatan NKRI. Namun, SBY mampu menekan terjadinya konflik lanjutan dengan negosiasi dan dialog yang alot. Alhasil, GAM akhirnya menerima opsi otonomi khusus di bawah payung NKRI. Satu hal ayng patut dicatat adalah darah anak bangsa tidak tumpah sia-sia dalam konflik di Serambi Mekah tersebut.

Keempat, pemimpin yang bekerja untuk rakyat. Untuk membuktikannya lebih baik kita merujuk pada data yang ada. Selama SBY menjabat anggaran pendidikan terus meningkat. Pada 2002, anggaran pendidikan hanya Rp 13,6 triliun. Pada 2009, pemerintah mampu merealisasikan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN, yang nilainya sekitar Rp 207,4 triliun. Selain itu angka kemiskinan juga turun. Angka kemiskinan pada 2006 mencapai 17,8 persen berhasil diturunkan menjadi 15,5 persen pada 2008, dan kembali dapat ditekan menjadi 13,3 persen pada 2010. Lain lagi dengan pengguran, pemerintah berhasil menekan angka pengangguran sebesar 11,2 persen pada 2005 menjadi 6,56 persen di November 2011.

Kelima, serius dalam memberantas korupsi. SBY terbukti tak tebang pilih dalam memberantas korupsi. Tak peduli siapa pun, meski keluarga dan kerabatnya sekalipun. Lihat saja berapa banyak pejabat dari anggota parlemen, pejabat BUMN, Gubernur, Bupati, dan Walikota yang berurusan dengan hukum. Singkatnya, segala praktek korupsi terus diperangi di era SBY, meski usaha itu tidak pernah mudah. Paling tidak fondasi sudah dibentuk oleh SBY dengan sangat kuat. Tinggal bagaimana generasi sekarang mampu melanjutkan menuju Indonesia yang lebih baik.

Leadership SBY nyatanya mampu membawa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Pembangunan ekonomi melesat, demokrasi terpelihara dan meningkat. Program yang brilian dan eksekusi yang matang setidaknya telah menampakkan hasil.

Sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun