Mohon tunggu...
carla sabrina
carla sabrina Mohon Tunggu... Akuntan - pelajar

hobi mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K-Pop Merajalela, "Menyelamatkan" Remaja Indonesia

19 Februari 2024   09:05 Diperbarui: 19 Februari 2024   09:21 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia semakin hari semakin canggih dan modern. Saat ini, hampir setiap orang sudah bisa mengakses serta menemukan berbagai informasi dari internet tanpa ada batasan. Bahkan, banyak anak-anak di usia dini yang sudah mampu menggunakan media sosial dan memiliki gadget sendiri. Hal tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak hingga dewasa mudah mengakses dunia luar dari segi gaya hidup, fashion, dan berbagai budaya yang telah masuk di kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi informasi di masa modern ini memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Adanya teknologi canggih dapat memudahkan penyebaran informasi secara instan mengenai pengaruh dan budaya di seluruh dunia. Salah satu fenomena yang berkaitan dengan budaya yang terjadi di Indonesia adalah masuknya berbagai budaya dari luar, salah satunya adalah budaya Korea. Mulai dari drama film, fashion, gaya, produk-produk kecantikan, serta musik membawa pengaruh yang sangat besar di berbagai dunia. Indonesia pun menjadi salah satunya. Indonesia saat ini merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, yang juga merupakan rumah bagi jutaan K-popers atau pecinta K-pop. Pada tahun 2019, Twitter mengumumkan daftar negara yang paling banyak men-tweet terkait artis K-pop sepanjang tahun 2019 dan Indonesia berada pada peringkat 3 setelah Thailand dan Korea Selatan. Tidak bisa dipungkiri bahwa mendominasinya musik Korea di Indonesia membawa pengaruh yang cukup besar bagi Indonesia, baik itu pengaruh positif maupun negatif. Seringkali pengaruh musik K-pop di Indonesia dianggap sebagai hal negatif karena dianggap membuat generasi muda menjadi hilang minat akan musik Indonesia dan membuat mereka menjadi tidak tertarik untuk mempelajari budaya tradisional Indonesia. Tetapi, pengaruh K-pop di Indonesia juga membawa banyak dampak positif lhoo..... Dampak positif seperti memperluas relasi pertemanan, memotivasi untuk belajar bahasa asing, kesempatan bekerjasama untuk brand lokal, dll. 

Berdasarkan Liputan6.com, seorang wanita bernama Dwi Puspa Sari berhasil menjadi influencer Korea dari nonton drakor. Pada awalnya, Puspa merupakan seorang freelancer yang bekerja dari rumah. Selama pandemi Covid-19, ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menonton drakor dan konten-konten K-Beauty. Hal tersebut memotivasinya untuk mempelajari bahasa Korea dengan lebih dalam. Hingga akhirnya ia berhasil dan sekarang menjadi seorang influencer Korea. "Motivasinya adalah ingin menonton Drama Korea tanpa subtitle. Jadi bisa sekarang," ujar Dwi Puspa Sari dalam keterangan tertulisnya. Dampak dari menonton konten-konten K-beauty selanjutnya adalah termotivasi untuk melakukan perawatan kulit sehingga dapat memiliki kulit yang cerah dan sehat seperti orang-orang Korea. Di beberapa TV show Korea tentang keseharian bersama para idola, banyak artis sering menunjukkan langkah-langkah perawatan kulit yang baik dan benar, serta menunjukkan berbagai produk perawatan kulit di sudut kamar mereka. Dengan begitu, banyak orang-orang Indonesia yang senang melihat kecantikan orang Korea dan termotivasi untuk memiliki kulit yang cerah seperti mereka. Dilansir dari cantika.com, seorang influencer bernama Suhay membuktikkan keberhasilannya dalam mengikuti perkembangan industri kecantikan, termasuk apa saja produk skincare yang populer dan banyak dibicarakan orang Korea. Suhay pernah mengalami fase mengikuti tren Korean Beauty dengan 10 step langkah skincare. Menurutnya memang terbukti bahwa dengan menggunakan skincare korea, wajah lebih terlihat mulus. "Beberapa tahun lalu aku sempat kaya heboh banget dengan tren skincare Korea. Nah, pas banget berguna juga untuk kulit aku yang memang lagi kering-keringnya," ucap Suhay di acara Kupas Cerita Kreasi Industri Kecantikan oleh Shopee, Selasa, 27 Juni 2023. Banyak produk skincare asal Korea yang bisa membantu perawatan di setiap muka. Oleh sebab itu, banyak orang Indonesia yang dapat merasakan manfaat dari penggunaan skincare Korea atau dengan mengikuti cara merawat muka dengan baik dan benar. 

Selain itu, para K-popers alias penyuka musik K-pop, dapat memperluas relasi dan pertemanan mereka, tidak hanya di Indonesia tetapi bisa dari penjuru dunia. Para penggemar K-pop seringkali menggunakan media sosial sebagai tempat mereka untuk mencari informasi tentang idola mereka dan tempat untuk mengekspresikan diri mereka. Hal ini tentu memudahkan para K-popers untuk bisa saling membagi informasi dan berkomunikasi satu sama lain, apalagi jika mereka memiliki kesamaan. Memperluas relasi pertemanan tidak hanya dapat dilakukan di online saja karena juga dapat dilakukan secara langsung. K-pop group biasanya akan mengadakan konser di setiap negara untuk mempromosikan album dan lagu terbaru mereka. Melalui konser inilah biasanya para K-popers akan mencari teman dan berkenalan secara langsung. 

Berbicara mengenai konser, menjadi staff tetap promotor konser dapat menjadi lapangan pekerjaan lho! Hal ini dikarenakan setiap konser, jumlah penonton akan melebihi perkiraan sehingga diperlukan pengawasan dan tenaga kerja yang banyak. Contohnya saja nih, dilansir dari dyandraglobal.com, salah satu K-pop group ternama Korea yaitu NCT Dream menggelar konser mereka di Jakarta pada 4-6 Maret 2023 lalu. Konser mereka memiliki jumlah penonton yang mencapai 36.000 orang. Selain itu, K-pop sendiri memiliki berbagai merchandise yang menarik sekaligus bermanfaat. Beberapa K-popers juga melihat peluang tersebut dengan menjual beberapa photocard, album atau bahkan ada K-popers yang juga dapat menjadi guru bahasa Korea. Funfact, menyukai musik K-pop itu juga dapat membantu kita terhindar dari kenakalan remaja lho...! Hal ini banyak diakui para remaja yang menyukai K-pop, karena kebanyakan waktu mereka dihabiskan di kamar untuk mencari informasi tentang idola mereka dan membuat mereka terhindar dari berbagai kemungkinan kenakalan remaja seperti merokok, pergaulan bebas, atau bahkan yang paling parah sekalipun, penggunaan narkoba. 

Tetapi, pengaruh K-pop di Indonesia juga memiliki sejumlah dampak negatif yang perlu diperhatikan. Beberapa orang khawatir bahwa popularitas K-Pop dapat menggeser dan menghilangkan keberagaman musik Indonesia. Dampak negatif tersebut dapat meliputi ketertarikan terhadap budaya Indonesia yang semakin berkurang, munculnya sikap atau perilaku konsumtif, dan rasa kecintaan atau kesukaan yang berlebihan terhadap idola mereka (fanatik). Seorang K-popers dapat menjadi  pribadi yang konsumtif. Hal ini dikarenakan kecintaan mereka terhadap idola mereka yang membuat mereka rela mengeluarkan cukup banyak uang hanya untuk membeli merchandise yang dikeluarkan oleh idol favorit mereka. Merchandise tersebut dapat berupa album, light stick, photochard, poster, dan lain-lain. Para penggemar juga rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang yang sama dengan barang yang digunakan oleh idola mereka yang harganya bisa mencapai jutaan rupiah, hanya karena demi memiliki barang yang sama dengan idolanya. Para penggemar juga tidak segan-segan mengeluarkan uang mereka untuk bisa mengikuti konser atau fanmeeting yang digelar oleh idola mereka, yang terkadang memiliki harga tiket yang cukup mahal. Tidak hanya itu, mereka juga rela mengeluarkan uang lebih hanya untuk membeli produk yang diiklankan oleh idola mereka. Berikut contoh produk lokal Indonesia yang menjadikan idol Korea sebagai brand ambassadornya: Somethinc-NCT Dream, Scarlett Whitening-Song Joong ki dan TWICE, Ruangguru-Treasure, Tokopedia-BTS dan Blackpink, Luwak White Coffee-Lee Min Ho, dan lain-lain. 

Dampak yang terakhir, ialah munculnya rasa kecintaan atau kesukaan yang berlebihan terhadap idola mereka. Rasa kecintaan atau kesukaan yang berlebihan tersebut membuat penggemarnya khususnya anak-anak remaja menjadi fans yang cenderung fanatik dan selalu ingin meniru atau mengikuti hal ataupun kegiatan yang dilakukan oleh idola mereka, yang terkadang hal-hal tersebut tidak sesuai dengan norma ataupun adat istiadat yang ada di Indonesia. Kecintaan atau kesukaan yang berlebihan tersebut juga membuat para penggemarnya menjadi pribadi yang denial dan selalu membela idola mereka secara berlebihan sekalipun apa yang akan dilakukan oleh idola adalah hal yang salah, namun mereka seakan-akan selalu mewajarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh idola mereka. Mereka juga terkadang menggap bahwa idola mereka adalah hak mereka sepenuhnya, hal ini membuat mereka cenderung tidak suka apabila ada orang lain yang juga menyukai idola mereka. Sudah ada contoh kasus di Indonesia yang terjadi akibat kefanatikan penggemar K-pop pada tahun 2022 lalu. Berdasarkan Kompas.com, konser grup K-pop NCT 127, yang digelar di Indonesia dihentikan di tengah acara pada Jumat 4 November 2022 lalu. Konser ini dihentikan karena menyebabkan sebanyak 30 orang pingsan akibat berebut bola dari member. Banyak orang berjatuhan diduga lantaran penonton yang berdiri di baris belakang ingin ikut berebut bola plastik yang dibagikan anggota NCT 127. Hal ini menunjukkan bahwa kefanatikan sangat berbahaya, bagi keselamatan diri mereka sendiri dan juga orang lain. Para penggemar ingin sekali mendapatkan bola yang dilemparkan para anggota grup hingga rela saling mendorong dan berjatuhan. Bahkan, ada beberapa penggemar yang berada di barisan depan, yang ingin mencoba untuk mendekati salah satu member dengan melewati pagar pembatas. 

Setiap dampak positif pasti memiliki dampak negatif. Maka dari itu, pendidikan dan pemahaman budaya sangat penting dalam menghadapi tantangan pengaruh K-pop. Sekolah dan keluarga dapat mengambil peran dalam memperkenalkan dan mempromosikan budaya Indonesia kepada generasi muda. Dengan cara ini, pengaruh K-Pop dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan budaya Indonesia tanpa mengorbankan identitas dan keunikan budaya kita sendiri. Berbagai dampak positif yang ada harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, tetapi harus dengan batasan. Semua akan berjalan dengan baik asal kita tahu batasan dan tidak berlebihan. Sebab itu, penting bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan dan mempromosikan keberagaman budaya, serta memperkuat identitas budaya Indonesia dalam menghadapi pengaruh globalisasi yang terus berkembang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun