Malam2 datang ke kantor, karena mesti menerima kiriman barang yang dibawa oleh dua orang petugas. Karena sudah malam, saya ajak mereka mengobrol di ruang perpustakaan. Ruang perpustakaan ini kuno, perabotannya kuno, buku2nya juga kuno, termasuk ruangannya yang besar dan tinggi juga bergaya Belanda. Saya berdua dengan Arroyan. Tamu saya juga berdua. Saya dan tamu duduk di meja tamu. Arroyan duduk agak jauh di meja baca kuno. Cukup lama kami ngobrol di ruang perpus itu.
Ketika pulang, Royan cerita:
"Bi, tadi waktu di perpus aku dengar ada yang suara orang menyanyi."
"Di mana?"
"Di dekat pintu depan itu. Suaranya samar-samar, tapi aku dengar."
"Ah...tidak ada siapa2. Abi tidak dengar apa2. Satpam kali yang menyanyi?"
Di depan perpustakaan memang ada meja satpam.
"Yang nyanyi suaranya perempuan kok, Bi. Suaranya pakai bahasa apa gitu, aku nggak jelas."
"Pakai bahasa Inggris?"
"Bukan!"
"Bahasa Belanda?"
"Nggak tahu, iya mungkin."
Saya tenggok jam, jarum pendek berada di tengah angkan 10 dan 11. Setahuku di kantor malam itu hanya ada saya, Royan, dua tamu saya, dan dua orang satpam. Tidak ada yang lain dan tidak ada yang perempuan. Apalagi bisa bahasa Belanda.
Entah siapa yang berdendang malam2 di depan perpustakaan tadi.
Cerita horor: Pengalaman dengan Hantu