Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dalam Baileo [Part 2]

11 Agustus 2019   22:36 Diperbarui: 11 Agustus 2019   22:35 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ig Hadisiuw, Rumah Baileo

Mido dan teman-temannya terlihat segar nan wangi. Iyato, semuanyakan sudah mandi. Dibandingkan Anis, yang gagal wangi dan segar akibat informasi dadakan Pak Hasan. Anis tidak ambil pusing, dia segera memikirkan bagaimana caranya menghadap masyarakat.

Ibadah sholat Isya telah usai. Depan Baileo makin berisik dengan suara-suara kegembiraan. Gladih resih akan segera dimulai. Tiap-tiap komando para penari itu sudah menyiapkan barisan kelompoknya.

Anis, Mido, dan Nana, masih kepikiran caranya menjelaskan ke masyarakat soal informasi itu. Sementara waktu terus berjalan. Besok hari, sudah seperti bolak balik telapak tangan. Terasa begitu cepat.

"Ya, Allah tolong beta jua," doa Anis dengan penuh gemetaran.

Akhirnya diputuskan untuk berani memberitahu masalah ini kepada masyarakat. Anis dan teman-temannya sudah memikirkan resiko yang akan di dapat.

"Pokonya, katong semua harus terima hinaan dan cacian dari masyarakat. Ini sebuah resiko buat katong sebagai tim penyelenggara," Jelas Anis kepada teman-temannya.

Mereka semua akhirnya keluar menuju gerombolang masyarakat yang sedang merayakan kebahagiaanya. Masih deg-degan tentunya dalam diri  Anis dan teman-teman. Melangkahkan kaki juga sangat terasa berat. Seperti ada beban berat dikaki mereka. Tapi sudah diputuskan bersama untuk memberitahu informasi itu.

langkah demi langkah terus mendekat kerumunan itu. Toa berwarna merah ditangan Anis telihat bergoyang. Bukan karena irama musik tarian atau angin. Goyangan itu berasal dari tubuh Anis yang terus gemeteran.

Tiba-tiba tangan kanan Mido mendarat cepat dibahu Anis. Ose semangat Nis," kata Mido tersenyum tipis-tipis.

Ucapan Mido tadi seakan memberikan semangat kepada Anis agar menghindar dari rasa takut.

"Beta harus bisa, pokonya masyarakat harus tahu informasi dadakan ini," ucap Anis lagi dalam hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun