Mohon tunggu...
Abie Aprianata
Abie Aprianata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pekerjaan Berbahaya Ini Tidak Menyurutkan Semangat Kami Menerangi Negeri

24 Oktober 2016   12:09 Diperbarui: 24 Oktober 2016   12:24 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dome Coal Yard (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tak pernah lekang dari ingatan saya pada tanggal 05 Agustus 2010, adalah kali pertama saya tiba di kota ini. Di unit ini. Setelah menjalani pendidikan prajab, saya ditempatkan untuk On The Job Training di Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, tepatnya di Sektor Pembangkitan Labuhan Angin. Kelak, disini jugalah SK pengangkatan pegawai tetap saya turun. Jadi kira-kira sudah 6 tahun lebih saya mengabdikan diri di PLN dan unit ini.

Berhubung saya berasal dari Sumatera Selatan, banyak yang bilang saya harus bersyukur karena masih ditempatkan di pulau yang sama dengan kampung halaman. Karena banyak teman angkatan saya yang sama-sama berasal dari Sumatera Selatan diletakkan di Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua. Namun sebagai informasi, kabupaten Tapanuli Tengah memiliki jarak kurang lebih 9 jam perjalanan darat menuju bandara yang ada di Medan. Pada tahun 2010, bandara Sumatera Utara masih di Polonia. 

Namun pada 2013, bandara Sumatera Utara pindah ke Kuala Namu. Tapi hal itu tidak memberikan efek jarak tempuh yang berbeda, kalo pun saya hendak mudik menemui keluarga masih juga harus menempuh perjalanan 8 jam perjalanan darat dulu. Memang disini ada bandara kecil yaitu bandara Ferdinand Lumbantobing. Namun jika mudik dari sana, maka harus siap-siap cost yang lebih besar, terlebih lagi bandara tersebut sering ditutup jika cuaca tidak memungkinkan.

Sekilas tentang Sektor Labuhan Angin, terletak di pesisir barat pulau Sumatera, tepatnya di provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah. Pembangkit kami memiliki kapasitas 2x115 MW dengan tipe boiler Circulated Fluidized Bed, dan merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap pertama yang berbahan bakar batubara di Pembangkitan Sumatera Utara. Selama 6 tahun mengabdi di PLN, saya ditempatkan di pengelolaan energi primer. Mulai dari ketersediaan energi primer (batubara dan HSD), operasional bagian energi primer dan perencanaa pemeliharaan bagian energi primer. Selamaini, orang berfokus hanya pada kehandalan Boiler dan Turbin Uap pada PLTU, namun mereka melewatkan sesuatu yang tidak kalah penting, yaitu pengelolaan batubara. Penanganan Batubara atau biasa Coal Handling adalah sub bagian dari Coal & Ash Handling di Sektor kami. Bagian yang fokus pada ketersediaan bahan bakar batubara yang disuplaike unit. Ada banyak kisah dan beragam lika-likunya demi tujuan itu.

Let The Adventure Begins

Pembangunan PLTU ini juga penuh dengan konflik saat itu, mulai dari kami para pekerja (mulai dari karyawan PLN, Outsourchingsampai Cleaning Service) yang harus naik perahu setiap hari demi mencapai lokasi unit kami. Bayangkan jika sedang terjadi cuaca buruk. Pernah perahu yang kami naiki rusak mesinnya pada saat hujan lebat dan angin kencang. Membuat kami hanya bisa terombang- ambing di tengah laut sambil memeluk Life Vest (rompi pelampung) masing-masing. Berdoa semoga cuaca lebih baik dan kapal bantuan untuk menarik kapal kami segera tiba. 

Bisa dibayangkan pada para operator yang melakukan shift malam dan harus naik perahu pada malam hari dengan kondisi seperti itu. Ngeri-ngeri gimanaah gituh. Pada saat itu kami harus naek perahu dikarenakan tuntutan dari warga sekitar yang mengaku jika lahan mereka belum digantirugi oleh pemerintah. Konflik pernah meruncing sampai pada tahun 2010, mobil truk pembawa material dibakar oleh warga. Hasilnya truk itu dibakar dan polisi mencari pelaaku tindakan anarkis tersebut. Dan pernah juga personil Pol PP yang hendak mendamaikan konflik malah bentrok dengan warga sekitar. dan terdapat korban di kedua belah pihak.

Foto Truk yang Dibakar (Sumber: Liputan6.com)
Foto Truk yang Dibakar (Sumber: Liputan6.com)
Pada masa itu juga, truk pengangkut High Speed Dieseluntuk kebutuhan operasional kami juga pernah dicegat. Dan dilarang untuk melewati jalan darat menuju unit kami. Sehingga dengan terpaksa, demi kelangsungan operasional unit kami, truk tadi diberangkatkan dengan jalur laut menggunakan Kapal Roro (sejenis kapal feri). Pokoknya pada saat itu masih beberapa kali terjadi tindak premanisme seperti maen cegat bus angkutan unit sampai tahun 2014 dan syukurlah tidak memakan korban dan dapat diselesaikan dengan damai. Namun saat ini kondisi sudah mulai kondusif, dan kami bisa bekerja dengan tenang.

Draught Survey

Adalah mekanisme yang dilakukan untuk menentukan muatan kapal/ tongkang dengan melakukan pembacaan Draught Mark dan memasukkan angka-angka tersebut pada rumus tertentu sehingga diperoleh total muatan batubara yang dibongkar oleh Coal Handling Facility. DraughtSurveydilaksanakan oleh Independet Surveyor, pihak PLN hanya bertugas sebagai Witness Officer. Draught Surveydilaksanakan di atas air, otomatis para personil harus menggunakan perahu. Dalam pelaksanaannya, Draught Surveyharus dilakukan baik siang maupun malam hari. Dan kadang dalam kondisi hujan deras sekalipun. Namun jika cuaca sudah benar-benar buruk, aktifitas DraughtSurveybisa ditunda sampai cuaca reda demi keselamatan personil.

Pekerjaan ini menuntut satu keharusan. Para personil harus bisa berenang. Selain itu di perahu yang dipergunakan untuk melaksanakan Draught Surveyharus memiliki Life Vest. Saya sendiri pernah menyaksikan kejadian dimana personil Surveyorsempat terpeleset dan jatuh ke laut saat hendak menaiki Tug Boat. Untungnya, personil tersebut menggunakan Life Vest sehingga tidak tenggelam, walau masih harus menderita kerugian materiil karena banyak peralatan pribadi seperti handphone dan laptopnya yang rusak terkena air laut. Seandainya dia tidak memakai Life Vest walaupun dia bisa berenang, tidak akan menjamin ia akan selamat. Karena pada saat itu dia menggunakan sepatu safety, dan akan sangat merepotkan saat berenang. Dari hal tersebut membuat saya memperoleh pelajaran penting, jangan sepelekan Alat Pelindung Diri saat menjalani tugas di perusahaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun