Mohon tunggu...
Abid Nurhuda
Abid Nurhuda Mohon Tunggu... Ilmuwan - Motivator

Masih Dalam Pencarian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ada Apa dengan Film Dilan?

24 Maret 2019   15:35 Diperbarui: 24 Maret 2019   15:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dilan... Saat ini siapa sih yang tidak kenal dia? Pemuda dengan sejuta pesona yang banyak di gandrungi oleh kaum hawa. Dilan dikenal tidak hanya dari novel nya yang laris manis..akan tetapi juga dikenal dari kesuksesan filmnya, hal itu terbukti sejak dirilisnya film Dilan 1990 lalu di lanjut dengan film Dilan 1991 dan berhasil meraih penghargaan novel film yang paling banyak di tonton saat tayang perdana seAsia Tenggara bersaing dengan film-film luar negeri.

Di balik kesuksesan nya, ternyata banyak menuai kontraversi bahkan dikabarkan para aktivis di makasar mendemo secara ramai-ramai ke bioskop yang menayangkan film Dilan ketika tayang perdana di daerah tersebut. Karena menurut mereka moral bangsa Indonesia semakin rusak dengan adanya film semisal Dilan, berikut beberapa alasan mereka :

Dilan mengajarkan pacaran, yang mana pacaran merupakan tradisi dan budaya barat dan sebaiknya masyarakat Indonesia tidak menelan budaya tersebut mentah mentah. Apalagi sampai memasukan hal tersebut ke dalam skenario film. Karena hal itu bisa memberikan pengaruh bagi penonton nya, dan condong ingin melakukan apalagi meniru hal tersebut. Bangsa Indonesia sendiri saja sudah banyak yang sampai hamil di luar nikah disebabkan melakukan pergaulan bebas dan terkena dampak era globalisasi, gimana jika di perkuat dengan adanya tontonan dilan tersebut maka makin bebaslah pergaulan bangsa Indonesia terutama pemuda pemudi nya. Dilan menahan rindu aja tidak kuat, bagaimana mungkin dia akan bisa menahan syahwat.

Jelas mustahil, di samping membawa dampak negatif pada moral, para anak bangsa terutama pemuda pemudi nya kehilangan gambaran dari para tokoh hebat terdahulu, seperti Ali bin Abi Tholib yang bisa menahan diri dari rasa cinta nya kepada makhluk dan mampu menahan pandangan nya dari hal hal yang belum halal bagi nya.

Anak zaman sekarang tidak begitu kenal dengan tokoh teladan islam tersebut,tapi jika di tanya soal Dilan pasti mereka akan bersaut sautan dan saling memberikan argumen tentang sosok tersebut. Lalu dimanakah letak pengetahuan kita yang katanya Indonesia merupakan negeri mayoritas muslim terbanyak di dunia? Apakah dengan ketidaktahuannya mengenai tokoh teladan nya sendiri itu bisa dijadikan ciri.

Lalu ada argument lagi yang membantah ataupun tidak suka dengan sikap dan juga karakter dari dilan. Di film tersebut, Dilan diceritakan berani dengan guru bahkan sampai merengkuh kerah baju gurunya akan tetapi dipisahkan oleh beberapa orang guru dan murid yang mengikuti upacara tersebut. Secara tak sadar film tersebut memberikan contoh yang tidak baik, apalagi film tersebut juga digandrungi semua kalangan, nggak kecil, nggak remaja, bahkan orang-orang tua pun juga ikut menjamur.

Maka tidak heran dikhawatirkan anak kecil tersebut akan meniru dengan mudah nya apa yg di tonton , apalagi masa kanak kanak adalah masa yang fanatic, atau identik suka mengikut, maka alangkah baiknya jika yang di tontonkan adalah figure dan sosok yang mempunyai moral terutama akhlak yg berkualitas. Seperti karakter zaid bin tsabit yang mempelajari kemuliaan akhlaknya dari Rosulullah secara langsung namun anak-anak sekarang tidak mengenal nya. Dan lebih mengenal Dilan.

Padahal di masa mudanya Zaid berprestasi sebagai penulis wahyu dan mempunyai macam macam potensi dalam bakat pengembangan diri, berbeda 180 derajat dengan figure dan sosok Dilan yang suka hura hura, tawuran masa muda dengan bergenk genk, .tanpa peduli dengan masa depan dan potensi nya. Ditambah dengan segala bentuk permsalahan yang harus di selesaikan dengan berantem atau berkelahi seolah tidak ada alternatif lain yang bisa di gunakan saat persengketaaan dua orang atau pun kedua belah pihak, sedangkan Zaid dan para sahabat yg hidup dizaman Rosulullllah, mereka lebih suka berdiskusi jika mendapat masalah dan juga bermusyawarah untuk menyelesaikannya. Itu juga merupakan beberapa pertimbangan orang orang yang kontra dengan film Dilan.

Diantara hal lain yang membuat kontra adalah Dilan menghabiskan masa mudanya hanya agar di cintai makhluk dan tanpa karya. Mau di sekolahkan di manapun ,Dilan tidak akan mantaati peraturan yg sekolah buat bahkan di saat pelajaran pun bukan nya mau serius belajar. Namun  malah menganggap hal itu candaan dengan masuk ke kelas nya Milea sedangkan di dalam kelas tersebut guru sedang menerangkan.

Dari sisi psikologis pun juga juga tidak baik karena disitu ada perbuatan yang tidak menghargai orang tua, berbeda cerita jika kita mengenal Muhammad Alfatih yang dia itu jago dalam banyak hal seperti strategi, politik menguasai bahasa asing, dan dia menghabiskan masa mudanya dengan belajar sungguh sungguh sehingga di usia yang masih sangat muda belia yaitu berumur 21 tahun beliau sudah menaklukkan konstantinopel dan saat beliau menjadi panglimanya, dia begitu sangat dicintai dan di segani oleh banyak orang karena kecerdasannya bukan di cintai karena gombalan nya, kira kira begitulah presepsi beberapa orang yg kontra dengan film dilan. Mereka berpendapat bahwa film Dilan itu banyak negatifnya ,terutama bagi kebanyakan anak bangsa yang Sukanya hanya ikut-ikutan tidak menghargai eksistensi guru.

Hanya demi agar terlihat keren dan tidak terkalahkan, apalagi dianggap dan terkesan jagoan seperti Dilan, meski film tersebut memiliki banyak viewer bahkan sampai luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Korea dan lain lain. Namun di balik kesuksesan tersebut mendulang banyak sekali pro dan kontra terhadap film Dilan. Terlepas dari pro dan kontra tersebut ,sebenarnya itu semua kembali kepada pribadi masing masing, mau mengambil positifnya ataukah negatifnya. Karena presepsi orang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang, segi mana mereka melihat nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun