Mohon tunggu...
abidlahsalfada
abidlahsalfada Mohon Tunggu... Penulis

Pelayan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Parenting VOC vs Teori Psikologi Perkembangan: Antara Ketegasan Otoriter vs Pendekatan Humanistik dalam Mengatasi Krisis Moral Anak

14 April 2025   08:27 Diperbarui: 14 April 2025   08:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tengah era digital yang cepat dan serba permisif, banyak orang tua dan pendidik merasa frustrasi melihat generasi muda yang makin jauh dari nilai-nilai moral. Anak-anak tumbuh dengan kecenderungan mudah tersinggung, tidak tahan kritik, dan kurang memiliki rasa hormat terhadap otoritas. Dalam konteks ini, muncul kembali pendekatan yang dikenal sebagai Parenting VOC, sebuah gaya pengasuhan yang mengedepankan disiplin ketat, aturan jelas, dan kontrol otoriter, yang terinspirasi dari karakter keras dan terorganisir yang terinspirasi dari Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), kongsi dagang Belanda yang dikenal kuat, sistematis, dan tegas.

Parenting VOC: Keras Tapi (Katanya) Membentuk

Pendekatan ini dipilih oleh sebagian orang tua yang mulai lelah dengan gaya pengasuhan lembut yang tidak kunjung membuahkan hasil. Parenting VOC tidak ragu memberikan konsekuensi tegas, menuntut kepatuhan mutlak, dan menekankan hierarki antara orang tua dan anak. Dalam pendekatan ini, anak tidak diberikan ruang banyak untuk negosiasi atau ekspresi diri, karena prinsipnya adalah: anak belajar dari disiplin, bukan dari kelembutan.

Gaya ini mengingatkan pada pendekatan authoritarian parenting dalam teori psikologi, di mana kontrol berada sepenuhnya di tangan orang tua. Penelitian dari Diana Baumrind, seorang psikolog perkembangan yang mengkategorikan gaya pengasuhan menjadi tiga (authoritarian, authoritative, permissive), menyebut bahwa gaya authoritarian cenderung menghasilkan anak yang patuh, tetapi kurang berkembang dalam hal kemandirian dan kreativitas.

Namun, para pendukung Parenting VOC berargumen bahwa dalam konteks krisis moral saat ini, pendekatan keras justru dibutuhkan untuk membentuk karakter. Mereka percaya bahwa 'kelembutan modern' justru telah membuat generasi baru kehilangan daya tahan, tanggung jawab, dan ketundukan pada norma sosial.

Teori Perkembangan Psikologis: Humanisme, Tahapan, dan Empati

Di sisi lain, pendekatan psikologis klasik maupun kontemporer melihat anak sebagai individu yang memiliki potensi berkembang secara bertahap. Tokoh seperti Jean Piaget (perkembangan kognitif), Lev Vygotsky (sosial-kultural), Erik Erikson (psikososial), dan Lawrence Kohlberg (perkembangan moral), menekankan pentingnya memahami tahap perkembangan anak agar pendekatan yang diberikan selaras dengan usia dan kematangan emosional mereka.

Misalnya, Erikson menyebutkan bahwa anak-anak di usia sekolah sedang berada pada tahap 'industry vs inferiority', artinya, mereka sedang belajar membangun rasa percaya diri dan kapasitas produktif. Jika dalam masa ini anak hanya dihujani tuntutan dan hukuman, tanpa ruang eksplorasi, maka yang terbentuk bisa jadi justru rasa rendah diri, bukan karakter tangguh.

Dalam dunia pendidikan, Maria Montessori dan John Dewey juga menentang pengasuhan dan pendidikan yang bersifat otoriter. Mereka mengedepankan kemandirian, rasa ingin tahu, dan kepercayaan diri sebagai pondasi pembelajaran dan pertumbuhan moral.

Komparasi Parenting VOC vs Teori Perkembangan Psikologis

Jika dilihat dari relasi antara orang tua dan anak, Parenting VOC menempatkan orang tua sebagai pemegang kuasa mutlak dalam rumah tangga. Hubungannya bersifat hierarkis dan satu arah; anak dituntut untuk taat tanpa banyak ruang diskusi. Sebaliknya, dalam pendekatan psikologis modern, relasi dibangun secara dialogis dan partisipatif. Anak dianggap sebagai individu yang layak didengar, sehingga proses pengasuhan melibatkan komunikasi dua arah yang sehat. Perbedaan ini mencerminkan tujuan utama yang berbeda pula: Parenting VOC menekankan pembentukan kepatuhan dan disiplin, sementara teori psikologis menekankan perkembangan moral, otonomi, dan pemahaman diri anak secara menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun